Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2023

Dari Muktamar Sufi Dunia di Pekalongan

Gambar
Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (Jatman) menggelar perhelatan World Sufi Assembly di Kota Pekalongan. Acara tersebut berlangsung mulai hari ini Selasa (29/8/2023) dan berakhir Kamis (31/8/2023). Muktamar Sufi Internasional II itu secara resmi dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo dan akan ditutup Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin. Sekretaris Jendral (Sekjend) Jatman KH Mashudi menjelaskan, acara sufi dunia atau World Sufi Assembly (WSA) Conference ini dihadiri 68 Masyayeikh dari luar negeri, 1.500 ulama dan habib dalam negeri, serta para tokoh masyarakat. "Untuk pemondokan tamu kami libatkan banyak hotel di Kota Pekalongan dan siapkan rumah masyarakat yang tersebar di Kota dan Kabupaten Pekalongan," ujarnya. Kiai Mashudi menerangkan, dalam acara tersebut juga akan dilakukan sejumlah kajian. Di antaranya mengkaji pendidikan sufi agar betul-betul meresap di hati masyarakat dunia. Juga kajian tentang ekonomi, sosial, hingga soal teknologi dan perad...

Makna Kemerdekaan dalam Pandangan Sufi

Gambar
Kemerdekaan dalam pandangan kaum sufi memiliki makna tersendiri. Makna kemerdekaan menurut mereka tergantung kepada tingkatan spiritualitas yang dilalui seorang hamba.  Para penulis teori-teori tasawwuf ketika menjelaskan kebebasan dalam karya-karya mereka selalu dimulai dengan konsep hamba (al-abd) berikut dengan semua atribut kehambaan (al-ubudiyyah). Dalam penjelasan ini, yang tersisa dalam substansi dan identitas kesufian tidak lain hanyalah kehambaan atau dalam bahasa kaum sufi al-ubudiyyah. Namun persoalan jadi lain ketika seorang hamba dalam perjalanan ruhaninya telah sampai kepada tingkat al-fana. Sampai di sini, pembahasan kaum sufi menjadi lain, tidak lagi soal kehambaan atau al-ubudiyyah tapi soal kebebasan atau al-hurriyyah. Lalu apa sebenarnya makna al-hurriyyah dalam pandangan kaum sufi? Hakikat kebebasan, kata al-Qusyairi dalam ar-Risalah, terletak kepada kesempurnaan kebebasan (fi kamal al-hurriyyah). Secara lebih jauh lagi, al-Qusyairi mengutip pandangan al-Hallaj:...

Memaknai Kemerdekaan Ala Sufi

Gambar
Menjadi manusia merdeka merupakan salah satu cita-cita dari risalah Muhammad SAW. Ada berbagai gebrakan yang dilakukan oleh beliau untuk menggapai cita-cita tersebut. Dimulai dari larangan penguburan bayi perempuan di tengah kalangan Arab yang meninggikan derajat laki-laki. Juga memberlakukan denda-denda memerdekakan budak di kalangan masyarakat yang masih kental perbudakan.  Usaha-usaha itu tak ayal untuk mencapai posisi kesetaraan hak asasi manusia hingga tidak ada satu insan pun yang berada di bawah kuasa manusia lain. Namun, menjadi merdeka secara fisik saja belum cukup bagi seorang muslim yang ingin mencapai derajat insan kamil. Mendapat hak makan, minum, berpendapat, berekspresi, memperoleh kekayaan, tidak dapat dikatakan merdeka jika dinilai dengan parameter tasawuf. Ada ukuran-ukuran yang menjadi tolak ukur agar seorang insan dikatakan merdeka secara jiwa dan ruhnya. Ukuran jiwa merdeka ada ketika seseorang sudah terbebas dari jeratan nafsu buruk. Sebab jiwa yang masih lebi...