Sabtu, 28 Maret 2015

Dialog Tentang Tahlilan Sunni vs Wahabi

WAHABI: “Anda harus meninggalkan Tahlilan 7 hari, hari ke 40, 100 dan ke 1000. Kalau tidak, Anda akan masuk neraka!”

SUNNI: “Apa alasan Anda mewajibkan kami meninggalkan Tahlilan 7 hari, hari ke 40, 100 dan 1000?”

WAHABI: “Karena itu tasyabbuh dengan orang-orang Hindu. Mereka orang kafir. Tasyabbuh dengan kafir berarti kafir pula!”

SUNNI: “Owh, itu karena Anda baru belajar ilmu agama. Coba Anda belajar di pesantren Ahlussunnah wal Jama’ah, Anda tidak akan bertindak sekasar ini. Anda pasti malu dengan tindakan Anda yang kasar dan sangat tidak Islami. Ingat, Islam itu mengedepankan akhlaqul
karimah, budi pekerti yang mulia. Bukan sikap kasar seperti Anda.”

  • WAHABI: “Kalau begitu, menurut Anda acara Tahlilan dalam hari-hari tersebut bagaimana?”

SUNNI: “Justru acara dzikir Tahlilan pada hari-hari tersebut hukumnya sunnah, agar kita berbeda dengan Hindu.”

WAHABI: “Mana dalilnya? Bukankah pada hari-hari tersebut orang-orang Hindu melakukan kesyirikan!?”

SUNNI: “Justru karena pada hari-hari tersebut, orang Hindu melakukan kesyirikan dan kemaksiatan, kita lawan mereka dengan melakukan kebajikan, dzikir bersama kepada Allah Swt. dengan Tahlilan. Dalam kitab-kitab hadits diterangkan:
ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮْﺩٍ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ
ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ:ﺫَﺍﻛِﺮُ
ﺍﻟﻠﻪِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻐَﺎﻓِﻠِﻴْﻦَ ﺑِﻤَﻨْﺰِﻟَﺔِ ﺍﻟﺼَّﺎﺑِﺮِ ﻓِﻲ
.ﺍﻟْﻔَﺎﺭِّﻳْﻦَ

Dari Ibnu Mas’ud Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Orang yang berdzikir kepada Allah di antara kaum yang lalai kepada Allah, sederajat dengan orang yang sabar di antara kaum yang melarikan diri dari medan peperangan.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir
no. 9797 dan al-Mu’jam al-Ausath no. 271. Al-Hafidz as-Suyuthi menilai hadits tersebut shahih dalam al- Jami’ ash-Shaghir no. 4310). Dalam acara tahlilan selama 7 hari kematian, kaum Muslimin berdzikir kepada Allah, ketika pada hari-hari tersebut orang Hindu melakukan sekian banyak kemungkaran. Betapa indah dan mulianya tradisi Tahlilan
itu.

WAHABI: “Saya tidak menerima alasan dan dalil Anda. Bagaimanapun dengan Tahlilan pada
7 hari kematian, hari ke 40, 100 dan 1000, kalian berarti menyerupai atau tasyabbuh dengan Hindu, dan itu tidak boleh!”

SUNNI: “Itu karena Anda tidak mengerti maksud tasyabbuh. Tasyabbuh itu bisa terjadi, apabila perbuatan yang dilakukan oleh kaum Muslimin pada hari-hari tersebut persis dengan apa yang dilakukan oleh orang Hindu. Kaum Muslimin Tahlilan. Orang Hindu jelas tidak Tahlilan. Ini kan beda.”

WAHABI: “Tapi penentuan waktunya kan sama!?”

SUNNI: “Ya ini, karena Anda baru belajar ilmu agama. Kesimpulan hukum seperti Anda, yang mudah mengkafirkan orang karena kesamaan soal waktu, bisa berakibat mengkafirkan Rasulullah Saw.”

WAHABI: “Kok bisa berakibat mengkafirkan Rasulullah!?”

SUNNI: “Anda harus tahu, bahwa kesamaan waktu itu tidak menjadi masalah, selama perbuatannya beda. Coba Anda perhatikan hadits ini:

ﻋَﻦْ ﺃُﻡِّ ﺳَﻠَﻤَﺔَ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ
ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺼُﻮﻡُ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟﺴَّﺒْﺖِ ﻭَﻳَﻮْﻡَ
ﺍْﻷَﺣَﺪِ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﻣِﻤَّﺎ ﻳَﺼُﻮﻡُ ﻣِﻦْ ﺍْﻷَﻳَّﺎﻡِ ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ
ﺇِﻧَّﻬُﻤَﺎ ﻋِﻴﺪَﺍ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ﻓَﺄَﻧَﺎ ﺃُﺣِﺐُّ ﺃَﻥْ
.ﺃُﺧَﺎﻟِﻔَﻬُﻢْ

Ummu Salamah Ra. berkata: “Rasulullah Saw. selalu berpuasa pada hari Sabtu dan Ahad, melebihi puasa pada hari-hari yang lain. Beliau Saw. bersabda: “Dua hari itu adalah hari raya orang-orang Musyrik, aku senang menyelisihi mereka.” (HR. Ahmad no. 26750, an-Nasa’i juz 2 halaman 146, dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban). Dalam hadits di atas jelas sekali, karena pada hari Sabtu dan Ahad, kaum Musyrik menjadikannya hari raya. Maka Rasulullah Saw. menyelisihi mereka dengan berpuasa. Sama dengan kaum Muslimin Indonesia. Karena orang Hindu mengisi hari-hari yang Anda sebutkan dengan kesyirikan dan kemaksiatan, yang merupakan penghinaan kepada si mati, maka kaum Muslimin mengisinya dengan dzikir Tahlilan sebagai penghormatan kepada si mati.

WAHABI: “Owh, iya ya.”

SUNNI: “Saya ingin tanya, Anda tahu dari mana bahwa hari-hari tersebut, asalnya dari Hindu?”

WAHABI: “Ya, baca kitab Weda, kitab sucinya Hindu.”

SUNNI: “Alhamdulillah, kami kaum Sunni tidak pernah baca kitab Weda.”

WAHABI: “Awal mulanya sih, ada muallaf asal Hindu, yang menjelaskan masalah di atas. Sering kami undang ceramah pengajian kami. Akhirnya kami lihat Weda.”

SUNNI: “Itu kesalahan Anda, orang Wahabi, yang lebih senang belajar agama kepada muallaf dan gengsi belajar agama kepada para kyai pesantren yang berilmu. Jelas, ini termasuk bid’ah tercela.”

WAHABI: “Terima kasih ilmunya.”

SUNNI: “Anda dan golongan Anda tidak melakukan Tahlilan, silakan. Bagi kami tidak ada persoalan. Tapi jangan coba-coba menyalahkan kami yang mengadakan dzikir Tahlilan.” (Fahraaj Siddique Assa'ad)


Selasa, 17 Maret 2015

Membongkar kebohongan bisnis properti tanpa modal

Kebohongan Bisnis Properti Tanpa Modal
Iming-iming menjadi sukses di bisnis properti tanpa modal telah menjadi sebuah fenomena baru. Telah menjadi sebuah model jualan laris manis bak kacang goreng. 

Tentu saja banyak dijual lewat sebuah seminar. Mulai dari kemasan seminar  paling murah hingga  yang biayanya mencapai puluhan juta rupiah. Semuanya laris manis dijual dengan mengusung sebuah topik beriming-iming “Sukses bisnis properti tanpa modal!”. Wooww...!!

Namun semudah dan sesederhana itukah menggapai sukses? Padahal untuk masuk kedalam bisnis dunia properti bagai masuk kedalam hutan belantara. Akan menempuh perjalanan begitu banyak rintangan, ujian, terjal, penuh jebakan dan penuh lika-liku.   

Kata orang Medan, bah, enak kali, cukup datang ke acara seminar sekali kemudian bermodalkan bacot doang kita mendapat jaminan sukses untuk terjun kedalam bisnis properti. Cukup mengikuti petunjuk para mentor yang notabene para pemain bisnis properti yang sudah sukses akan menjamin peserta jadi orang sukses? Jangan bermimpi sukses digapai dengan cepat. Atau hanya dengan satu atau dua kali jatuh bangun menderita kegagalan lalu kita akan sukses menangguk keuntungan berlipat-lipat di bisnis ini? Wah, nanti dulu bung!!

Bisnis properti, memang sangat mudah sekali dikomersialkan. Terutama oleh orang-orang tertentu  yang punya kepentingan mencari untung. Mereka  menjual ilmunya dengan kemasan penuh iming-iming. Mereka jualan mimpi yang cukup menjanjikan untuk dikomersialkan karena banyak orang sudah kepincut duluan dengan nikmatnya dan menggiurkannya bisnis properti ini. 

Mungkin karena bisnis properti sangat empuk untuk dijual kepada orang-orang yang haus ilmu dan terobsesi sukses instan di dunia properti. Karena bawaan nafsu, banyak orang rela merogoh koceknya  sangat dalam asal bisa tahu dan bisa sukses dengan cara gampang. Apalagi dengan tagline "tanpa modal." 

Namun seinstant-instannya sebuah bisnis tentu perlu sebuah proses. Tak hanya proses menghabiskan waktu selama mengikuti seminar. Atau proses trial and error, jatuh bangun hingga menemukan kiat sukses tersendiri.

Padahal untuk terjun kedalam dunia bisnis properti tak semudah membalik telapak tangan. Memerlukan perjuangan yang tidak ringan. Memerlukan ketabahan dan kesabaran. Bahkan memerlukan pengetahuan tambahan lainnya, seperti di bidang perbankan, perpajakan, pertanahan, teknik negosiasi, dll.

Apalagi jika kita memposisikan sebagai pebisnis properti jual beli. Banyak aspek yang harus diketahui, dimengerti dan dilakukan. Tak sedikit orang tertipu hanya karena kurangnya pengetahuan dan kecerobohan. Misalnya terjerat persoalan karena terlanjur membeli tanah yang masuk wilayah sengketa. Banyak sekali orang yang terjun ke bisnis properti salah mengambil keputusan karena posisi tanah tersebut masih berupa hak waris yang belum dibagi. 

Ada seribu satu model dan macam kasus yang akan menghambat diri kita untuk sukses kedalam bisnis properti ini. Bisnis tanah sepintas lalu memang menggiurkan, namun ada resiko-resiko yang  siap menjungkal-balikan kita kedalam wilayah sengketa, bahkan bisa masuk ke wilayah penipuan. Kadang kita sudah cermat, teliti serta hati-hati, namun bisa saja akan menjumpai masalah-masalah yang tidak kita duga sehingga kita berpotensi terjerembab dan terperosok kedalam lubang sengketa tanah.

Hal-hal yang kayak ginilah kadang orang belum tahu dan orang tidak mau tahu ketika hendak masuk kedalam bisnis properti tanpa modal ini. Namun yang terpenting dari semua catatan tersebut bahwa semakin kita sering gagal didalam mencoba dan mencoba sebuah bisnis pasti akan menjadikan kita secara tidak langsung menjadi lebih matang. Ibarat sebuah pepatah pengalaman adalah guru yang terbaik. 

Sama juga ketika kita masuk kedalam dunia bisnis properti biasanya  harus mengalami jatuh bangun terlebih dahulu.  Ketika kita mengikuti seminar properti kita akan berinteraksi dengan  para mentoring yang sudah kenyang dengan pahit manisnya di bisnis ini.  Tentu saja mereka akan dengan entengnya ngomong “bagaimana cara sederhana dan mudah sukses di bisnis ini”. 

Trus bagaimana dengan Anda? Ya tentunya juga perlu banyak belajar untuk sukses bisnis properti tanpa modal tersebut. Terpenting jangan mudah termakan omongan dan trik pemasaran untuk ikut seminar-seminar sukses bisnis properti tanpa modal. Teori gampang tapi pelaksanaanya di lapangan begitu sulit. Contohnya, untuk pinjam ke bank, tak semudah seperti dalam teori.  Apalagi pihak bank saat ini sudah tau cara investor mengakali bank. Jadi tak semudah seperti yang diomongkan para mentor. 

Cara berburu rumah murah
Nah, mendingan sekarang bagaimana berburu untuk mendapatkan rumah murah. Memburu rumah murah merupakan sebuah seni tersendiri. Baik itu untuk dijual kembali atau ketika kita hendak menghuninya. Seandainya kita saat ini sedang membutuhkan rumah, tentunya memilih rumah dengan harga murah merupakan sebuah pilihan wajib untuk dipenuhi. 

Memang benar bahwa harga murah bukan jaminan berkualitas. Namun akan memberikan kepuasan tersendiri kalau kita bisa mendapatkan rumah yang bagus, tetapi bisa dibeli dengan harga sangat murah. Rumah dengan harga dibawah pasaran akan kita dapatkan, asal tau triknya.

Berikut ini beberapa tips dan trik untuk mendapatkan rumah murah untuk dijual:

1, Cari Rumah Take Over (Over Kredit)

Salah satu trik yang bisa dipakai adalah dengan cara mencari perumahaan yang diover kredit. Rumah dengan cara dibeli dengan sistem over kredit ini, memang terkadang ada, dan kadang kita juga agak sulit menemukannya. Untuk mencari informasi rumah yang diover kredit kita bisa mencarinya di berbagai media seperti koran atau googling di internet.

Namun ada cara yang paling ampuh didalam mencari rumah dengan metode over kredit adalah mencari informasi langsung kepada bank pemberi KPR. Terutama kepada bank yang nasabahnya sudah tidak mampu membayar atau meneruskan kredit rumahnya.

2. Cari Rumah Lelang

Bank BTN selaku bank pemberi KPR biasanya mengiinfokan properti yang akan dilelang. Ini merupakan kesempatan baik untuk segera mendaftar. Properti lelang biasanya mematok harga di bawah pasar.   Lelang biasanya dilakukan juga secara tertutup, terbatas hanya orang tertentu saja yang tahu. Untuk itu Anda perlu mempunyai kenalan atau koneksi orang dalam untuk mendapatkan informasi ini. 

3. Beli rumah/properti pada orang yang sedang terdesak butuh uang

Trik sederhana berikutnya dengan membeli rumah/atanah/properti kepada penjual yang memang membutuhkan dana segera (instan). Setidaknya untuk properti seperti ini kita akan diberikan kemudahan dalam melakukan negosiasi harga. Namun demikian harus tetap harus hati2 dan jeli. Jangan sampai properti yang akan dibeli itu tampak murah, namun dibalik itu banyak persoalan yang membelit proses jual belinya.

Itulah, beberapa tips dan trik sederhana bagaimana membeli atau memilki rumah dengan cepat, murah dan berkualitas tentunya. Intinya bahwa dalam jual beli properti atau berbisnis di properti ini dibutuhkan kreativitas dan kehati-hatian yang sangat tinggi.
(infobisnisproperty.blogspot.com)

Sembilan Rekomendasi Hasil Muktamar Sufi Internasional 2023 di Pekalongan

World Sufi Assembly Conference 2023 atau Muktamar Sufi Internasional yang berlangsung pada 29 hingga 31 Agustus 2023 resmi ditutup.  Konfer...