KonsPro (27/2) JAKARTA - PERTUMBUHAN apartemen dan kondominium sangat pesat di Indonesia dalam beberapa tahun ini. Fenomena itu sangat menonjol terjadi di sejumlah kota besar, seperti wilayah Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Jones Lang LaSalle menyebutkan pada tahun ini saja bakal masuk pasokan kondominium baru di Jakarta sebanyak 14.900 unit, yang datang dari 40 proyek baru. Jumlah pasokan itu bakal bertambah lagi sekitar 11.600 unit hingga 2014 sehingga total tambahan sampai 2014 mencapai 26.500 unit.
Sedangkan jumlah kondominium yang excisting mencapai 76.309 unit ditambah dengan excisting apartemen sewa sebanyak 7.814 unit. Pertumbuhan apartemen yang luar biasa itu, melahirkan peluang bisnis baru yang tidak kalah gurih keuntungannya, yaitu bisnis estate management. Banyak bisnis jasa yang muncul seiring dengan perkembangan gaya hidup di hunian vertikal. Untuk mengetahui potret bisnis itu, Kreditproperty mencoba mendalaminya dari Bambang Setiobudi, Presdir PT Prima Buana Internusa, salah satu pemain utama di bidang jasa estate management. Berikut rangkumannya:
Bagaimana Anda melihat perkembangan produk apartemen di Indonesia saat ini?
Pertumbuhan apartemen di Indonesia sangat cepat, terutama di Jakarta. Banyak apartemen baru yang bermunculan sehingga setiap tahun ada tambahan unit apartemen dalam jumlah cukup banyak. Agung Podomoro Group adalah salah satu pengembang yang banyak melahirkan proyek apartemen baru di Jakarta. Munculnya banyak apartemen baru membutuhkan jasa pengelolaan gedung karena setiap apartemen yang dibangun mesti ada pengelola yang merawat dan memberbaikinya.
Jadi banyaknya apartemen baru melahirkan bisnis baru pula?
Benar. Penghuni atau pemilik apartemen membutuhkan perusahaan pengelola gedung yang handal agar bisa memilihara gedung tempat mereka tinggal supaya tidak kumuh dan menurunkan nilai jual aset karena tidak terawat. Dalam aturan operasional gedung apartemen kan dalam 2 tahun pertama akan menjadi tanggungjawab pengembang untuk mengelolanya. Setelah itu akan diserahkan kepada penghuni melalui PPRS [Perhimpunan Penghuni Rumah Susun PPRS]. PPRS bisa mengelola sendiri apartemen yang mereka huni, tapi kalau tidak maka tentu diserahkan kepada perusahaan estate management. Di sinilah peluang itu munculnya karena kalau diserahkan kepada perusahaan estate management maka harus dilakukan oleh perusahaan profesional dengan berbadan hukum.
[NB: Pemberian jasa estate management tidak gratis. Penghuni apartemen atau rusun dikenakan biaya service charge. Rerata biaya service charge apartemen di Jakarta sekitar Rp5000 per M2 per bulan untuk kelas rumah susun milik dan sampai Rp20.000 per M2 untuk apartemen mewah atau kelas premium. Biaya service charge ini untuk layanan yang bersifat umum dalam pengelolaan apartemen sehingga tidak termasuk jasa layanan privat yang harus ditanggung lagi oleh pemilik unit apartemen]
Apa saja peluang baru yang muncul dari pengoperasian apartemen?
Agung Podomoro Group melihat banyak peluang untuk mendapatkan profit dari property management sehingga memutuskan mendirikan perusahaan ini sejak 6 tahun lalu melalui akuisisi perusahaan yang sudah berbadan hukum. Disadari, tidak mungkin Agung Podomoro mengelola sendiri semua proyek apartemennya yang jumlahnya sangat banyak. Dengan perusahaan khusus property management memungkinkan pengelolaan manajemen apartemen menjadi lebih fokus. Ada banyak jasa yang dikelola terkait dengan jasa property management ini. Kami membuat divisi secondary market untuk membantu menyewakan fasilitas umum milik pengembang dan penghuni yang menjadi bagian dari milik bersama. Juga bisa menyewakan unit apartemen yang mau disewakan. Ini cukup berhasil sejauh ini.
Bahkan kami bisa mendapatkan penyewa Base Transceiver Station (BTS) dengan nilai sewa mencapai Rp45 miliar. Hasil sewa ini diberikan kepada pemilik unit partemen melalui PPRS. Tidak hanya berorientasi profit, property management juga membidani proyek ramah lingkungan melalui program pengelolaan sampah hijau yang mengolah kompos ramah lingkungan. Ada banyak pihak terlibat dalam proyek go green ini, seperti perusahaan rekanan dan pemulung. Para pemulung mendapatkan penghasilan dari penjualan barang-barang an-organic yang dapat didaur ulang. Sisanya kami cacah menjadi kompos. Tidak berhenti sampai di situ, property management ternyata juga membuka peluang bisnis di bidang IT. Kami telah membuat beberap program billing system yang menggabungkan produk dari bank utama dengan sms billing. Ada pula mobile application untuk check list unit-unit, lelang secara eletronik, hingga kanal siaran komunitas untuk penghuni apartemen kami yang sangat banyak.
[NB: PT Prima Buana Internusa adalah anak usaha baru dari Agung Podomoro Group, yang diakuisisi sejak 6 tahun lalu. Perusahaan estate management ini saat ini mengelola sekitar 50.000 unit apartemen di 30 lokasi dengan total luas bangunan mencapai 2,9 juta M2. Pada tahun ini menargetkan mendapatkan tambahan klain baru sebanyak 5-6 proyek apartemen baru dengan tambahan sekitar 4000 unit.](kreditproperty.com)