Kamis, 30 November 2023

Sembilan Rekomendasi Hasil Muktamar Sufi Internasional 2023 di Pekalongan

World Sufi Assembly Conference 2023 atau Muktamar Sufi Internasional yang berlangsung pada 29 hingga 31 Agustus 2023 resmi ditutup. 

Konferensi sufi internasional ke-4 yang menghadirkan lebih dari 70 tokoh dari berbagai belahan dunia ini menghasilkan 9 rekomendasi penting mulai dari bidang tasawuf sampai bidang pendidikan, ekonomi, dan pembangunan. 

“Para ulama dan peneliti yang hadir telah menyampaikan paparan dan rekomendasi dalam 4 tema dan 8 sesi, yakni bidang pendidikan Sufi dan dampaknya pada penyucian jiwa sejumlah 10 paparan,” kata Habib Ali Hasan Al-Bahr dan Syech Riadh Baso dalam pembacaan rekomendasi hasil Muktamar di Sahid Convention Center, Pekalongan, Jawa Tengah, pada Kamis (31/8/2023). 

“Ekonomi dan pembangunan berkelanjutan sebanyak 5 paparan. Media dan pembentukan opini publik dan Universitas Al-Ihsan sejumlah 10 paparan, dan peran utama tasawuf dalam membangun manusia dan peradaban sebanyak 10 paparan,” ujar Habib Ali pada muktamar yang dihadiri para cendikiawan, syekh tarekat, akademisi, ekonom, pakar media, serta partisipasi luas tarekat sufi dan tokoh agama dari dalam dan luar negeri ini.

Berikut paparan-paparan 9 rekomendasi muktamar yang mengangkat tema Karya Sufi Kontemporer di Dunia yang Dinamis dikutip dari laman Jatman. Rekomendasi ini mencakup aspek pendidikan, perilaku, investasi, pembangunan, pertanian dan kemandirian:

1. Para peserta muktamar menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Yang Mulia Presiden Republik Indonesia yang telah mensponsori konferensi ini dan kepada Habib Lutfi bin Ali bin Yahya Ketua Umum Majelis Sufi Dunia atas penyelenggaraan forum ini dan atas keberhasilannya dalam memilih tema muktamar ini, serta untuk masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Pekalongan pada khususnya atas sambutan hangat dan keramahtamahan mereka, tidak lupa ucapan terima kasih ditujukan kepada semua orang yang telah berusaha untuk menyukseskan kegiatan konferensi yang efektif ini. 

2. Muktamar ini menyerukan pengintegrasian, pengaturan, dan institusionalisasi upaya-upaya tarekat Sufi, serta membentuk divisi yang bertugas membuat perencanaan, kajian, strategi-strategi kerja sufi kontemporer, memverifikasi asal-usul tarekat dan mendokumentasikannya. 

3. Muktamar ini mengajak tarekat-tarekat Sufi untuk mengembangkan metodologi investasi di bidang pertanian, proyek pembangunan berkelanjutan dan program energi terbarukan untuk mencapai swasembada ekonomi, serta menyerukan kesadaran untuk mengurangi polusi yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. 

4. Muktamar menyeru tarekat-tarekat Sufi untuk berkontribusi secara efektif pada pembentukan pasar ekonomi bersama dan bekerjasama secara terbuka dengan kamar dagang, dan sektor industri dan pertanian, serta melakukan koordinasi yang baik di antara mereka, yang mengarah pada upaya saling melengkapi dan kemajuan ekonomi. 

5. Muktamar menyeru tarekat-tarekat Sufi agar berkontribusi dalam bidang pendidikan dan pengajaran (sekolah dan universitas) untuk menambahkan sentuhan keimanan bernafaskan sufistik dan untuk menempuh segala hal yang dapat membantu generasi dalam mendapatkan pengetahuan agama dari sumber murni Islam dengan empat dimensinya (Islam, Iman, Ihsan, Fiqih Realitas dan Perubahan) untuk menghadapi perilaku dan penyimpangan yang dihadapi anak-anak muda akibat pengaruh media dan media sosial. Baca Juga Penjelasan Imam Al-Ghazali tentang Tasawuf dan Sufi 

6. Para peserta muktamar menyerukan untuk mempertahankan pelaksanaan muktamar ini setiap tahun di negara yang menjadi kantor pusat Majelis Sufi Dunia dan mengajak berkontribusi secara kolektif untuk mendukung majelis, menyelenggarakan muktamar turunan (serupa) di berbagai wilayah Islam lainnya, berkontribusi dan berpartisipasi dalam muktamar Sufi yang diadakan oleh pihak lain. 

7. Peserta muktamar menyeru pemerintah dan masyarakat untuk melestarikan norma-norma keluarga dan masyarakat, dan menentang segala bentuk propaganda global berupa hal-hal yang bertentangan dengan fitrah yang suci dan mengubah ciptaan Tuhan, seperti LGBT, penyimpangan seksual, dan sejenisnya. 

8. Muktamar memutuskan untuk mendirikan kantor-kantor cabang di setiap benua, berdasarkan kebutuhan yang bertugas memperkenalkan Majelis Sufi Dunia, mengembangkan investasi di bidang ekonomi, dakwah, pendidikan dan media, serta membentuk portofolio investasi untuk mendukung proyek-proyek majelis. Konferensi juga memutuskan untuk membentuk komite khusus yang bertugas menindaklanjuti segala sesuatu yang berkaitan dengan pendirian Universitas Al-Ihsan, serta mencari sumber pendanaan untuk tujuan ini. Selain itu, juga membentuk komite yang bertugas; mempelajari pendirian lembaga media yang dapat dipergunakan untuk memproduksi publikasi media dan menyebarluaskan nilai-nilai tasawuf, mendirikan stasiun TV satelit, dan mencari sumber dana untuk terlaksananya tujuan ini. 

9. Muktamar menyerukan saudara-saudara kita di Sudan, Nigeria, Libya, Yaman, Suriah dan negara-negara lain yang menderita kerusuhan internal untuk mengedepankan dialog dan kepentingan nasional, menghindari chaos, penggunaan senjata, bentuk-bentuk kekerasan dan (politik) pecah belah, serta memberikan kesempatan kepada bijak bestari dan cendekiawan untuk menyelesaikan masalah yang dipersengketakan melalui dialog. 

Konferensi juga menyeru tarekat-tarekat sufi untuk mengerahkan seluruh daya dan upayanya guna memperbaiki hubungan dan menyebarkan koeksistensi damai di antara komponen masyarakat. 

Terakhir, tentunya terus-menerus berupaya untuk memberikan solusi bagi problematika besar dunia Islam di Yerusalem dan Palestina.
(Sumber: nu.or.id//editor:muhammadfaizin)

Jumat, 17 November 2023

Qohwah (Kopi) Minuman para Sufi

Kopi merupakan minuman yang sangat nikmat disajikan di segala kondisi. Kopi juga memiliki cita rasa yang khas yang sangat melekat di lidah penikmatnya. Kopi juga terbukti mengandung unsur kimia yang bisa menolak rasa kantuk dan ini sangat berfaedah sekali bagi orang yang ingin bergadang atau memiliki aktifitas malam hari.

Namun taukah Anda bahwa kopi adalah minuman para sufi? Dan taukah Anda bahwa para Ulama yang berkomentar tentang kopi? 

Di antara ulama yang saya temukan komentarnya dalam kajian saya seperti yang dikutip oleh Al Allamah Abdul Qodir Bin Muhammad Al Jaziry Dalam kitabnya Umdatus Shofwah fi Hukmil Qohwah, banyak ulama yang berfatwa mengenai hukum kebolehan meminum kopi seperti Syidi Syeh Zakariya Al anshori, Syidi Syeh Abdurrohman Bin Ziyad , Syidi Syeh Zarruq Al Maliki Al Maghribi, Syidi Syeh Abu Bakr bin Salim Attarimi, dan Syidi Syeh Abdulloh Al Haddad. 

Nama-nama yang telah disebut di atas merupakan tokoh tokoh besar sufi. Tidak hanya berfatwa bahkan banyak juga ulama yang telah mengarang kitab yang isinya membahas Khusus mengenai hukum kopi dan faidah Meminum kopi, diantaranya Sayyid Al Allamah Abdurrohman bin Muhammad Al Aidrus dalam Risalah Inusi as-Shofwah bi Anfusi al-Qohwah, juga Al Imam Al Faqih Syeh Bamakhromah mengarang syair tentang kopi yang Syairnya di komentari oleh banyak ulama. 

Lalu dari Indonesia juga ada Al-Allamah Syeh Ikhsan Jampes Kediri dalam kitabnya Irsyadul Ikhwan fi Syurbil Qohwah wa Addukhon, juga Syeh abdul Qodir Bin Syekh dalam kitab Shofwatu As Shofwah fi Bayan hukmil Qohwah. Juga dijelaskan dalam kitab Tarikh Ibnu Toyyib mengenai keutamaan Kopi dan banyak lagi ulama yang menjelaskan tentang kopi. 

Pasti kita penasaran kenapa para ulama bahkan para sufi mengistimewakan kopi? 

Coba kita lihat komentar Al Imam Ibnu Hajar Al Haitami ; ثم اعلم ايها القلب المكروب أن هذه القهوه قد جعلها اهل الصفاء مجلبة للأسرار مذهبة للأكدار وقد اختلف في حلها اولا وحاصل ما رجحه ابن حجر في شرح العباب بعد ان ذكر أنها حدثت في اول قرن العاشر . ان للوسائل حكم المقاصد ،فمهما طبخت للخير كانت منه وبالعكس فافهم الأصل 

"Lalu ketahuilah duhai hati yang gelisah bahwa kopi ini telah dijadikan oleh Ahli shofwah (orang orang yang bersih hatinya) sebagai pengundang akan datangnya cahaya dan rahasia Tuhan, penghapus kesusahan. Para ulama berbeda pendapat akan kehalalannya, namun alhasil yang diunggulkan oleh Ibnu Hajar dalam kitab Syarhul Ubab setelah penjelasan bahwa asal usul kopi di awal abad kesepuluh hijriyah memandang dari Qoidah 'bagi perantara menjadi hukum tujuannya' maka selama kopi ini dimasak untuk kebaikan maka mendapat kebaikannya begitu juga sebaliknya, maka fahami asalnya.

"Begitu juga hasil penelitian saya juga selama di Yaman Khususnya yang saya lihat sendiri di daerah Mukalla, Tarim, Sihr dan Seiyun ketika saya menghadiri Majlis-Majlis Ilmu, ba'da tarawih ataupun Majlis Sholawat dan Hadroh saya mendapati semuanya menghidangkan kopi sambil membaca Qosidah. 

Memang jelas sekali bahwa Ulama Sufi ketika menikmati kopi tiada lain adalah agar supaya bisa menolak rasa ngantuk jika akan beribadah dan menjadikan tubuh bersemangat untuk berdzikir kepada Allah SWT. ad Dalam Diwan Syekh Bamakhromah beliau berkata ; "Dalam gelas kerinduan itu membuat orang yang meminumnya berada dalam tingkatan para perindu dan memakaikannya pakaian ahli pecinta dalam kedekatan kepada Allah. 

Bahkan jika seandainya diminum oleh seorang Yahudi maka niscaya hatinya akan mendapatkan tarikan hidayah dan inayah Tuhan." Dan Al Habib Abdurrohman Shofi Assegaf mengatakan; "...bahwa kopi yang disiapkan oleh para Sufi ini Esensinya untuk menarik Hati kepada Allah SWT maka pahamilah isyarah dan bedakan antara setiap argumentasi" . Imam Ahmad Assubki juga berkata ; قال احمد بن علي السبكى ; واما منافعها يعني القهوه تقريبا ... فالنشاط للعبادة والأشغال المهمة وهضم الطعام وتحليل الرياح والقولنج والبلغم كثيرا 

"Kopi manfaatnya yaitu kira-kira untuk membuat semangat ibadah dan pekerjaan penting juga menghancurkan makanan, agar tidak masuk angin dan menghilangkan dahak yang banyak." Ada juga yang menganggap kopi (qohwah) mirip dengan nama khomer, maka ulama memberikan jawaban dalam kitab inasus Shofwah sebagai berikut. 

"Penamaan qohwah bagi sebagian orang dianggap menyerupai nama khomer, tentu tuduhan ini tidak mendasar karena tidak harus kesamaan nama juga menunjukkan sama maknanya, bahkan para sholihin dan shadat membuktikan bahwa kopi digunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.

"Dalam Tarikh Ibnu Toyyib dikatakan: يا قهوة تذهب هم الفتى # انت لحاوى العلم نعم المراد شراب اهل الله فيه الشفا # لطالب الحكمة بين العباد حرمها الله على جاهل # يقول بحرمتها بالعناد 

"Kopi adalah penghilang kesusahan pemuda, senikmat-nikmatnya keinginan bagi engkau yang sedang mencari ilmu. Kopi adalah minuman orang yang dekat pada Allah didalamnya ada kesembuhan bagi pencari hikmah diantara manusia. Kopi diharamkan bagi orang bodoh dan mengatakan keharamannya dengan keras kepala." 

Kesimpulannya, kopi merupakan minuman para sufi yang digunakan untuk taqarrub, mendektkan diri kepada Allah SWT yang mana memiliki banyak faidah baik secara rohani ataupun medis. 

Tarim, 21 Dzulqo'dah 1436 H
(Sumber: qohwah minuman para sufi/nu.or/Moh Nasirul Haq/Mahasiswa Imam Shafie College Mukalla Yaman)

Kamis, 16 November 2023

Kota Pekalongan Jadi Tuan Rumah Perhelatan Sufi Dunia

Presiden Joko Widodo dan para ulama sufi dari 60 negara menghadiri Multaqo Sufi Al-Alamy atau Muktamar Sufi Internasional di Kota Pekalongan pada 29–31 Agustus 2023.

Kehadiran Presiden Jokowi beserta puluhan ulama sufi dari berbagai negara di Pekalongan untuk memenuhi undangan Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya selaku Pimpinan atau Ketua World Sufi Assembly (WSA), sekaligus Rais Aam Idarah Aliyah Jam'iyyah Ahluth Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (JATMAN).

Multaqo Sufi Al Alamy tahun 2023 merupakan penyelenggaraan yang ke dua kalinya. Pertama kali Multaqo Sufi Al Alamy digelar pada tahun 2019 silam. Salah satu hasilnya adalah menetapkan Habib Luthfi bin Yahya sebagai Ketua Forum Sufi Dunia, atau yang kini berubah nama menjadi Majelis Sufi Dunia atau World Sufi Assembly.

Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid mendampingi Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya dan Tim Jatman menghadap ke Istana Negara bertemu dengan Presiden Jokowi. "Menjadi sebuah kehormatan, Kota Pekalongan menjadi tempat penyelenggaraan Multaqo Sufi Al-Alamy atau Muktamar Sufi Internasional," tutur Wali Kota Aaf saat dikonfirmasi di Kota Pekalongan, Kamis (10/8/2023).

Menurut Aaf alhamdulillah perhelatan sufi dunia telah berjalan dengan lancar, sukses dan membawa keberkahan. "Sebelumnya memang kami sowan ke RI satu sekaligus mengundang Pak Jokowi untuk hadir. Pengalaman ini tentu menjadi sangat luar biasa untuk Kota Pekalongan," tutup Aaf.

Senin, 13 November 2023

Apakah Semua Umat Manusia Ditanya Malaikat di Alam Kubur?

Munkar dan Nakir adalah dua malaikat yang diutus oleh Allah untuk menguji keimanan setiap individu di dalam kubur. Pertanyaan pertama yang mereka ajukan mencakup keyakinan seseorang terhadap Allah, Nabi, dan agama.

Pertanyaan Munkar dan Nakir tidak hanya sekadar menilai pengetahuan, tetapi juga menguji kedalaman keyakinan dan amal perbuatan yang dilakukan selama hidup.

Lantas, apakah seluruh umat manusia ditanyai oleh Munkar dan Nakir di Alam Kubur? Simak penjelasannya dalam artikel berikut ini!

Apakah Seluruh Umat Manusia Ditanyai oleh Munkar dan Nakir di Alam Kubur?
Ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama mengenai apakah seluruh umat manusia ditanyai oleh Munkar dan Nakir di alam kubur.

Ada yang berpendapat pertanyaan tersebut hanya ditujukan untuk umat Islam saja, ada pula yang berpendapat sejatinya semua manusia ditanyai termasuk orang kafir. Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan berikut.

Pendapat Bahwa Hanya Umat Islam yang Ditanyai di Alam Kubur

Menurut Abu Abdullah At-Tirmidzi dikutip dari buku Perjalanan Ruh, "Pertanyaan pada mayit hanya berlaku pada umat ini saja. Sebab umat-umat sebelum kita setiap kali mereka mengabaikan rasul-rasul yang datang membawa risalah kepada mereka, mereka pun segera diazab setelah rasul-rasul mereka diungsikan terlebih dahulu."

Di samping itu, menurut Abu Umar Bin Abdil Bar dalam kitabnya At-Tamhid, "Berbagai atsar menunjukkan bahwa ujian atau pertanyaan di dalam kubur hanya ditujukan kepada orang mukmin atau munafik, yaitu orang-orang terkait dengan ahli kitab dan Islam yang mengucapkan syahadat.

Adapun orang kafir yang membangkang dan menentang, tidak termasuk mereka yang mendapat pertanyaan tentang siapa Tuhannya, apa agamanya, dan siapa nabinya.

Pertanyaan semacam ini hanya ditujukan kepada orang Islam. Allah meneguhkan orang-orang beriman dan orang-orang ingkar akan gemetar."

Penjelasan tersebut menyiratkan bahwa pertanyaan oleh Munkar dan Nakir hanya akan ditanyakan kepada umat muslim saja.

Pendapat bahwa Orang Kafir dan Munafik juga Ditanyai di Alam Kubur

Berbeda dengan pendapat sebelumnya, ada pula pendapat ulama yang mengatakan bahwa semua umat manusia ditanyai oleh Munkar dan Nakir.

Dikutip dari buku Hakekat Ruh, di dalam Ash-Shahihain disebutkan dari Anas bin Malik, Nabi bersabda, "Sesungguhnya, jika hamba diletakkan di liang lahat dan keluarganya sudah meninggalkannya, ia bisa mendengar suara sandal mereka."

Lalu, Al-Bukhari menambahkan, "Sedangkan orang munafik dan orang kafir maka ditanyakan kepadanya: 'Apa yang kamu katakan tentang orang ini?' Ia menjawab 'Aku tidak tahu. Aku mengatakan seperti yang dikatakan orang-orang.'

Maka dikatakan kepadanya: 'Kamu memang tidak tahu dan kamu tidak pernah membaca.' Lalu, ia dipukul dengan palu besi hingga ia menjerit kesakitan yang didengar oleh makhluk yang ada di sekitarnya, kecuali manusia dan jin'."

Selain itu, masih dikutip dari buku yang sama, Abu Sa'id Al-Khudri menghimpun dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Abu Amir Al-Aqdi, berkata, "Kami diberitahu Ibad bin Rasyid, dari Dawud bin Abu Hindun, dari Abu Nadhrah, dari Abu Sa'id, ia berkata"

'Kami menghadiri jenazah bersama Rasulullah, lalu ia menyebutkan hadisnya hingga beliau bersabda: 'Jika ia orang kafir atau munafik maka malaikat bertanya kepadanya: 'Apa yang engkau katakan tentang orang ini?' Ia menjawab: 'Aku tidak tahu'."

Penjelasan tersebut berarti jelas sekali bahwa pertanyaan di alam kubur juga akan ditanyakan kepada orang kafir dan munafik tidak hanya umat muslim saja.

Pendapat yang Netral

Terdapat ulama yang mengambil posisi netral seperti Abu Umar bin Abdul-Barr dikutip dari buku Roh yang menyatakan bahwa dalam hadits Zaid bin Tsabit disebutkan dari Nabi Muhammad, beliau bersabda, "Sesungguhnya umat ini akan diuji di dalam kuburnya."

Ada golongan yang menganggap hadits di atas tidak menunjukkan kekhususan bagi umat ini semata, tanpa umat yang lain. Umat yang dimaksudkan bisa umat manusia tetapi juga bisa umat binatang.

Maka kata "diuji" menurut lafaz ini bisa berarti hanya ditujukan kepada umat ini secara khusus. Akan tetapi, masalah ini tidak bisa diputuskan begitu saja.

Para ulama yang mengambil posisi netral memilih untuk tidak terlalu mempermasalahkan mengenai hal ini dan mengembalikannya sebagai rahasia Allah. Hanya Allah SWT yang lebih tahu. Wallahualam.

Siapa yang Tidak Ditanya oleh Munkar dan Nakir?

Terdapat pendapat ulama yang menyatakan bahwa beberapa golongan manusia diberi kemudahan oleh Allah di alam kubur sehingga lolos dari pertanyaan Munkar dan Nakir.

Dilansir dari buku Islam Kafah Bukan Ajaran Penuh Amarah, menurut Syekh Ibrahim Al-Laqqani dalam Hidayatul Murid, terdapat tujuh orang yang tidak ditanya Munkar dan Nakir, yakni:

Orang yang beruzlah atau menyendiri di gua untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam jangka waktu tertentu.

Orang yang mati syahid di medan perang untuk mempertahankan keimanannya kepada Allah SWT.

Orang yang mempercayai kebesaran Allah SWT baik zahir maupun batin.
Orang yang membaca surah Al-Mulk secara istiqomah setiap malam.
Orang yang meninggal sebab busung lapar.
Orang yang meninggal pada malam Jumat.
Orang yang meninggal sebab bencana alam.

Demikian penjelasan mengenai pertanyaan mengenai apakah seluruh umat manusia ditanyai oleh Munkar dan Nakir di alam kubur?

Para ulama berbeda pendapat tentang hal ini. Jadi, kembali kepada keyakinan detikers masing-masing. Namun, yang pasti Allah yang lebih tahu. Hal yang paling penting adalah mempersiapkan diri dengan amal ibadah sebelum menghadapi kematian. Wallahu a'lam.
(Fida Afra/Detik Hikmah)

SEPULUH ARGUMENTASI BAHWA MALAM KE-27 ADALAH LAILATUL QODAR

Apakah bisa dipastikan tanggal 27 Ramadan adalah lailatul qodar? Untuk memastikan, barangkali lebih berhati-hati jangan. Tetapi bahwa mayori...