Senin, 30 November 2015

Kiat Sukses Berinvestasi Properti

Terjun ke bisnis properti membutuhkan kejelian. Anda bisa mendapatkan keuntungan yang menggiurkan, tetapi Anda juga bisa merugi jika salah menginvestasikan properti. Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan jika ingin menjadi investor properti yang sukses? Berikut ini simak tips-tipsnya.

1. Anda harus untung saat membeli properti


Maksudnya, Anda harus bisa memiliki kemampuan untuk menilai apakah harga suatu properti kemahalan atau nantinya bisa menguntungkan Anda. Contohnnya, harga pasaran suatu apartemen adalah Rp 1 miliar, tetapi Anda berhasil membelinya dengan harga hanya Rp 800 juta. Setelah itu, Anda menjualnya kembali dengan harga Rp 1 miliar. Berarti Anda mendapatkan untung Rp 200 juta.

2. Cari properti yang benar-benar ingin dijual

Banyak iklan penjualan properti, tetapi ternyata pemiliknya kurang serius menjualnya karena merasa tidak terlalu mendesak jika propertinya laku terjual. Hal ini hanya akan menghabiskan waktu Anda dan Anda pun kesulitan membeli properti tersebut dengan harga yang bisa menguntungkan Anda.

3. Pilihlah berdasarkan keuntungan transaksi yang bisa Anda dapatkan

Sebagus apapun suatu properti, tetapi jika kurang menghasilkan arus kas yang positif, maka jangan mau menginvestasikan uang Anda untuk membeli properti tersebut.

4. Hindari menyebutkan angka penawaran terlebih dahulu saat mulai bernegosiasi

Biarkan penjual properti yang menawarkan harga jual terlebih dahulu, baru setelah itu Anda mengajukan harga penawaran.

5. Bisnis properti dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro

Ada kalanya bisnis ini meningkat, tapi ada kalanya siklus properti menurun. Untuk itu, terjun ke dunia properti adalah suatu keputusan yang harus serius, bukan karena ikut-ikutan sehingga Anda bisa tetap bertahan menghadapi siklus properti yang mungkin terjadi.

6. Harga properti biasanya selalu naik tiap tahun 

Semakin lama Anda menahannya, maka semakin banyak keuntungan yang bisa Anda peroleh saat menjualnya. (Detikfinance/detik.com)

Rabu, 11 November 2015

Kaidah Membaca Al-Qur'an

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Al-Qur’an adalah kalamullah Ta’ala. Kalam-Nya secara hakiki yang diturunkan melalui Malaikat Jibril yang terpercaya kepada Nabi Muhammad saw. Allah berbicara dengannya secara hakiki, bukan kata-kata hati atau yang selainnya. Contoh: Allah Ta’ala berfirman dalam salah satu ayat Al-Qur'an:

وَإِنۡ أَحَدٌ۬ مِّنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ٱسۡتَجَارَكَ فَأَجِرۡهُ حَتَّىٰ يَسۡمَعَ كَلَـٰمَ ٱللَّهِ


Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah,... (Q.S. At-Taubah: 6).
Tilawah/membaca Al-Qura’an wajib atas setiap Muslim, sebagaimana firman Allah Ta’ala: yang artinya: "... karena itu bacalah apa yang mudah [bagimu] dari Al Qur’an....:" (Q.S. Al-Muzammil: 20). Membaca Al-Qur’an sesuai adab akan mendapat berkah dari bacaannya serta meraih pahala yang sempurna.

1. Beberapa Adab Membaca Al-Qur'an 

1. Niat yang Benar

Maksudnya adalah ikhlas karena Allah Ta'ala semata. Karena Allah telah bersabda:

...... وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ 

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam [menjalankan] agama dengan lurus..(Q.S. Al-Bayyinah: 5)
Rasulullah saw. juga telah bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلَ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ"

Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak menerima suatu amal kecuali yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata mengharapkan wajah-Nya." [1]
2. Mengharapkan Pahala
Rasulullah saw. bersabda:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ"

Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah, maka baginya satu kebaikan. Setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan miim satu huruf." [2]

3. Membaca al-Qur’an dalam Keadaan Suci
Pahala menjadi lebih sempurna apabila seseorang membaca al-Qur'an dalam keadaan bersuci. Meskipun demikian, ia juga boleh membaca al-Qur'an tanpa berwudhu' jika ia membacanya dengan hafalan.

4. Bersuci ketika Hendak Menyentuh Mus-haf al-Qur’an
Nabi saw. bersabda:

لاَ تَمُسُّ القُرْآن إِلاَّ وَأَنْتَ طَاهِرٌ"

Janganlah menyentuh al-Qur'an kecuali dalam keadaan bersuci." [3]
Adapun menyentuh al-Qur'an tanpa berwudhu, terdapat perbedaan pendapat tentang hukumnya. Untuk kehati-hatian hendaknya berwudhu' ketika ingin menyentuh mushaf al-Qur'an. Mayoritas ulama mensyaratkan hal ini, meskipun ada sebagian ulama yang berpendapat bolehnya menyentuh mushaf tanpa berwudhu'.

5. Menghadap Kiblat
Boleh juga membaca al-Qur’an tanpa menghadap kiblat, tidak ada salahnya. Namun, menghadap kiblat lebih mendorong untuk khusu’ dan lebih utama daripada tidak menghadap kearahnya.

6. Membaca al-Qur’an dengan Duduk.
Maksudnya adalah untuk lebih menghormati kitabullah Ta’ala dan mengagungkan sya’ir-sya’irnya’ Jika seseorang membacanya dengan berdiri atau sambil berjalan, hal itu juga diblolehkan. Sebab Rasulullah saw. Selalu berdzikir kepada Allah dalam setiap keadaan.

7. Bersiwak 

Tujuannya adalah untuk mengharumka bau mulut yang keluar darinya kalamullah Ta’ala. Dalam sebuah hadits Nabi saw. Bersabda: “Jika salah seorang dari kalian melakukan shalat malam, maka bersiwaklah. Sesungguhnya apabila salah seorag dari kalian membaca dalam shalatnya, maka Malaikat meletakkan mulutnya pada mulut orang tersebut. Tidaklah keluar sesuatu (bacaan al-Qur’an) dari mulutnya, melainkan akan masuk ke mulut Malaikat.” [4].

8. Membaca Secara Tartil
Tartil maksudnya adalah membaca secara perlahan-lahan (tidak terburu-buru), membetulkan lafadz dan huruf-hurufnya, serta menjaga hukum-hukum tilawah.
Allah Ta’ala berfirman:

وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلاً ... Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan..... (Q.S.Al-Muzammil: 4) .

يَتۡلُونَهُ ۥ حَقَّ تِلَاوَتِهِۦۤ....mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya....,(Q.S.Al-Baqarah:121)

9. Membaguskan Suara Saat Membaca al-Qur’an
Nabi saw. Bersabda:

زَيِّنُوْا اْلقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ فَإِنَّ الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِيْدُ اْلقُرْآنَ حَسَنًا
“Hiasilah al-Qur’an dengan suara kalian. Sesungguhnya suara yang bagus menambah bagus al-Qur’an”[5]. Beliau saw. Juga bersabda:

مَا أَذِنَ اللهُ بِشَيْءٍ مَا أَذِنَ لِنَبِيِّ حُسْنَ الصَّوْتِ يَتَغَنَّى بِالْقُرْآنِ يُجْهِرُ بِهِ

“Tidaklah Allah mendengarkan sesuatu seperti mendengarkan seorang Nabi yang bersuara merdu ketika membaca al-Qur’an dan mengeraskannya.”[6].

10. Menampakkan Rasa Sedih dan Khusyu’
Yakni berusaha untuk semampunya sedih dan khusyu’, bukan riya dan sum’ah serta bukan untuk dilihat orang lain. Sebab, perbuatan tersebut merupakan riya’, bahkan syirik yang dapat menghancurkan amal. Nabi saw. Bersabda:

إِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ قِرَاءَةً : الَّذِي إِذَا قَرَأَ رَأَيْتَ أَنَّهُ يَخْشَى اللهَ”

Orang yang paling baik bacaan al-Qur’annya adalah yang jika ia membaca engkau melihatnya takut kepada Allah.” [7].

11. Menangis atau Menampakkan Seolah-olah Menangis
Selayaknya bagi seorang qaari’ untuk menangis semampunya ketiak ia membaca kalamullah Ta’ala. Jika ia tidak mampu, maka tunjukkan sikap seolah-olah ia menangis, yaitu berusaha menangis.

Allah Ta’ala berfirman: 

إِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ مِن قَبۡلِهِۦۤ إِذَا يُتۡلَىٰ عَلَيۡہِمۡ يَخِرُّونَ لِلۡأَذۡقَانِ سُجَّدً۬ا (١٠٧) وَيَقُولُونَ سُبۡحَـٰنَ رَبِّنَآ إِن كَانَ وَعۡدُ رَبِّنَا لَمَفۡعُولاً۬ (١٠٨) وَيَخِرُّونَ لِلۡأَذۡقَانِيَبۡكُونَ وَيَزِيدُهُمۡ خُشُوعً۬ا
Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, (107) dan mereka berkata: "Maha Suci Tuhan kami; sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi". (108) Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.(109) (Q.S. al-Isra’: 107-109).

Tangisan itu merupakan bukti hadirnya hati ketika membaca al-Qur’an.
12. Tadabbur (Menghayati) dan Tafakkur (Merenungi Maknanya)
Yakni mengambil faedah dari bacaan al-Qur’annya, kemudian merenungkannya.
Allah Ta’ala berfirman:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ أَمۡ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقۡفَالُهَآ

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an ataukah hati mereka terkunci? (Q.S.Muhammad: 24).

13. Memohon Rahmat, meminta Perlindungn Diri, dan Sejenisnya
Disebutkan bahwasanya apabila Nabi saw. Membaca ayat berisi ancaman, maka beliau berlindung darinya; apabila membaca ayat yang berisi rahmat, beliaupun memohonnya; dan apabila membaca ayat yang berisi pensucian Allah, beliau saw bertasbih.

14. Membaca denga Lisan Disertai Kehadiran Hati
Al-Qur’an merupakan jenis dzikir yang paling afdhal dan paling tinggi secara mutlak, karena itu bacalah al-Qur’an dengan hati dan lisan, hingga anggota badan ini turut berdzikir kepada Allah Ta’ala.

15. Memanjangkan Suara Saat Membaca (Sesuai Tajwid)
Ini akan membantu mentadaburi dan memikirkannya, serta menjauhkan kita dari sikap tergesa-gesa ketika membaca Al-Qur’an. Dikatakan dalam sebuah hadits, bahwa Nabi saw. Memanjangkan suara beliau ketika membaca al-Qur’an. [8].

16. Tidak Berlebihan Ketika Membaca al-Qur’an
Seseorang yang terlalu memaksakan diri dalam membaca, ia membuka mulut lebar-lebar dan berlebih-lebihan dalam mempraktikan hukum-hukum bacaan (menurut anggapannya), maka rusaklah bacaannya, disamping berat bagi orang yang mendengarnya.

17. Tidak Menghatamkan al-Qur’an Kurang dari Tiga Hari
Nabi saw. Pernah bersabda kepada Ibu ‘Amr r.a.

اقْرَإِ القُرْآنَ فِي كُلِّ شَهْرٍ.... .لَا يَفْقَهُ مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فِي أَقَلَّ مِنْ ثَلَاثٍ 

 “Khatamkan al-Qur’an dalam setiap bulan... tidak akan dapat memahaminya orang yang menghatamkannya kurang dari tiga hari.” [9]. Diriwayatkan juga dari Rasulullah saw. Bahwasanya beliau tidak pernah menghatamkan al-Qur’an kurang dari tiga hari.”[10].

18. Menjaga al-Qur’an dengan Selalu Membacanya
Rasulullah saw. Bersabda:

تَعَاهَدُوا هَذَا الْقُرْآنَ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَلُّتًا مِنْ الْإِبِلِ فِي عُقُلِهَا“

Ulang-ulangilah (hafalan) al-Qur’an. Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya al-Qur’an itu lebih cepat hilang dari hati manusia daripada unta yang terlepas dari ikatannya.” [11].

19. Mengamalkan al-Qur’an
Pada dasarnya al-Qur’an diturunkan untuk diamalkan. Oleh sebab itu, barangsiapa membaca al-Qur’an namun tidak mengamalkannya, berarti ia telah meninggalkan al-Qur’an. Allah Ta’ala berfirman:

... مَثَلُ ٱلَّذِينَ حُمِّلُواْ ٱلتَّوۡرَٮٰةَ ثُمَّ لَمۡ يَحۡمِلُوهَا كَمَثَلِ ٱلۡحِمَارِ يَحۡمِلُ أَسۡفَارَۢا‌ۚ 

Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya [1] adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal... (Q.S.Al-Jumu’ah: 5).

20. Berkumpul untuk Membaca al-Qur’an dan Mempelajarinya
Nabi saw. Bersabda:

ما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدارسونه بينهم إلا نزلت عليهم السكينة ، وغشيتهم الرحمة وحفتهم الملائكة وذكرهم الله فيمن عنده 

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah diantara rumah-rumah Allah, membaca kitabullah, dan mempelajarinya diantara mereka kecuali akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka dinaungi rahmat, dikelilingi para malaikat, dan Allah memuji mereka di hadapan para Malaikat yang ada di sisi-Nya.”[12].

21. Membubarkan Diri Jika Terjadi Perselisihan Tentang al-Qur’an
Rasulullah saw bersabda:

اِقْرَأُوْا الْقُرْآنَ مَا ائْتَلَفَتْ عَلَيْهِ قُلُوْبُكُمْ فَإِذَا اخْتَلَفْتُمْ فَقُوْمُوْا عَنْهُ“

Bacalah al-Qur’an yang akan menyatukan hati-hati kalian. Jika kalian berselisih, maka bubarlah.”[13].

22. Tidak Mencari Dunia dengan al-Qur’an
Rasulullah saw. Bersabda: "Bacalah al-Qur’an, amalkanlah, jangan kalian remehkan dan berlebih-lebihan di dalamnya, serta jangan mencari makan dan memperbanyak kekayaan dengannya.”[14].

23. Mengambil Sikap Pertengahan Antara Berlebihan dan Meremehkan
Maksudnya pertengahan dalam hal jumlah bacaan maupun tata caranya. Jika berlebihan dikhawatirkan akan bosan dan terputus (berhenti membaca lagi), sementara jika meremehkan, dikhawatirkan akan mendapat akibat buruk berupa terputus (ketidakpedulian) dari kitabullah Ta’ala.
Rasulullah saw. Bersabda:

أَحَبُّ الأَْعْمَال إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَل

“Amal yang paling disukai oleh Allah adalah yang dilakukan secara berkesinambungan meskipun sedikit.”[15].

24. Memperbanyak Membaca Surat-Surat yang Telah Disebutkan Keutamaannya.
Diantaranya: surat al-Baqarah, Ali-‘Imran, al-Kahfi, Bani Israil (al-Isra’), az-Zumar, Tabaarak (al-Mulk), al-Falaq, an-Nas, dan sebagainya.

2. Ayat-Ayat (Dalil) Tentang Al-Qur'an (I)

1. Al-Qur'an petunjuk bagi orang yang bertaqwa.

(2) Al-Baqarah 1-5,23-24 89-91,97,105-106,151, 185

الٓمٓ (١) ذَٲلِكَ ٱلۡڪِتَـٰبُ لَا رَيۡبَ‌ۛ فِيهِ‌ۛ هُدً۬ى لِّلۡمُتَّقِينَ (٢) ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ (٣) وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأَخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ (٤) أُوْلَـٰٓٮِٕكَ عَلَىٰ هُدً۬ى مِّن رَّبِّهِمۡ‌ۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ 

Alif laam miim. (1) Kitab [Al Qur’an] ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (2) [yaitu] mereka yang beriman kepada yang ghaib yang mendirikan shalatdan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, (3) dan mereka yang beriman kepada Kitab [Al Qur’an] yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu serta mereka yakin akan adanya [kehidupan] akhirat . (4) Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung (5)

2. Tantangan membuat satu surat semisal Al-Qur'an

وَإِن ڪُنتُمۡ فِى رَيۡبٍ۬ مِّمَّا نَزَّلۡنَا عَلَىٰ عَبۡدِنَا فَأۡتُواْ بِسُورَةٍ۬ مِّن مِّثۡلِهِۦ وَٱدۡعُواْ شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ (٢٣) فَإِن لَّمۡ تَفۡعَلُواْ وَلَن تَفۡعَلُواْ فَٱتَّقُواْ ٱلنَّارَ ٱلَّتِى وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ‌ۖ أُعِدَّتۡ لِلۡكَـٰفِرِينَ

Dan jika kamu [tetap] dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami [Muhammad], buatlah satu surat [saja] yang semisal Al Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (23) Maka jika kamu tidak dapat membuat [nya] dan pasti kamu tidak akan dapat membuat [nya], peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (24).

3. Orang kafir ingkar janji

وَلَمَّا جَآءَهُمۡ كِتَـٰبٌ۬ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِ مُصَدِّقٌ۬ لِّمَا مَعَهُمۡ وَكَانُواْ مِن قَبۡلُ يَسۡتَفۡتِحُونَ عَلَى ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَلَمَّا جَآءَهُم مَّا عَرَفُواْ ڪَفَرُواْ بِهِۦ‌ۚ فَلَعۡنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِينَ (٨٩) بِئۡسَمَا ٱشۡتَرَوۡاْ بِهِۦۤ أَنفُسَهُمۡ أَن يَڪۡفُرُواْ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ بَغۡيًا أَن يُنَزِّلَ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦ‌ۖ فَبَآءُو بِغَضَبٍ عَلَىٰ غَضَبٍ۬‌ۚ وَلِلۡكَـٰفِرِينَ عَذَابٌ۬ مُّهِينٌ۬ (٩٠) وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ ءَامِنُواْ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ قَالُواْ نُؤۡمِنُ بِمَآ أُنزِلَ عَلَيۡنَا وَيَكۡفُرُونَ بِمَا وَرَآءَهُ ۥ وَهُوَ ٱلۡحَقُّ 
مُصَدِّقً۬ا لِّمَا مَعَهُمۡ‌ۗ قُلۡ فَلِمَ تَقۡتُلُونَ أَنۢبِيَآءَ ٱللَّهِ مِن قَبۡلُ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ 

Dan setelah datang kepada mereka Al Qur’an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka , padahal sebelumnya mereka biasa memohon [kedatangan Nabi] untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la’nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. (89) Alangkah buruknya [perbuatan] mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah [mendapat] kemurkaan . Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan. (90) Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Qur’an yang diturunkan Allah", mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al Qur’an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Qur’an itu adalah [Kitab] yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?"(91).

4. Kecaman untuk pembenci Jibril

قُلۡ مَن كَانَ عَدُوًّ۬ا لِّجِبۡرِيلَ فَإِنَّهُ ۥ نَزَّلَهُ ۥ عَلَىٰ قَلۡبِكَ بِإِذۡنِ ٱللَّهِ مُصَدِّقً۬ا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَهُدً۬ى وَبُشۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِينَ

Katakanlah: Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya [Al Qur’an] ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa [kitab-kitab] yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. (97).

5. Rahmat dan karunia itu hak Allah

مَّا يَوَدُّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ وَلَا ٱلۡمُشۡرِكِينَ أَن يُنَزَّلَ عَلَيۡڪُم مِّنۡ خَيۡرٍ۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ يَخۡتَصُّ بِرَحۡمَتِهِۦ مَن يَشَآءُ‌ۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ (١٠٥) ۞ مَا نَنسَخۡ مِنۡ ءَايَةٍ أَوۡ نُنسِهَا نَأۡتِ بِخَيۡرٍ۬ مِّنۡہَآ أَوۡ مِثۡلِهَآ‌ۗ أَلَمۡ تَعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ

Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya [untuk diberi] rahmat-Nya [kenabian]; dan Allah mempunyai karunia yang besar. (105) Ayat mana saja [1] yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan [manusia] lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tiadakah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? (106).

6. Tugas seorang Rasul

كَمَآ أَرۡسَلۡنَا فِيڪُمۡ رَسُولاً۬ مِّنڪُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡكُمۡ ءَايَـٰتِنَا وَيُزَكِّيڪُمۡ وَيُعَلِّمُڪُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحِڪۡمَةَ وَيُعَلِّمُكُم مَّا لَمۡ تَكُونُواْ تَعۡلَمُونَ 
Sebagaimana [Kami telah menyempurnakan ni’mat Kami kepadamu] Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah [As Sunnah], serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (151).

7. Nuzulul Qur'an

شَہۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدً۬ى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِ‌ۚ فَمَن شَہِدَ مِنكُمُ ٱلشَّہۡرَ فَلۡيَصُمۡهُ‌ۖ وَمَن ڪَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٍ۬ فَعِدَّةٌ۬ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَ‌ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِڪُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِڪُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُڪۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُڪَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَٮٰكُمۡ وَلَعَلَّڪُمۡ تَشۡكُرُونَ

[Beberapa hari yang ditentukan itu ialah] bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan [permulaan] Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda [antara yang hak dan yang bathil]. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir [di negeri tempat tinggalnya] di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan [lalu ia berbuka], maka [wajiblah baginya berpuasa], sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari- hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (185).

8. Al-Qur'an membenarkan kitab yang sebelumnya
(3) Ali-Imran 3-4, 7, 23, 78, 138, 164

نَزَّلَ عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَـٰبَ بِٱلۡحَقِّ مُصَدِّقً۬ا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَأَنزَلَ ٱلتَّوۡرَٮٰةَ وَٱلۡإِنجِيلَ (٣) مِن قَبۡلُ هُدً۬ى لِّلنَّاسِ وَأَنزَلَ ٱلۡفُرۡقَانَ‌ۗ إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ لَهُمۡ عَذَابٌ۬ شَدِيدٌ۬‌ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ۬ ذُو ٱنتِقَامٍ

Dia menurunkan Al Kitab [Al Qur’an] kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, (3) sebelum [Al Qur’an], menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan [siksa]. (4).

9. Al-Qur'an berisi ayat muhkam dan mutasyabihat

هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَـٰبَ مِنۡهُ ءَايَـٰتٌ۬ مُّحۡكَمَـٰتٌ هُنَّ أُمُّ ٱلۡكِتَـٰبِ وَأُخَرُ مُتَشَـٰبِهَـٰتٌ۬‌ۖ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِمۡ زَيۡغٌ۬ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَـٰبَهَ مِنۡهُ ٱبۡتِغَآءَ ٱلۡفِتۡنَةِ وَٱبۡتِغَآءَ تَأۡوِيلِهِۦ‌ۗ وَمَا يَعۡلَمُ تَأۡوِيلَهُ ۥۤ إِلَّا ٱللَّهُ‌ۗ وَٱلرَّٲسِخُونَ فِى ٱلۡعِلۡمِ يَقُولُونَ ءَامَنَّا بِهِۦ كُلٌّ۬ مِّنۡ عِندِ رَبِّنَا‌ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab [Al Qur’an] kepada kamu. Di antara [isi]nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur’an dan yang lain [ayat-ayat] mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran [daripadanya] melainkan orang-orang yang berakal. (7).

10. Yahudi berpaling dari kebenaran

أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ أُوتُواْ نَصِيبً۬ا مِّنَ ٱلۡڪِتَـٰبِ يُدۡعَوۡنَ إِلَىٰ ڪِتَـٰبِ ٱللَّهِ لِيَحۡكُمَ بَيۡنَهُمۡ ثُمَّ يَتَوَلَّىٰ فَرِيقٌ۬ مِّنۡهُمۡ وَهُم مُّعۡرِضُونَ

Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al Kitab [Taurat], mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum di antara mereka; kemudian sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi [kebenaran]. (23).

11. Mengatasnamakan kitab

وَإِنَّ مِنۡهُمۡ لَفَرِيقً۬ا يَلۡوُ ۥنَ أَلۡسِنَتَهُم بِٱلۡكِتَـٰبِ لِتَحۡسَبُوهُ مِنَ ٱلۡڪِتَـٰبِ وَمَا هُوَ مِنَ ٱلۡكِتَـٰبِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ وَمَا هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia [yang dibaca itu datang] dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui. (78).

12. Al-Qur'an itu penerang, petunjuk dan pelajaran

هَـٰذَا بَيَانٌ۬ لِّلنَّاسِ وَهُدً۬ى وَمَوۡعِظَةٌ۬ لِّلۡمُتَّقِينَ 

[Al Qur’an] ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (138).

13. Rasul menjadi penerang di tengah kegelapan

لَقَدۡ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ بَعَثَ فِيہِمۡ رَسُولاً۬ مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡہِمۡ ءَايَـٰتِهِۦ وَيُزَڪِّيہِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحِڪۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِى ضَلَـٰلٍ۬ مُّبِينٍ

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan [jiwa] mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum [kedatangan Nabi] itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (164).

14. Orang kafir selalu mencari dalih untuk mengingkari al-Qur'an
(6) Al-An'am 7, 90-92, 114-117, 151, 155, 157

وَلَوۡ نَزَّلۡنَا عَلَيۡكَ كِتَـٰبً۬ا فِى قِرۡطَاسٍ۬ فَلَمَسُوهُ بِأَيۡدِيہِمۡ لَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِنۡ هَـٰذَآ إِلَّا سِحۡرٌ۬ مُّبِينٌ۬

Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang yang kafir itu berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata". (7).

15. Al-Qur'an itu peringatan segala umat

أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ هَدَى ٱللَّهُ‌ۖ فَبِهُدَٮٰهُمُ ٱقۡتَدِهۡ‌ۗ قُل لَّآ أَسۡـَٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ أَجۡرًا‌ۖ إِنۡ هُوَ إِلَّا ذِكۡرَىٰ لِلۡعَـٰلَمِينَ (٩٠) وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦۤ إِذۡ قَالُواْ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ عَلَىٰ بَشَرٍ۬ مِّن شَىۡءٍ۬‌ۗ قُلۡ مَنۡ أَنزَلَ ٱلۡكِتَـٰبَ ٱلَّذِى جَآءَ بِهِۦ مُوسَىٰ نُورً۬ا وَهُدً۬ى لِّلنَّاسِ‌ۖ تَجۡعَلُونَهُ ۥ قَرَاطِيسَ تُبۡدُونَہَا وَتُخۡفُونَ كَثِيرً۬ا‌ۖ وَعُلِّمۡتُم مَّا لَمۡ تَعۡلَمُوٓاْ أَنتُمۡ وَلَآ ءَابَآؤُكُمۡ‌ۖ قُلِ ٱللَّهُ‌ۖ ثُمَّ ذَرۡهُمۡ فِى خَوۡضِہِمۡ يَلۡعَبُونَ (٩١) وَهَـٰذَا كِتَـٰبٌ أَنزَلۡنَـٰهُ مُبَارَكٌ۬ مُّصَدِّقُ ٱلَّذِى بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَلِتُنذِرَ أُمَّ ٱلۡقُرَىٰ وَمَنۡ حَوۡلَهَا‌ۚ وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأَخِرَةِ يُؤۡمِنُونَ بِهِۦ‌ۖ وَهُمۡ عَلَىٰ صَلَاتِہِمۡ يُحَافِظُونَ
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan [Al Qur’an]". Al Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat. (90) Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya di kala mereka berkata: "Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia". 

Katakanlah: "Siapakah yang menurunkan kitab [Taurat] yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan [sebagiannya] dan kamu sembunyikan sebagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui [nya]?" Katakanlah: "Allah-lah [yang menurunkannya]", kemudian [sesudah kamu menyampaikan Al Qur’an kepada mereka], biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya. (91) Dan ini [Al Qur’an] adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang [diturunkan] sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada [penduduk] Ummul Qura [Mekah] dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya [Al Qur’an], dan mereka selalu memelihara sembahyangnya. (92).

16. Jangan menuruti kebanyakan manusia di bumi

أَفَغَيۡرَ ٱللَّهِ أَبۡتَغِى حَكَمً۬ا وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ إِلَيۡڪُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ مُفَصَّلاً۬‌ۚ وَٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَـٰهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ يَعۡلَمُونَ أَنَّهُ ۥ مُنَزَّلٌ۬ مِّن رَّبِّكَ بِٱلۡحَقِّ‌ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ (١١٤) وَتَمَّتۡ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدۡقً۬ا وَعَدۡلاً۬‌ۚ لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَـٰتِهِۦ‌ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ (١١٥) وَإِن تُطِعۡ أَڪۡثَرَ مَن فِى ٱلۡأَرۡضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ‌ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنۡ هُمۡ إِلَّا يَخۡرُصُونَ (١١٦) إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ مَن يَضِلُّ عَن سَبِيلِهِۦ‌ۖ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ

Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab [Al Qur’an] kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Qur’an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu. (114) Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu [Al Qur’an, sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah-robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (115) Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta [terhadap Allah]. (116) Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk. (117).

17. 10 Perintah Tuhan

قُلۡ تَعَالَوۡاْ أَتۡلُ مَا حَرَّمَ رَبُّڪُمۡ عَلَيۡڪُمۡ‌ۖ أَلَّا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡـًٔ۬ا‌ۖ وَبِٱلۡوَٲلِدَيۡنِ إِحۡسَـٰنً۬ا‌ۖ وَلَا تَقۡتُلُوٓاْ أَوۡلَـٰدَڪُم مِّنۡ إِمۡلَـٰقٍ۬‌ۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُڪُمۡ وَإِيَّاهُمۡ‌ۖ وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلۡفَوَٲحِشَ مَا ظَهَرَ مِنۡهَا وَمَا بَطَنَ‌ۖ وَلَا تَقۡتُلُواْ ٱلنَّفۡسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ‌ۚ ذَٲلِكُمۡ وَصَّٮٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ

Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah [membunuhnya] melainkan dengan sesuatu [sebab] yang benar" . Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami [nya]. (151).

18. Al-Qur'an membawa berkah dan rahmat

وَهَـٰذَا كِتَـٰبٌ أَنزَلۡنَـٰهُ مُبَارَكٌ۬ فَٱتَّبِعُوهُ وَٱتَّقُواْ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ Dan Al Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat, (155).

19. Allah akan balas pendusta al-Qur'an dengan siksa yang pedih.

أَوۡ تَقُولُواْ لَوۡ أَنَّآ أُنزِلَ عَلَيۡنَا ٱلۡكِتَـٰبُ لَكُنَّآ أَهۡدَىٰ مِنۡہُمۡ‌ۚ فَقَدۡ جَآءَڪُم بَيِّنَةٌ۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ وَهُدً۬ى وَرَحۡمَةٌ۬‌ۚ فَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن كَذَّبَ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ وَصَدَفَ عَنۡہَا‌ۗ سَنَجۡزِى ٱلَّذِينَ يَصۡدِفُونَ عَنۡ ءَايَـٰتِنَا سُوٓءَ ٱلۡعَذَابِ بِمَا كَانُواْ يَصۡدِفُونَ

Atau agar kamu [tidak] mengatakan: "Sesungguhnya jika kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka." Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksaan yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling. (157)

20. Ambillah Al-Qur'an sebagai tuntunan hidup
(7) Al-A'raf 2-5, 203-204

كِتَـٰبٌ أُنزِلَ إِلَيۡكَ فَلَا يَكُن فِى صَدۡرِكَ حَرَجٌ۬ مِّنۡهُ لِتُنذِرَ بِهِۦ وَذِكۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِينَ (٢) ٱتَّبِعُواْ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكُم مِّن رَّبِّكُمۡ وَلَا تَتَّبِعُواْ مِن دُونِهِۦۤ أَوۡلِيَآءَ‌ۗ قَلِيلاً۬ مَّا تَذَكَّرُونَ (٣) وَكَم مِّن قَرۡيَةٍ أَهۡلَكۡنَـٰهَا فَجَآءَهَا بَأۡسُنَا بَيَـٰتًا أَوۡ هُمۡ قَآٮِٕلُونَ (٤) فَمَا كَانَ دَعۡوَٮٰهُمۡ إِذۡ جَآءَهُم بَأۡسُنَآ إِلَّآ أَن قَالُوٓاْ إِنَّا كُنَّا ظَـٰلِمِينَ

Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu [kepada orang kafir], dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. (2) Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya [2]. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran [daripadanya]. (3) Betapa banyaknya negeri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami [menimpa penduduk]nya di waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka beristirahat di tengah hari. (4) Maka tidak adalah keluhan mereka di waktu datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim". (5).

21. Diam, dengarkan dan perhatikan manakala dibacakan Al-qur'an

وَإِذَا لَمۡ تَأۡتِهِم بِـَٔايَةٍ۬ قَالُواْ لَوۡلَا ٱجۡتَبَيۡتَهَا‌ۚ قُلۡ إِنَّمَآ أَتَّبِعُ مَا يُوحَىٰٓ إِلَىَّ مِن رَّبِّى‌ۚ هَـٰذَا بَصَآٮِٕرُ مِن رَّبِّڪُمۡ وَهُدً۬ى وَرَحۡمَةٌ۬ لِّقَوۡمٍ۬ يُؤۡمِنُونَ (٢٠٣) وَإِذَا قُرِئَ ٱلۡقُرۡءَانُ فَٱسۡتَمِعُواْ لَهُ ۥ وَأَنصِتُواْ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ 

Dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat Al Qur’an kepada mereka, mereka berkata: "Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku kepadaku. Al Qur’an ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (203) Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. (204).

22. Al-Qur'an Menambah Iman orang mukmin dan menambah kekafiran orang munafik.
(9) At-Taubah 124-127

وَإِذَا مَآ أُنزِلَتۡ سُورَةٌ۬ فَمِنۡهُم مَّن يَقُولُ أَيُّڪُمۡ زَادَتۡهُ هَـٰذِهِۦۤ إِيمَـٰنً۬ا‌ۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فَزَادَتۡهُمۡ إِيمَـٰنً۬ا وَهُمۡ يَسۡتَبۡشِرُونَ (١٢٤) وَأَمَّا ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ۬ فَزَادَتۡہُمۡ رِجۡسًا إِلَىٰ رِجۡسِهِمۡ وَمَاتُواْ وَهُمۡ ڪَـٰفِرُونَ (١٢٥) أَوَلَا يَرَوۡنَ أَنَّهُمۡ يُفۡتَنُونَ فِى ڪُلِّ عَامٍ۬ مَّرَّةً أَوۡ مَرَّتَيۡنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمۡ يَذَّڪَّرُونَ (١٢٦) وَإِذَا مَآ أُنزِلَتۡ سُورَةٌ۬ نَّظَرَ بَعۡضُهُمۡ إِلَىٰ بَعۡضٍ هَلۡ يَرَٮٰڪُم مِّنۡ أَحَدٍ۬ ثُمَّ ٱنصَرَفُواْ‌ۚ صَرَفَ ٱللَّهُ قُلُوبَہُم بِأَنَّہُمۡ قَوۡمٌ۬ لَّا يَفۡقَهُونَ

Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka [orang-orang munafik] ada yang berkata: "Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan [turunnya] surat ini?" Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, sedang mereka merasa gembira. (124) Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya [yang telah ada] dan mereka mati dalam keadaan kafir. (125) Dan tidakkah mereka [orang-orang munafik] memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak [juga] bertaubat dan tidak [pula] mengambil pengajaran? (126) Dan apabila diturunkan satu surat sebagian mereka memandang kepada sebagian yang lain [sambil berkata]: "Adakah seorang dari [orang-orang muslimin] yang melihat kamu?" Sesudah itu merekapun pergi. Allah telah memalingkan hati mereka disebabkan mereka adalah kaum yang tidak mengerti. (127).

23. Ayat Al-Qur'an penuh hikmah
(10) Yunus 1, 37-39, 57-58

الٓر‌ۚ تِلۡكَ ءَايَـٰتُ ٱلۡكِتَـٰبِ ٱلۡحَكِيمِ Alif Laam Raa [1]. Inilah ayat-ayat Al Qur’an yang mengandung hikmah. (1).

24. Al-Qur'an bukan buatan Nabi Muhammad saw.

وَمَا كَانَ هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانُ أَن يُفۡتَرَىٰ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَـٰكِن تَصۡدِيقَ ٱلَّذِى بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَتَفۡصِيلَ ٱلۡكِتَـٰبِ لَا رَيۡبَ فِيهِ مِن رَّبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٣٧) أَمۡ يَقُولُونَ ٱفۡتَرَٮٰهُ‌ۖ قُلۡ فَأۡتُواْ بِسُورَةٍ۬ مِّثۡلِهِۦ وَٱدۡعُواْ مَنِ ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ (٣٨) بَلۡ كَذَّبُواْ بِمَا لَمۡ يُحِيطُواْ بِعِلۡمِهِۦ وَلَمَّا يَأۡتِہِمۡ تَأۡوِيلُهُ ۥ‌ۚ كَذَٲلِكَ كَذَّبَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ‌ۖ فَٱنظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلظَّـٰلِمِينَ

Tidaklah mungkin Al Qur’an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi [Al Qur’an itu] membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya [2], tidak ada keraguan di dalamnya, [diturunkan] dari Tuhan semesta alam. (37) Atau [patutkah] mereka mengatakan: "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: "[Kalau benar yang kamu katakan itu], maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil [untuk membuatnya] selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar." (38) Bahkan yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna padahal belum datang kepada mereka penjelasannya. Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan [rasul]. Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim itu. (39).

25. Al-Qur'an itu obat hati, karunia dan rahmat.

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَتۡكُم مَّوۡعِظَةٌ۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ وَشِفَآءٌ۬ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدً۬ى وَرَحۡمَةٌ۬ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ (٥٧) قُلۡ بِفَضۡلِ ٱللَّهِ وَبِرَحۡمَتِهِۦ فَبِذَٲلِكَ فَلۡيَفۡرَحُواْ هُوَ خَيۡرٌ۬ مِّمَّا يَجۡمَعُونَ 

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit [yang berada] dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (57) Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (58).

26. Ayat tersusun rapi dan dijelaskan terinci
(11) Hud 1, 13

الٓر‌ۚ كِتَـٰبٌ أُحۡكِمَتۡ ءَايَـٰتُهُ ۥ ثُمَّ فُصِّلَتۡ مِن لَّدُنۡ حَكِيمٍ خَبِيرٍ
Alif Laam Raa, [inilah] suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci[1], yang diturunkan dari sisi [Allah] yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu, (1).
27. Tantangan membuat surat yang semisal al-Qur'an

أَمۡ يَقُولُونَ ٱفۡتَرَٮٰهُ‌ۖ قُلۡ فَأۡتُواْ بِعَشۡرِ سُوَرٍ۬ مِّثۡلِهِۦ مُفۡتَرَيَـٰتٍ۬ وَٱدۡعُواْ مَنِ ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Qur’an itu", Katakanlah: "[Kalau demikian], maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup [memanggilnya] selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar". (13).

28. Al-Qur'an berbahasa Arab
(12) Yusuf 1-2, 111

الٓر‌ۚ تِلۡكَ ءَايَـٰتُ ٱلۡكِتَـٰبِ ٱلۡمُبِينِ (١) إِنَّآ أَنزَلۡنَـٰهُ قُرۡءَٲنًا عَرَبِيًّ۬ا لَّعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ
Alif laam, raa[1]. Ini adalah ayat-ayat kitab [Al Qur’an] yang nyata [dari Allah]. (1) Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (2).
29. Al-Qur'an menjelaskan segala sesuatu

لَقَدۡ كَانَ فِى قَصَصِہِمۡ عِبۡرَةٌ۬ لِّأُوْلِى ٱلۡأَلۡبَـٰبِ‌ۗ مَا كَانَ حَدِيثً۬ا يُفۡتَرَىٰ وَلَـٰڪِن تَصۡدِيقَ ٱلَّذِى بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَتَفۡصِيلَ ڪُلِّ شَىۡءٍ۬ وَهُدً۬ى وَرَحۡمَةً۬ لِّقَوۡمٍ۬ يُؤۡمِنُونَ
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan [kitab-kitab] yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (111).

30. Mayoritas manusia tidak beriman
(13) Ar-Ra'd 1, 37-39

الٓمٓر‌ۚ تِلۡكَ ءَايَـٰتُ ٱلۡكِتَـٰبِ‌ۗ وَٱلَّذِىٓ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَ ٱلۡحَقُّ وَلَـٰكِنَّ أَڪۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يُؤۡمِنُونَ
Alif laam miim raa[1]. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab [Al Qur’an]. Dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar; akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman [kepadanya]. (1).

31. Jangan mengikuti hawa nafsu

وَكَذَٲلِكَ أَنزَلۡنَـٰهُ حُكۡمًا عَرَبِيًّ۬ا‌ۚ وَلَٮِٕنِ ٱتَّبَعۡتَ أَهۡوَآءَهُم بَعۡدَمَا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّ۬ وَلَا وَاقٍ۬ (٣٧) وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا رُسُلاً۬ مِّن قَبۡلِكَ وَجَعَلۡنَا لَهُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا وَذُرِّيَّةً۬‌ۚ وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَن يَأۡتِىَ بِـَٔايَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِ‌ۗ لِكُلِّ أَجَلٍ۬ ڪِتَابٌ۬ (٣٨) يَمۡحُواْ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ وَيُثۡبِتُ‌ۖ وَعِندَهُ ۥۤ أُمُّ ٱلۡڪِتَـٰبِ
Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Qur’an itu sebagai peraturan [yang benar] dalam bahasa Arab . Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap [siksa] Allah. (37) Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat [mu’jizat] melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab [yang tertentu] (38) Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan [apa yang Dia kehendaki], dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab [Lauh Mahfuzh]. (39).


32. Al-Qur'an menerangi kegelapan(14) Ibrahim 1-2

الٓر‌ۚ ڪِتَـٰبٌ أَنزَلۡنَـٰهُ إِلَيۡكَ لِتُخۡرِجَ ٱلنَّاسَ مِنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذۡنِ رَبِّهِمۡ إِلَىٰ صِرَٲطِ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡحَمِيدِ (١) ٱللَّهِ ٱلَّذِى لَهُ ۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِ‌ۗ وَوَيۡلٌ۬ لِّلۡكَـٰفِرِينَ مِنۡ عَذَابٍ۬ شَدِيدٍ
Alif laam raa. [Ini adalah] Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, [yaitu] menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (1) Allah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. Dan celakalah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih. (2)

33. Ayat al-Qur;an sempurna
(15) Al-Hijr 1, 87

الٓر‌ۚ تِلۡكَ ءَايَـٰتُ ٱلۡڪِتَـٰبِ وَقُرۡءَانٍ۬ مُّبِينٍ۬
Alif laam, raa. [Surat] ini adalah [sebagian dari] ayat-ayat Al-Kitab [yang sempurna], yaitu [ayat-ayat] Al Qur’an yang memberi penjelasan. (1).
Tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang (Asab'u Matsani).

وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَـٰكَ سَبۡعً۬ا مِّنَ ٱلۡمَثَانِى وَٱلۡقُرۡءَانَ ٱلۡعَظِيمَ Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Qur’an yang agung. (87)
(16) An-Nahl 101-103
(17) Al-Isra' 9, 41, 45-46, 88-89, 105
(18) Al-Kahfi 1-5, 27, 54, 106
(19) Maryam 64, 97
(20) Thaha 2-3, 113-114
(21) Al-Anbiya 5-8, 10-15
(22) Al-Hajj 16
(24) An-Nur 1, 34
(25) Al-Furqan 4-6, 30-32
(26) Asy-Syu'ara 1-2, 192-194, 210-212, 195-199
(27) An-Naml 1-3, 6, 76-79
(28) Al-Qashash 1-2, 48-51, 85-86
(29) Al-Ankabut 47-51
(31) Lukman 6-7
(32) As-Sajadah 2
(35) Fathir 29-32
(36) Yasin 69
(37) Ash-Shaffat 167-170
(38) Shaad 1-14
(39) Az-Zumar 1-2, 23, 27-28, 40-41
(41) Fushshilat 2-5, 26-27, 41, 43-44, 52-54
(42) Asy-Syura 18
(43) Az-Zukhruf 2-4, 44
(44) Ad-Dukhan 2-5, 58-59
(45) Al-Jatsiyah 2, 20
(46) Al-Ahqaf 2, 4, 7-12, 29-31
(52) Ath-Thur 33-34
(53) An-Najm 2-18
(54) Al-Qamar 17
(56) Al-Waqi'ah 75
(59) Al-Hasyr 21
(68) Al-Qalam 44-52
(69) Al-Haqqah 38-52
(72) Al-Jin 1-2
(73) Al-Muzammil 1-4, 20
(74) Al-Mudatsir 54-56
(75) Al-Qiyamah 16, 18-20
(76) Al-Insan 23
(80) Abasa 11-16
(81) At-Takwir 15-29
(84) Al-Insyiqaq 21
(85) Al-Buruj 21-22
(86) Ath-Thariq 11-14
(87) Al-A'la 6-13
(97) al-Qadar 2-5
Allaahu a’lam.
Sebarkan !!! insyaallah bermanfaat.
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

Sumber:
Ensiklopedia Adab Islam Menurut al-Qur’an dan As-Sunnah hal.255-268, ‘Abdul ‘Azis bin Fathi as-Sayyid Nada, Penerbit: Pustaka Syafi'i

Fikih Puasa yang Wajib Diketahui

Makna puasa Puasa dalam bahasa Arab disebut dengan Ash Shiyaam (الصيام) atau Ash Shaum (الصوم). Secara bahasa Ash Shiyam artinya adalah al i...