Jumat, 19 Juli 2019

Mensyukuri nikmat Allah

Ingatlah setiap nikmat yang Allah karuniakan kepadamu. Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kakimu
.
"Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya" (QS. Ibrahim: 34)

Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kamu. Namun begitulah, kamu memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Kamu menguasai kehidupan, tetapi tak pernah mengetahuinya.

"Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin" (QS. Luqman: 20)

Kamu dilengkapi dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki.

"Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman: 13)

Apakah kamu mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus menerus tiada henti? Apakah kamu mengira bahwa berdiri tegak di atas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah?

Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala tertidur lelap, ketika sanak saudara di sekitar kamu masih banyak yang tidak bisa tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah kamu merasa nista manakala dapat menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang di sekitar kamu yang tidak bisa makan dan minum karena sakit?

Coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan kamu dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata kamu yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit kamu yang terbebas dari penyakit lepra dan borok. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak kamu yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.

Adakah kamu ingin menukar mata kamu dengan emas sebesar gunung himalaya, atau menjual pendengaran kamu seharga perak satu bukit? Apakah kamu mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah lidah, hingga kamu bisu? Maukah kamu menukar kedua tangan kamu dengan untaian mutiara, sementara tangan kamu buntung?

Begitulah, sebenarnya kamu berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempumaan tubuh, tetapi kamu tidak menyadarinya. Kamu tetap merasa resah, suntuk, sedih, dan gelisash, meskipun kamu masih mempunyai nasi hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat.

Kamu acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga kamu pun lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa kamu mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal, sesungguhnya kamu masih memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagian, karunia, kenikmatan, dan lain sebagainya. Maka pikirkan semua itu, dan kemudian syukurilah!

"Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan" (QS. Adz-Dzariyat: 21)

Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri, keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia di sekeliling kamu. Dan janganlah termasuk golongan :

"Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya" (QS. An-Nahl: 83)

Fikih Puasa yang Wajib Diketahui

Makna puasa Puasa dalam bahasa Arab disebut dengan Ash Shiyaam (الصيام) atau Ash Shaum (الصوم). Secara bahasa Ash Shiyam artinya adalah al i...