Sabtu, 25 Juni 2016

5 Cara Memulai Bisnis Properti Tanpa Modal

Berbisnis properti memang bisa sangat menguntungkan jika dibandingkan dengan bisnis lainnya. Memilih bisnis properti bisa saja dilakukan tanpa modal dan akan mendapatkan keuntungan yang besar. Kok bisa? Pasalnya dalam berbisnis properti ini tidak ada yang namanya kerugian, tapi banyak keuntungan yang akan didapatnya.

Peluang yang didapat dalam bisnis properti sendiri juga sangat banyak sekali sehingga tanpa ragu anda bisa memulai bisnis ini tanpa harus menggunakan modal. Bagaimana caranya? Cara bisnis properti  tanpa modal ada banyak sekali cara dan jenisnya. Namun dalam artikel berikut hanya akan diberikan 5 cara termudah untuk cara melakukannya.

Belajar Bisnis Properti Bagi Pemula

Belajar bisnis properti ini sebenarnya bisa anda lakukan tanpa harus memakai modal. Cara untuk memainkan bisnis properti tanpa modal ini akan bisa menguntungkan anda dengan keuntungan bonus yang sangat menggiurkan. Keuntungan berbisnis properti memang bisa terbilang cukup fantastik jika dibandingkan dengan bisnis lainnya.

Namun dalam memainkan bisnis ini anda memang harus pintar dalam mencari pelanggan dan mampu mencari bisnis unggul untuk dapat mendapatkan keuntungan tersebut. Cara termudah untuk berbisnis properti tanpa modal anda bisa melakukan salah satu dari 5 cara berikut, diantaranya:

1. Memilih bisnis properti jual beli tanah, rumah yang pemiliknya bisa diajak untuk kerja sama dalam menjualnya. Atau anda bisa bekerja sama dengan pemilik tanah, kemudian berunding untuk membangun usaha bangunan ruko, kos-kosan atau kontrakan. Dengan ini anda bisa meminta bantuan pada arsitektur untuk mendesain dan membuat konsep yang tepat untuk pembangunan tersebut. Saat sudah dibangun, kini tinggal anda mencari investor atau kontraktor yang mau menginvestasikan dalam pembangunannya tersebut.

2. Melakukan pencarian rumah yang hendak dijual. Anda bisa berjalan-jalan pada rumah atau perumahan yang hendak dijual rumahnya. Lalu anda bisa menanyakan harga pada pemilik rumah dan mematok harga sendiri untuk dijual. Dan tentunya disini anda mencari calon pembeli yang akan bersedia membeli rumah tersebut. Selain itu, Anda juga harus rajin mencari iklan-iklan properti. Ada banyak sumber yang dapat Anda peroleh, mulai dari internet, koran, atau papan iklan yang ada di pinggir jalan. Setelah memperoleh beberapa properti Anda dapat ikut memasarkan kepada orang lain.

3. Jadi agent properti. Cara melakukan ini anda hanya bisa membuat merek mengenai usaha yang telah dikenal orang. Carilah nama yang mudah untuk dikenal orang serta Anda dapat daftarkan nama atau merk tersebut secara hukum untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Biasanya para calon pembeli akan lebih percaya dengan jasa yang sudah memiliki nama dan sudah terbukti bermanfaat untuk mereka. Untuk mendaftarkan merk usaha memang membutuhkan biaya sehingga Anda harus mengatur keuangan Anda. Hal selanjutnya adalah mencari lokasi dan menyebarkannya menggunakan website atau rumah pribadi. Saat ada yang nitip untuk dijualkan rumah, bangunan atau yang lainnya, maka anda akan mendapatkan komisi dari hasil penjualan tersebut.

4. Membuat website online jual beli properti. Saat ini teknik promosi terbaik adalah menggunakan media online. Caranya adalah memanfaatkan twitter dan facebook. Atau Anda juga dapat website. Website tersebut digunakan Sebagai media bertemunya penjual dan pembeli. Namun semua kontak yang tercantum di website tersebut harus melalui Anda. Jadi, Anda tidak memberikan kontak penjual atau pembeli di website tersebut. Keuntungan dari cara promosi secara online adalah dapat memperluas calon pembeli Anda, bahkan yang berada di luar pulau dapat melihat properti yang ingin Anda tawarkan. Dalam cara promsi ini Anda harus menyertakan informasi sedetail mungkin dan pasang foto yang terbaik.

5. Kreatif dan inovatif. Dunia properti sangatlah luas, jadi saat anda menentukan untuk bisnis properti anda harus bisa yakin, berusaha dan mampu mengembangkan ide ide mengenai akan cara untuk meraih usaha tanpa modal, tapi mampu meraih keuntungan bisnis properti tersebut.

Nah selain 5 cara di atas, masih ada banyak cara untuk mendapatkan hasil dari bisnis properti. Dan jika anda memiliki semangat dan mampu menguasai akan lokasi wilayah dimana anda berada sekarang, pasti anda akan mampu mencapai keuntungan tersebut. Jika usaha yang Anda jalankan sudah berkembang, cobalah untuk mencari karyawan atau rekan Anda agar dapat bekerja sama.

Bisnis properti bisa dikembangkan dan bisa diraih bagi siapa saja, baik bagi yang pemula atau yang sudah memiliki potensi dibidangnya. Bisnis properti bagi pemula ini biasanya akan lebih tertuju pada bidang developer atau investasi. Untuk lebih mengenal mengenai bidang-bidang tersebut, anda bisa langsung membaca dan mencari informasi mengenai bisnis properti tersebut.

Itulah wacana dan informasi mengenai 5 cara termudah cara bisnis properti tanpa modal besar atau tanpa modal sama sekali alias modal otak dan tampang, semoga wacana dan informasi di atas dapat bermanfaat bagi anda yang membacanya. (bisnisi.com)

Rabu, 15 Juni 2016

Pahala Puasa untuk Allah

Setiap amalan akan dilipatgandakan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kebaikan yang semisal. Kemudian dikecualikan amalan puasa. Amalan puasa tidaklah dilipatgandakan seperti tadi.

Ingatlah puasa itu memiliki keistimewaan dibanding amalan lainnya. Amalan lainnya akan kembali untuk manusia yaitu dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan hingga lebih dari itu. Namun tidak untuk amalan puasa. Amalan tersebut, Allah khususkan untuk diri-Nya. Sehingga pahala puasa pun bisa tak terhingga pahalanya.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)
Pahala Puasa yang Tak Terhingga

Setiap amalan akan dilipatgandakan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kebaikan yang semisal. Kemudian dikecualikan amalan puasa. Amalan puasa tidaklah dilipatgandakan seperti tadi. Amalan puasa tidak dibatasi lipatan pahalanya. Oleh karena itu, amalan puasa akan dilipatgandakan oleh Allah hingga berlipat-lipat tanpa ada batasan bilangan.

Kenapa bisa demikian? Ibnu Rajab Al Hambali –semoga Allah merahmati beliau- mengatakan, ”Karena orang yang menjalani puasa berarti menjalani kesabaran”. Mengenai ganjaran orang yang bersabar, Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10)

Sabar itu ada tiga macam yaitu (1) sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah, (2) sabar dalam meninggalkan yang haram dan (3) sabar dalam menghadapi takdir yang terasa menyakitkan. Ketiga macam bentuk sabar ini, semuanya terdapat dalam amalan puasa. Dalam puasa tentu saja di dalamnya ada bentuk melakukan ketaatan. Di dalamnya ada pula menjauhi hal-hal yang diharamkan. Begitu juga dalam puasa seseorang berusaha bersabar dari hal-hal yang menyakitkan seperti menahan diri dari rasa lapar, dahaga, dan lemahnya badan. Itulah mengapa amalan puasa bisa meraih pahala tak terhingga sebagaimana sabar.
Amalan Puasa Khusus untuk Allah

Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku”. Riwayat ini menunjukkan bahwa setiap amalan manusia adalah untuknya. Sedangkan amalan puasa, Allah khususkan untuk diri-Nya. Allah menyandarkan amalan tersebut untuk-Nya.

Kenapa Allah bisa menyandarkan amalan puasa untuk-Nya?

Pertama, karena di dalam puasa, seseorang meninggalkan berbagai kesenangan dan berbagai syahwat. Hal ini tidak didapati dalam amalan lainnya. Dalam ibadah ihram, memang ada perintah meninggalkan jima’ (berhubungan badan dengan istri) dan meninggalkan berbagai harum-haruman. Namun bentuk kesenangan lain dalam ibadah ihram tidak ditinggalkan. Begitu pula dengan ibadah shalat. Dalam shalat memang kita dituntut untuk meninggalkan makan dan minum. Namun itu terjadi dalam waktu yang singkat. Bahkan ketika hendak shalat, jika makanan telah dihidangkan dan kita merasa butuh pada makanan tersebut, kita dianjurkan untuk menyantap makanan tadi dan boleh menunda shalat ketika dalam kondisi seperti itu.

Jadi dalam amalan puasa terdapat bentuk meninggalkan berbagai macam syahwat yang tidak kita jumpai pada amalan lainnya. Jika seseorang telah melakukan ini semua –seperti meninggalkan hubungan badan dengan istri dan meninggalkan makan-minum ketika puasa-, dan dia meninggalkan itu semua karena Allah, padahal tidak ada yang memperhatikan apa yang dia lakukan tersebut selain Allah, maka ini menunjukkan benarnya iman orang yang melakukan semacam ini. 

Itulah yang dikatakan oleh Ibnu Rajab, “Inilah yang menunjukkan benarnya iman orang tersebut.” Orang yang melakukan puasa seperti itu selalu menyadari bahwa dia berada dalam pengawasan Allah meskipun dia berada sendirian. 

Dia telah mengharamkan melakukan berbagai macam syahwat yang dia sukai. Dia lebih suka mentaati Rabbnya, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya karena takut pada siksaan dan selalu mengharap ganjaran-Nya. Sebagian salaf mengatakan, “Beruntunglah orang yang meninggalkan syahwat yang ada di hadapannya karena mengharap janji Rabbnya yang tidak nampak di hadapannya”. 

Oleh karena itu, Allah membalas orang yang melakukan puasa seperti ini dan Dia pun mengkhususkan amalan puasa tersebut untuk-Nya dibanding amalan-amalan lainnya.

Kedua, puasa adalah rahasia antara seorang hamba dengan Rabbnya yang tidak ada orang lain yang mengetahuinya. Amalan puasa berasal dari niat batin yang hanya Allah saja yang mengetahuinya dan dalam amalan puasa ini terdapat bentuk meninggalkan berbagai syahwat. Oleh karena itu, Imam Ahmad dan selainnya mengatakan, “Dalam puasa sulit sekali terdapat riya’ (ingin dilihat/dipuji orang lain).” Dari dua alasan inilah, Allah menyandarkan amalan puasa pada-Nya berbeda dengan amalan lainnya.
Dua Kebahagiaan yang Diraih …

Dalam hadits di atas dikatakan, “Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya.”

Kebahagiaan pertama adalah ketika seseorang berbuka puasa. Ketika berbuka, jiwa begitu ingin mendapat hiburan dari hal-hal yang dia rasakan tidak menyenangkan ketika berpuasa, yaitu jiwa sangat senang menjumpai makanan, minuman dan menggauli istri. Jika seseorang dilarang dari berbagai macam syahwat ketika berpuasa, dia akan merasa senang jika hal tersebut diperbolehkan lagi.

Kebahagiaan kedua adalah ketika seorang hamba berjumpa dengan Rabbnya yaitu dia akan jumpai pahala amalan puasa yang dia lakukan tersimpan di sisi Allah. Itulah ganjaran besar yang sangat dia butuhkan.
Bau Mulut Orang yang Berpuasa …

Ganjaran bagi orang yang berpuasa yang disebutkan pula dalam hadits di atas, “Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”

Seperti kita tahu bersama bahwa bau mulut orang yang berpuasa apalagi di siang hari sungguh tidak mengenakkan. Namun bau mulut seperti ini adalah bau yang menyenangkan di sisi Allah karena bau ini dihasilkan dari amalan ketaatan dank arena mengharap ridho Allah. Sebagaimana pula darah orang yang mati syahid pada hari kiamat nanti, warnanya adalah warna darah, namun baunya adalah bau minyak kasturi.

Harumnya bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah ini ada dua sebab:
Puasa adalah rahasia antara seorang hamba dengan Allah di dunia. Ketika di akhirat, Allah pun menampakkan amalan puasa ini sehingga makhluk pun tahu bahwa dia adalah orang yang gemar berpuasa. Allah memberitahukan amalan puasa yang dia lakukan di hadapan manusia lainnya karena dulu di dunia, dia berusaha keras menyembunyikan amalan tersebut dari orang lain. Inilah bau mulut yang harum yang dinampakkan oleh Allah di hari kiamat nanti karena amalan rahasia yang dia lakukan.

Barangsiapa yang beribadah dan mentaati Allah, selalu mengharap ridho Allah di dunia melalui amalan yang dia lakukan, lalu muncul dari amalannya tersebut bekas yang tidak terasa enak bagi jiwa di dunia, maka bekas seperti ini tidaklah dibenci di sisi Allah. Bahkan bekas tersebut adalah sesuatu yang Allah cintai dan baik di sisi-Nya. Hal ini dikarenakan bekas yang tidak terasa enak tersebut muncul karena melakukan ketaatan dan mengharap ridho Allah. Oleh karena itu, Allah pun membalasnya dengan memberikan bau harum pada mulutnya yang menyenangkan seluruh makhluk, walaupun bau tersebut tidak terasa enak di sisi makluk ketika di dunia.

Inilah yang akan diraih oleh seorang hamba yang melaksanakan amalan puasa yang wajib di bulan Ramadhan maupun amalan puasa yang sunnah dengan dilandasi keikhlasan dan selalu mengharap ridho Allah.

Moga Allah terus menguatkan kita untuk menjalani ibadah puasa dengan penuh ikhlas dan ittiba’.

(Muhammad Abduh Tuasikal/Referensi: Lathoif Al Ma’arif fii Maa Limawasimil ‘Aam minal Wazhoif, Ibnu Rajab Al Hambali, terbitan Al Maktab Al Islami, cetakan pertama, tahun 1428 H, hal. 268-290/Muslim.or.id).

Senin, 06 Juni 2016

Puasa dalam kacamata sufistik

Dalam kacamata sufistik ‘takwa’ sebagai terminal akhir dari ibadah puasa memiliki makna yang sedikit berbeda. Bukan hanya sebatas menjalankan perintah Allah, dan menjauhi larangan-Nya secara lahir, tapi lebih dari itu, para sufi memaknai takwa sebagai simbol penghambaan diri kepada Tuhan secara utuh, murni dan maksimal.

Takwa sejati dalam dunia sufistik tercapai di saat hati telah mampu terlepas dari tambatan dunia dan jiwa merdeka dari kungkungan cita-cita duniawi semata.

Berangkat dari paradigma di atas, puasa bagi para sufi tidak lagi dimaknai sebagai pergulatan menahan jiwa dari keinginan-keinginan untuk memuaskan hasrat perut dan birahi saja, karena mereka telah lepas dari itu. Tapi adalah perjuangan jiwa dalam menjauhi segala dosa-dosa lahir dan dosa-dosa batin.

Dosa lahir bersumber dari tujuh anggota tubuh, dua mata, dua telinga, mulut, perut, dan kemaluan. Dosa batin adalah segala hal-hal yang mampu menyeret hati ke lembah menduakan Tuhan (syirik khafy), semisal, ‘ujub, takabbur, riya’, sum’ah, hasad, cinta dunia dan lain sebagainya.

Tapi bagi para sufi yang telah mencapai maqam (derajat) akhir dalam perjalanan spiritual, puasa itu bukan lagi berkisar dalam peperangan hati dari segala dosa-dosa batin, karena dengan melalui perjalanan suluk yang panjang, melintasi beberapa tangga-tangga ma’rifatullah, hati mereka menjadi bening, bersih dari noda-noda batin. 

Selain bening hati mereka pun steril dari ancaman virus noda-noda batin. Sehingga puasa bagi golongan sufi tingkat tinggi ini, adalah menahan hati dari musyahadah kepada selain Allah, dan dari mencita-citakan sesuatu selain Allah. Bagi mereka tiada yang disembah, diinginkan, dicintai, dan dimaksud kecuali Allah. Sehingga jika terlintas dalam hati keinginan atau cita-cita selain Allah maka rusaklah puasa mereka.

Pemaknaan puasa di atas yang menggambarkan tingkatan-tingkatan manusia dalam berpuasa, telah diurai oleh Imam Al-Gazaly dalam Ihya Ulumuddin. Di dalam kitab itu, Al-Gazali mengklasifikasikan puasa sesuai tingkatan orang-orang yang menjalankan ibadah puasa pada tiga kategori. Puasa orang awam, khawash (orang pilihan), dan khawashul-khawas (orang terpilih dari para pilihan).

Pertama, puasa orang awam, yaitu puasa yang hanya semata-mata menahan lapar, dahaga, hubungan biologis saja, dari terbit matahari hingga terbenam. Namun belum terjaga dari pelanggaran-pelanggaran anggota tubuh juga dosa-dosa hati.

Kedua, puasa khawas, yaitu puasa mereka yang telah mampu menahan anggota tubuh dan hati dari segala dosa.

Ketiga, puasa khawasul khawas, yaitu puasa mereka yang tidak lagi sekadar menahan lapar dan dahaga saja, juga bukan lagi sekadar menjaga diri dan hati dari dosa-dosa anggota tubuh dan batin, karena mereka telah terjaga dari itu, tapi puasa mereka adalah menjaga hati dan perasaan dari pada musyahadah kepada selain keagungan dan keindahan Ilahi, dan daripada cinta kepada Allah Azza wa jalla

Puasa tingkatan khawasul khawas ini adalah puasa para Anbiya, Auliya’, Arifin, Shiddiqin, dan Muqarrabin. Puasa yang menembus dimensi ruang dan waktu, karena puasa tingkatan ketiga ini, berlaku dimana saja, kapan saja dan dalam aktifitas apa saja.

Senada dengan klasifikasi yang diurai oleh Imam Al-Gazali, Syeikh Abdul Qadir el-Jailani juga mengklasifikasikan puasa dalam tiga kategori. Puasa Syariat, Tarikat dan Hakikat. Puasa Syariat dari menahan nafsu perut dan kemaluan. Puasa Tarikat dari menahan anggota tubuh dan hati dari dosa. Dan Puasa Hakikat dari menjaga hati dari alpa akan Allah.

Puasa Syariat jika rusak dan puasanya adalah puasa wajib (Ramadhan) harus diqadha di luar bulan suci. Puasa Tarikat apabila batal harus ditutupi dengan taubat. Dan puasa Hakikat apabila lalai harus segera kembali ingat kepada pemilik cinta dan wujud hakiki Allah Azza wa Jalla.

Akhirnya, bagi para sufi, tingkatan takwa tertinggi sebagai cita-cita akhir dari setiap insan, hanyalah dapat digapai dengan melalui tiga anak tangga puasa di atas, (Syariat, Tarikat, dan Hakikat). Bagi mereka ketiga macam anak tangga itu adalah satu kesatuan utuh yang tak dapat dipisahkan. Sehingga Insan Kamil (Manusia Sempurna) sebagai impian akhir para pejalan spiritual itu, tidak akan terwujudkan tanpa melalui tangga-tangga tersebut. (Andi Ridwan's Blog)

Keutamaan Memperingati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam

* بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ* * السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه* * اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى س...