Senin, 17 Januari 2022

Sang Lentera Penerang: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam

Ketika Istighfar Nabi Adam tidak didengar selama puluhan tahun, lalu Nabi Adam teringat dengan tulisan nama Muhammad di pintu Arasy, lalu Adam berdoa, "Ya ALLAH ampunilah aku dengan haq Muhammad," maka ALLAH pun mengampuni Adam dan Hawa. Dalam Injil Barnabas ditulis bahwa Adam mengukir nama Muhammad di kuku jempolnya dan selalu diciumnya jempol tersebut.

Kelak di akhirat umat Nabi Nuh membantah jika Nuh pernah memberi peringatan dan berdakwah kepada mereka, lalu nabi Nuh meminta tolong kepada nabi Muhammad untuk menjadi saksinya. Nabi Muhammad pun menjadi saksi dengan membaca kisah Nuh di kitab al-Quran.

Setelah Nabi Ibrahim mengetahui jika dari keturunan anaknya Ismail akan lahir Nabi Muhammad, maka Nabi Ibrahim memohon agar namanya kelak selalu diucapkan oleh umatnya Muhammad, dan ALLAH pun menjadikan nama Ibrahim disebut dalam bacaan tasyahud di setiap sholat.

Ketika Nabi Yusuf dijebloskan kedalam sumur dan ditinggalkan oleh saudara-saudaranya, Yusuf pun menangis dan merengek didalam sumur sendirian, lalu diperintahkan oleh malaikat Jibril agar Yusuf mengganti rengekannya dengan bershalawat kepada nabi Muhammad, dan esoknya Yusuf pun dikeluarkan dari sumur oleh rombongan kafilah yang lewat.

Nabi Musa mulanya menyangka jika umatnya adalah mayoritas, namun setelah diberitahukan jika umatnya Nabi Muhammad lebih utama dan mayoritas, maka nabi Musa menginginkan agar dijadikan umatnya nabi Muhammad, namun ALLAH menolaknya lalu menggantinya dengan nama Musa akan disebut lebih banyak di kitab Al-Quran.

Ketika Nabi Daud sedang bertasbih bersama burung-burung, Daud pun heran dan takjub mendengar suara dari seekor ulat di pohon yang sedang bershalawat untuk nabi Muhammad dan umatnya.

Impian Nabi Isa adalah ingin bisa membuka terompah (sandal) nabi Muhammad lalu membasuh kedua kakinya. Dan Isa bercerita kepada para sahabatnya, bahwa kelak di akhirat nabi Muhammad akan berbicara dengan ALLAH layaknya seorang teman.

Semoga sholawat dan salam dari Allah Subhanu Wata'ala Yang Maha Baik, Maka Kasih dan Penyayang, dari para malaikat yang dekat dengan-Nya, serta dari para nabi dan dari kaum shiddiqin, dari para syuhada dan dari kaum sholihin, juga dari semua yang bertasbih kepada-Mu, dilimpahkan kepada junjungan kami Muhammad bin Abdullah, penutup para nabi, pemimpin para rasul, imam kaum bertakwa, utusan Tuhan Pemelihara alam semesta, saksi yang memberikan kabar gembira, penyeru kepada-Mu dengan izin-Mu, sang lentera yang menerangi."

*آمـــــــــــين آمـــــــــــين*
*آمـــــــــــين يَآرَبْ العالمين*
.

Jumat, 14 Januari 2022

Naskah Khutbah Jum'at: Menjadi Penolong Agama Allah...!!!

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,

أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.

اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى :
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ
(QS Muhammad [47]: 7)

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, yang telah mengaruniakan kita semua Iman dan Islam. Dialah Yang MahaBenar dan MahaAdil. Yang menguasai alam semesta. Yang MahaMengetahui apa yang terjadi di muka bumi dan di langit.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, keluarga, sahabat, serta umatnya hingga Hari Kiamat.
Bertakwalah kepada Allah, kapan pun dan di mana pun Anda berada. Taati semua perintah Allah dan jauhi semua larangan-Nya. Insyaallah, siapa yang bisa melakukan itu, pasti Allah akan angkat derajatnya.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Penistaan agama tak kenal kata berhenti. Terus terjadi. Yang terakhir, ada seorang politikus menulis status di salah satu platform media sosial, ...*“Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah, harus dibela.”

Ada sebagian kalangan yang membela dan mendukungnya. Mereka berpendapat bahwa Allah memang tak perlu dibela. Menurut mereka, Allah itu Mahaperkasa dan Mahakuat. Allah tak memerlukan pembelaan dari manusia yang lemah. Membela Allah sama artinya menganggap Allah itu lemah. Begitu opini mereka.

Perhatikan...!!!
Sikap seperti ini jelas salah besar. Kita, kaum Muslim harus bisa membedakan ...Ranah Akidah dengan Ranah Amal.

Dalam Ranah Akidah, setiap Muslim wajib mengimani bahwa Allah Mahakuat (Al-Qawiy), Mahaperkasa (Al-‘Azîz) juga Mahakokoh (Al-Matîn). *Tidak ada yang dapat mengalahkan kekuasaan Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:

مَا اُرِيْدُ مِنْهُمْ مِّنْ رِّزْقٍ وَّمَا اُرِيْدُ اَنْ يُّطْعِمُوْنِ اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنُ

Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi Aku makan. Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki, Pemilik Kekuatan Yang Mahakokoh (TQS Adz-Dzariyat [51]: 57-58).

Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengabarkan bahwa segala sesuatu pasti akan binasa, ...*kecuali Allah Subhanu Wa Ta'ala sendiri yang tidak binasa:*

كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ اِلاَّ وَجْهَهُۗ لَهُ الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya dan hanya kepada-Nya kalian dikembalikan (TQS al-Qashash [28]: 88).
*Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,*

Itu adalah ranah akidah atau keimanan. Namun, dalam Ranah Amal, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan kaum Muslim untuk membela agama-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:*

وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

Sungguh Allah akan menolong orang yang membela (agama)-Nya. Sungguh Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa (TQS al-Hajj [22]: 40).

Allah Sbhanahu Wa Ta’ala juga memerintahkan kaum Muslim agar menjadi para penolong agama-Nya:

يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ

Wahai orang-orang yang beriman! Jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian (TQS Muhammad [47]: 7).

Syaikh Ibrahim al-Qaththan dalam tafsirnya menjelaskan maksud ayat ini, ...*“Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong Allah—yakni dengan menolong syariah-Nya, menegakkan hak-hak Islam, berjalan sesuai dengan manhaj-nya yang lurus—niscaya Allah menolong kalian atas musuh-musuh kalian.

Inilah janji yang benar dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sungguh Dia telah melakukan demikian untuk kaum Mukmin yang shiddiq dari kalangan generasi sebelum kita. Karena itu sekarang kita pun dituntut untuk menolong agama Allah dan berjalan pada manhaj-Nya sampai Allah menolong kita dan mengokohkan kedudukan kita. Allah tidak pernah mengingkari janji.” (Al-Qathhan, Taysîr at-Tafsîr, 3/242).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam juga pernah berpesan kepada Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu agar menjaga agama Allah:

احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ

Jagalah (agama) Allah, niscaya Dia menjaga kamu (HR at-Tirmidzi).
Berkaitan dengan hadis ini, Imam Ibnu Rajab al-Hanbali menjelaskan, “Maknanya, jagalah batas-batas-Nya, hak-hak-Nya dan larangan-larangan-Nya. Menjaga hal itu adalah dengan menepati perintah-perintah-Nya dengan ketundukan, menjauhi larangan-larangan-Nya, tidak melanggar batas-batas-Nya…” (Ibnu Rajab, Jâmi’ al-Ulûm wa al-Hikam, hlm. 462).

Jadi, wajib dipahami oleh umat bahwa membela Allah yang dimaksud dalam nas-nas di atas adalah membela kemuliaan agama-Nya dan syiar-syiar-Nya. Termasuk membela kemuliaan sifat-sifat Allah dari segala tindakan penistaan.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Dalam Sîrah Ibnu Hisyâm diriwayatkan bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu pernah memukul dengan keras wajah seorang pendeta Yahudi bernama Finhash karena dia mengolok-olok Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dia menyebut Allah miskin, sedangkan kaum Yahudi kaya.

Ejekan ini berkaitan dengan perintah Allah kepada kaum Muslim untuk memberikan ‘pinjaman yang baik’ (qardh[an] hasan[an]) di jalan-Nya.

Atas pemukulan tersebut, Finhash mengadukan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.

Namun, Allah Subhanahu Wa Ta’ala membela tindakan Abu Bakar dengan menurunkan firman-Nya:*

لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ اْلأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ

Sungguh Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang berkata, “Sungguh Allah itu miskin, sementara kami kaya.” Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar. Kami akan mengatakan (kepada mereka), “Rasakanlah oleh kalian azab yang membakar!” (TQS Ali Imran [3]: 181).

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Wahai kaum Muslim, bukankah Allah sudah menyeru Anda sekalian untuk senantiasa meletakkan agama ini di atas segalanya..!!!

قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ اقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَا اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِه وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِه فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهۗ وَاللّٰهُ لاَ يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ

Katakanlah, “Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perdagangan yang kalian khawatirkan kerugiannya serta rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta jihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan (azab)-Nya.” Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang fasik (TQS. at-Taubah [9]: 24).

Apakah ayat ini sudah Anda lupakan..? Ataukah Anda sedang menunggu datangnya ancaman Allah tersebut..? Wal ‘iyyâdzu bilLâh.

Munculkanlah ghirah Anda untuk membela agama Allah. Terapkan Syariah Allah di muka bumi.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

© 2020. All Right Reserved: Dewan Masjid Digital Indonesia (DMDI)

Fikih Puasa yang Wajib Diketahui

Makna puasa Puasa dalam bahasa Arab disebut dengan Ash Shiyaam (الصيام) atau Ash Shaum (الصوم). Secara bahasa Ash Shiyam artinya adalah al i...