Senin, 12 Januari 2009

IDUL QURBAN DAN TAHUN BARU


(Mbak tahun baruan yuukkk)

Catatan: Bagi umat Islam dalam waktu berdekatan, menghadapi tiga peristiwa penting yang senantiasa mendapat perhatian umat manusia di dunia. Yakni Idul Adha, Tahun Baru Islam 1 Muharram serta Tahun Baru Masehi  yang biasa disambut secara hiruk pikuk di seluruh dunia.div>


Tentang Idul Qurban

Hari Raya Idul Adha memiliki makna yang sangat dalam bagi kehidupan rohani sekaligus jasmani manusia umat Islam. Hari raya Idul Adha, yang biasa kita sebut sebagai Hari Qurban ini, mengundang jutaan umat manusia dari berbagai penjuru dunia untuk memenuhi panggilan Allah melaksanakan ibadah Haji. Mereka bersatu padu dalam irama talbiyah.

Prosesi ibadah hajji secara umum merupakan pelestarian dari ajaran nabi-nabi terdahulu. Terutama masa Nabi Ibrahim yang  dijuluki sebagai Abul Anbiyya (Bapak para Nabi) atau Khalilullah, kekasih Allah.

Sementara bagi mereka yang tidak melaksanakan Hajji, diperintahkan untuk melaksanakan ibadah Idul Adha. Mulai puasa di hari Arafah, bersamaan dengan pelaksanaan jemaah hajji yang sedang wukuf. Selain itu disunatkan membaca takbir selama lima hari berturut-turut, shalat Id, dan menyembelih binatang qurban bagi yang memiliki kelonggaran rizki.

Firman Allah SWT, dalam QS. Al-Kautsar:1-2: "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah."

Melalui ibadah qurbn ini umat manusia diajak untuk meneladani dua kekasih Allah, yakni Nabi Ibrahim A.S. dan Nabi Ismail A.S. yang telah lulus dari ujian maha berat.

Betapa tidak. Syahdan, dikisahkan nabi Ibrahim telah lama merindukan kehadiran seorang putra. Harapan itu menjadi kenyataan ketika usianya telah lanjut. Sang anak yang dirindukannya selama berpuluh tahun itu, ketika menginjak dewasa mendapat perintah Allah untuk disembelih. 

Kisah ini sebagaimana firman Allah:
"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku anak yang salih. Maka kami beri dia khabar gembira dengan hadirnya anak laki-laki yang amat halus perangainya."

Maka tatkala anak itu telah mencapai umur dewasa, maka Ibrahim berkata kepadanya: "Wahai anakku sesungguhnya aku bermimpi diperintahkan agar aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu? Ia menjawab: "Wahai ayahku, laksanakan apa-apa yang diperintah Allah kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapati aku sebagai oang yang sabar".

Tatkala keduanya telah berserah diri (kepada Allah) lalu Ibrahim membaringkan anaknya untuk segera disembeih.

Namun Ibrahim menerima panggilan: "Wahai Ibrahim, sesungguhnya telah kamu benarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada yang-orang yang berbuat ihsan. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."

Istilah qurban dalam bahasa Al-Quran artinya dekat atau mendekatkan diri kepada Allah. Mendekatkan diri merupakan essensi semua ibadah yang dituntunkan Islam. Hakekat ibadah adalah bertaqwa kepada-Nya dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi semua laranganNya. Tentu saja termasuk menaati  ajaran yang disampaikan Rasulullah, Muhammad SAW, melalui haditsnya.

Allah menegaskan bahwa dalam ibadah qurban itu bukanlah daging-daging sembelihan qurban itu yang akan sampai kepada Allah, tetapi ketaqwaan orang yang berqurban itulah yang akan sampai kepadaNya.

Gegap gempita tahun baru

Setiap akhir tahun kita  biasanya turut merayakan malam tahun baru. Namun berbeda dengan Tahun Baru Islam 1 Muharram yang tidak diperingati secara kolosal, maka setiap Tahun Baru Masehi manusia merayakannya dengan segenap suka-cita. Manusia berjubel di seantero kota-kota di seluruh dunia.  Mereka ingin bersaksi terjadinya pergantian tahun dari menit demi menit hingga detik ke detik, seolah menjadi semacam upacara ritual yang mereka tidak boleh tinggalkan.

Begitu pula hal serupa kita saksikan di kota-kota besar di dunia yang lain seperti di Tokyo dan kota2 di dunia lainnya hingga Afrika dan Times Square, New York. Dengan rela mereka mengeluarkan jutaan hingga milyaran rupiah untuk membeli tiket pesawat ke NY serta menginap di hotel berbintang. Bahkan bagi yang uangnya pas-pasan pun tidak mau ketiggalan untuk turut bersuka-cita di malam tahun baru.

Di Jakarta dan kota2 besar lainnya kita melihat para penjual terompet sudah semarak seminggu sebelum akhir tahun. Pada malam tahun baru masyarakat  berbondong-bondong turunke jalan, memadati jalan-jalan, meniup teromper dan membakar kembang api. Ya begitulah hiruk pikuk memperingati tahun baru masehi.

Namun tahukah, bahwa di pelosok wilayah lain, ada sejumlah saudara2 kita, jangankan bersuka cita di tahun baru, untuk menyelamatkan isi perut pun masih kepayahan. Masih banyak saudara-saudara kita yang tidak pernah merasakan hiruk-pikuknya malam tahun baru. Mereka dihadapkan pada kenyataan hidup yang masih penuh penderitaan. Belum lagi saudara2 kita yang terkena musibah banjir.

Lalu bagaimana dengan kita? Akankah kita ikut terjerumus merayakan tahun baru seperti kebiasaan kaum jahiliyah selama ini? Ataukah ada sesuatu yang lebih berharga dan bermanfaat yang bisa kita lakukan di malam tahun baru? 

Tahun Baru pastinya akan berlalu. Namun masih ada yang bisa kita lakukan. Ya, setidaknya bisa melakukan semacam kontemplasi. Merenung sejenak tentang apa-apa yang telah kita lakukan di tahun ini atau setahun ke belakang. Lalu mencoba menembus lorong waktu kedepan tentang apa yang akan kita perbuat. 

Kalau memang masih ingin merayakan tahun baru di kafe-kafe, hotel, atau di jalan2 protokol, ya monggo. Namun ada baiknya menyempatkan sejenak untuk merenung. Membuat resolusi, membentang rencana dan menyusun program. Tentang apa yang bisa kita perbuat agar kualitas hidup menjadi lebih baik di masa-masa mendatang.

Selamat Idul Qurban...Selamat Tahun Baru I Muharram dan Tahun Baru Masehi...Semoga umat manusia senantiasa berada dalam berkah dan ridhoNya. Ammmiiinnnn....

SEPULUH ARGUMENTASI BAHWA MALAM KE-27 ADALAH LAILATUL QODAR

Apakah bisa dipastikan tanggal 27 Ramadan adalah lailatul qodar? Untuk memastikan, barangkali lebih berhati-hati jangan. Tetapi bahwa mayori...