Selasa, 29 Mei 2012

Profile Direksi TELKOM


Ini dia direksi baru Telkom...
Kedelapan anggota direksi ini merupakan karyawan muda terbaik aset perusahaan.
Masa depan Telkom, kini berada dalam genggaman tangannya.
Komitmen mereka akan mengelola Telkom secara Speed, Smart dan Solid...



1. Arief Yahya, Direktur Utama

 
Sebelum menjadi Direktur Utama, ia merupakan Direktur Enterprise & Wholesale yang menjabat sejak 24 Juni 2005. Pria kelahiran Banyuwangi, 2 April 1961 ini meraih gelar Sarjana Bidang Teknik Elektro Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (1986), dan MSc bidang Telecommunics dari University of Surrey, Inggris (1994). Bergabung dengan Telkom sejak 1986, Arief Yahya telah mendapatkan berbagai penugasan, antara lain Senior Manager Niaga Divisi Regional II (1999 – 2001), General Manager Kandatel Jakarta Barat (2002 – 2003), Kepala Divisi Regional VI Kalimantan (2003 – 2004), dan Kepala Divisi Regional V Jawa Timur (2004 – 2005). Beliau juga masih menjadi Ketua Ikatan Alumni Elektro Institut Teknologi Bandung sejak tahun 2009.

2. Muhammad Awaluddin, Direktur Enterprise & Wholesale 



Sebelumnya merupakan Direktur Utama PT. Infomedia Nusantara. Pria kelahiran Jakarta 15 Januari 1968 ini meraih gelar sarjana Teknik Elektro dari Universitas Sriwijaya (1990) dan European University Antwerpen Belgia (1998). Bergabung dengan Telkom sejak 1991, Awaluddin telah mendapatkan penugasan di berbagai tempat di Telkom, antara lain General Manager Kandatel Bogor, General Manager Kandatel Jakarta Pusat, Executive General Manager Divre I Sumatera, VP Public & Marketing Communications dan Executive General Manager Divisi Access.

3. Honesti Basyir, Direktur Keuangan 


Sebelum terpilih sebagai Direktur Keuangan, ia menjabat Vice President Strategic Business Development Direktorat IT Solution & Strategic Portfolio. Pria kelahiran Padang 24 Juni 1968 ini meraih gelar sarjana Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (1992), serta S-2 Corporate Finance Sekolah Tinggi Manajemen Bandung (2004). Honesti Basyir telah mendapatkan berbagai penugasan sebelumnya, antara lain Assistant Vice President Business & Finance Analysis dan Project Controller-1 Project Management Office.

4. Sukardi Silalahi, Direktur Konsumer 


Sebelum terpilih menjadi Direktur Konsumer, ia merupakan Executive General Manager Divisi Consumer Service Timur, dan juga anggota Komisaris Telkom Vision. Pria kelahiran Pangururan 30 Agustus 1965 ini meraih gelar sarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (1989). Bergabung dengan Telkom sejak 1991, Sukardi Silalahi telah mendapatkan penugasan di berbagai tempat antara lain Executive General Manager Divisi Regional VI Kalimantan (2008) dan Deputi Executive General Manager Divisi Consumer Service Barat (2010 – 2011).

5. Indra Utoyo, Director IT Solutions & Strategic Portfolio 


Indra Utoyo merupakan salah satu direksi periode sebelumnya yang bertahan. Menjabat Direktur IT Solution & Supply sejak 28 Pebruari 2007. Pria kelahiran Bandung 17 Pebruari 1962 ini meraih gelar sarjana bidang Teknik Elektro Telekomunikasi Intstitut Teknologi Bandung dan gelar Master dalam Communication and Signal Processing dari Imperial College of Science, Technology and Medicine, University of London, Inggris. Bergabung dengan Telkom sejak 1986, Indra Utoyo sebelumnya mendapatkan penugasan di berbagai tempat , antara lain Senior General Manager Information System Center.

6. Priyantono Rudito, Direktur Human Capital & General Affair 


Ia sebelumnya merupakan Vice President Corporate Strategic Planning Direktorat IT Solution & Strategic Portfolio. Pria kelahiran Palembang 10 April 1967 ini meraih gelar sarjana dari Institut Teknologi Bandung, S-2 Master of Business dari Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) Australia, dan S-3 Doctor of Philosophy (PhD) RMIT Australia. Priyantono Rudito sebelumnya telah mendapatkan penugasan di berbagai tempat antara lain staf pengajar pada Institut Teknologi Telekomunikasi (ITT) dan Vice President Marketing & Customer Care Telkom.

7. Rizkan Chandra, Direktur Network & Solution 


Ia merupakan direktur termuda di jajaran Direksi Telkom yang baru. Sebelumnya merupakan Direktur Utama PT. Sigma Cipta Caraka. Pria kelahiran Jakarta, 27 Januari 1969 ini meraih gelar sarjana Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (1992), serta Master of Science (MSc) dalam Management of Technology dari National University of Singapore (2000) Rizkan Chandra sebelumnya telah mendapatkan penugasan di berbagai tempat di Telkom , antara lain Kepala Proyek NGN Telkom (2006 – 2007), Vice President Infrastructure & Service Planning Telkom (2007 – 2008), serta Senior General Manager Learning Center Telkom (2008 – 2010).

8. Ririek Adriansyah, Direktur Compliance & Risk Management 


Sebelum menjadi Direktur CRM, ia merupakan Direktur Utama PT. Telekomunikasi Indonesia International (Telin). Pria kelahiran Yogyakarta, 2 September 1963 ini meraih gelar sarjana Sarjana Teknik Elektro Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (1988).
Ririek Adriansyah sebelumnya telah mendapatkan penugasan di berbagai tempat antara lain Deputy General Manager of International Business Unit Telkom (2005 – 2008), Direktur International Carrier Service Telin (2008 – 2010), dan Direktur Marketing & Sales Telin (2010 – 2011).
(Sumber: www.telkom.co.id) 

Telkom Raih Penghargaan Forbes The Global 2000


Forbes Global 2000 adalah suatu daftar peringkat tahunan atas 2.000 perusahaan publik di dunia yang dikeluarkan oleh majalah Forbes. Pemeringkatan disusun dengan berdasarkan pada kombinasi empat kriteria: penjualan, laba, aktiva, dan nilai pasar. Daftar peringkat ini telah diterbitkan sejak tahun 2003.

Forbes Global 2000 merupakan indikator yang berguna untuk mengetahui perusahaan-perusahaan publik terkemuka di dunia, akan tetapi daftar peringkat ini hanya sebuah penafsiran karena hanya perusahaan publik terdaftar yang dimasukkan ke dalam peringkat. Hasil pemeringkatannya juga tidak dapat dianggap pasti, karena apabila terjadi perubahan kriteria maka akan menghasilkan daftar peringkat yang berbeda pula.

Telkom menerima penghargaan “Forbes The Global 2000” sebagai The World's Biggest Public Companies dalam acara Forum Kepemimpian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Ballroom Hotel Four Seasons, Jakarta, Selasa (22/5). Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Cahirman & Editor in Chief Forbes, Steve Forbes, dan CEO Group Mayapada sebagai pemegang lisensi Forbes Indonesia, Dato' Sri Tahir, pada Dirut Telkom, Arief Yahya.


Menurut Steve Forbes, Telkom berhak menerima penghargaan ini karena berhasil tercatat dalam daftar Forbes Global 2000 berkat kinerjanya yang cemerlang. Forbes Global 2000 merupakan daftar duaribu perusahaan publik yang memiliki kinerja terbaik di dunia. Keduaribu perusahaan ini kemudian secara rutin dipublikasikan oleh majalah Forbes di Amerika Serikat.

Terdapat sepuluh perusahaan Indonesia yang berhasil lolos dalam daftar membanggakan ini. Enam di antaranya adalah BUMN, yaitu BRI (peringkat 479), Bank Mandiri (peringkat 488), Telkom (peringkat 726), BNI (peringkat 969), PGN (peringkat 1351), dan Semen Gresik (peringkat 1674).

“Penganuegarahan ini dimaksudkan untuk meneguhkan kembali posisi BUMN ini dalam daftar bergengsi,” ungkap Steve.

Sementara itu, Dato' SriTahir menyampaikan apresiasi dan merasa terhormat dapat bekerjasama dengan Kemneterian BUMN untuk menyelenggarkan acara ini. Menurutnya, peran BUMN dalam pembangunan bangsa ini sangatlah penting. Dia berharap, kegiatan ini dapat memberikan bekal pemikiran kepemimpian dan mendorong praktik terbaik di sektor pemerintahan.

Forum Kepemimpinan BUMN, lanjutnya, bertujuan untuk menjadi wadah saling berbagi praktik terbaik, meluaskan jaringan, dan berbagi pemikiran kepemimpian tentang peran penting BUMN di dalam perekonomian Indonesia.

Dirut Telkom, Arief Yahya, hadir tidak hanya untuk menerima penghargaan saja, tetapi juga sebagai pembicara dalam forum tersebut. Selain Arief, Dirut BNI Gatot Mudiantoro Suwondo, Dirut Bank Mandiri Zulkifli Zaini, dan Dirut Semen Gresik Dwi Soetjipto, juga turut hadir sebagai penerima penghargaan dan pembicara.

Acara dihadiri Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan, Dir ITSS Indra Utoyo, Dir HCGA Priyantono Rudito, Dir KUG Honesti Basyir, serta jajaran Direksi BUMN, dan 200 tamu undangan.***LW_red06/Portal Telkom

Jumat, 25 Mei 2012

Angka 3 dan Silaturahmi Direksi


Direktur Human Capital & General Affairs (HCGA), Priyantono Rudito, telah “memukul kentongan” pertanda PKB V resmi dimulai. Peristiwa “woro-woro” itu terjadi pada Kamis (24/5). Lalu, keesokan harinya pada Jum'at (25/5) diselenggaralan silaturahmi direksi baru Telkom dengan Pengurus Sekar. Hebatnya, seluruh direksi yang terdiri delapan orang menghadiri pertemuan ini. Sementara dari Sekar, tidak kurang 50 Pengurus Sekar, terdiri dari Pengurus MPO, DPP, DPW seluruh Indonesia plus DPD Co, juga tak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Apa inti yang terkandung dari dua peristiwa itu? Setidaknya ada dua hal. Pertama, menunjukkan kepedulian Manajemen dan Sekar bahwa PKB sangat urgent yang harus segera digelar sebelum masa PKB IV berakhir. Kedua, perhatian Manajemen yang memandang keberadaan Sekar sangat penting sebagai mitra strategis untuk turut men-support memajukan perusahaan dan kesejahteraan karyawan.

Pada pertemuan pertama, adanya komitmen bahwa PKB V harus kelar dalam masa tiga bulan dengan tetap mengedepankan kesejahteraan yang tidak sepatutnya menurun. Untuk itu kesejahteraan harus tetap merujuk pada laju inflasi. Jangan pula terjebak wording per pasal yang bikin jlimet dan bisa menguras sumberdaya.

Namun lain halnya pada acara silaturahmi Direksi dan Sekar, Manajemen ingin menunjukkan pada jajaran Pengurus Sekar bahwa strategi yang dibentang Manajemen kali ini bukan strategi biasa. Pengelolaan perusahaan, kini saatnya dilakukan secara total dan radikal dengan target-target yang lebih spektakuler. Berbagai kiat-kiat bisnis dan strategi dipaparkan secara meyakinkan dan mengalir oleh dirut Arief Yahya (AY). Wajar, jika pengurus Sekar dibuat melongo dan terpukau dengan presentasi dirut yang memakan waktu hampir dua jam itu.

Ada sejumput kerinduan kondisi ideal Telkom sebagaimana yang disampaikan dirut itu. Setidaknya, muncul optimis baru di tengah kondisi Telkom yang kian terpuruk dan mencemaskan. Ada semangat baru untuk menumpahkan segala potensi dan sumberdaya untuk bekerja lebih speed, smart dan solid. Ada sejumlah harapan baru yang terbentang nun di ujung goals sana. Harapan keberadaan Telkom semakin berarti bagi negara dengan tetap memposisikan sebagai operator plat merah disegani di tingkat global. Harapan, ketika Telkom tak gampang “digebuk” kompetitor lalu “dicuri” secara bertahap porsi kue bisnisnya. Harapan, ketika Telkom malah semakin bertengger menunjukkan kejayaannya di tengah puting beliung kompetisi. Dan tentu saja, harapan ketika kesejaheraan karyawannya tetap terjaga baik dengan menunjukkan trend meningkat.

Maka sudah sepatutnya, jika seluruh warga perusahaan turut menyambut baik dengan penuh sukacita hadirnya para direksi baru ini. Apalagi mereka terdiri dari tenaga-tenaga muda aset perusahaan dari kalangan kita sendiri. Mereka telah terbukti potensi, kompetensi, kerja keras dan cerdasnya sewaktu menjabat sebagai para komandan di lapangan operasional. Kini tumpuan harapan Telkom ke depan berada dalam genggaman tangan beliau-beliau ini. Dan kita yakin mereka bisa.

Terkait dengan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), seperti kita mafhum bahwa misi utama Sekar adalah untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan melalui bangunan hubungan industrial yang kokoh dan harmonis. Dalam prosesnya tentu akan dihadapkan pada perbedaan persepsi. Terutama persepsi Sekar terhadap apapun kebijakan perusahaan yang berpotensi mengancam kesejahteraan.

Melalui PKB, perjuangan Sekar telah menemukan formatnya dalam bentuk perundingan yang dinamakan perundingan Perjanjian Kerja Bersama (PKB). PKB telah menjadi sistem hubungan industrial paling ideal antara karyawan TELKOM dan Manajemen TELKOM yang mengatur siklus ketenagakerjaan di TELKOM mulai dari rekrutmen hingga pensiun.

PKB memang telah menjadi sebuah manifestasi kemitraan sejati antara Manajemen dan Sekar. Disinilah diujinya kedua belah pihak untuk memahami arti pentingnya PKB yang notabene berisi patokan-patokan nilai dan seperangkat aturan. Ini sesungguhnya sebagai wujud berjalannya hubungan industrial di perusahaan. Bahkan PKB tak hanya mengatur sebagai dasar berjalannya roda perusahaan, namun juga bagi Manajemen sebagai dasar dalam menentukan kebijakan terkait hubungan industrial.

Antara SEKAR dan Manajemen telah ada kesepakatan untuk melaksanakan Hubungan Industrial dalam rangka menciptakan hubungan kerja yang serasi, aman, mantap, tenteram, dan dinamis. Selain itu juga sebagai perwujudan ketenangan kerja dan perbaikan kesejahteraan karyawan, kelangsungan usaha, serta kepastian hak dan kewajibannya masing-masing.

Secara konkrit ditegaskan bahwa SEKAR dan Manajemen wajib untuk saling mendukung dalam upaya pelaksanaan tugas perusahaan secara jujur, bertanggungjawab, efisien, dan efektif berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tentu saja dengan tetap menjaga segala kepatutan, kewajaran dan konsekuensinya. SEKAR dan TELKOM sepakat untuk menjadikan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) sebagai pedoman yang mengatur hubungan kerja, sehingga harus dipatuhi dan dilaksanakan secara tepat, benar, dan dapat diuji berdasarkan rasa keadilan.

Untuk itulah SEKAR dan TELKOM tetap berupaya untuk mewujudkan kemitraan sejati yang konstruktif guna mempertahankan dan memajukan perusahaan serta meningkatkan kesejahteraan dengan tetap memperhatikan kondisi perusahaan.

Menjelang penyelenggaraan dimulainya PKB V, pastinya antara SEKAR dan Manajemen telah saling memahami posisinya masing-masing pada saat akan masuk ke meja perundingan. Tim Manajemen tentu telah faham, walaupun menyangkut juga kesejahteraan para anggota tim perundingnya, namun ada batasan-batasan tertentu sampai seberapa jauh pihaknya bisa mengakomodasi harapan tim Sekar. Biasanya tim Manajemen telah dibekali berupa arahan dari direksi tentang mana yang bisa dan tidak bisa dikompromikan dan sampai batasan mana kelonggaran yang diberikan.

Kedua tim perunding, sebelum masuk ke meja perundingan telah membentuk formasi atau peta peran anggotanya agar saat bernegosiasi dapat berjalan lebih efisien dan efektif. Namun yang lebih penting bagaimana agar dapat lebih dekat menuju pada kesamaan persepsi. Tujuannya agar lebih cepat, tepat, smart guna memenuhi harapan para pihak.

Untuk itulah, betapa pentingnya faktor soliditas seluruh anggota tim yang terlibat dalam perundingan. Mengapa hal ini begitu penting? Karena PKB terkait dengan nasib dan hajat hidup seluruh warga perusahaan.

Seluruh karyawan yang notabene hampir seluruhnya anggota Sekar pastinya sangat berharap pada hasil perundingan PKB ini. Untuk itu, saat perundingan jangan pernah terjadi saling pojok-memojokkan yang menjurus pada dilema yang sulit disolusi. Boleh saja pressure demi pressure dilakukan pada kedua belah pihak. Namun tentu tidak boleh pihak manapun memaksakan kehendaknya yang menjurus pada dilema yang pada akhirnya menghadapi jalan buntu (deadlock).

Tentu saja kita tidak berharap perundingan PKB V menghasilkan deadlock. Sebab jika ini terjadi tak hanya telah mengulang peristiwa sama pada perundingan sebelumnya, namun juga akan direspon karyawan sebagai peristiwa ironis. Tidak hanya akan merugikan semua pihak karena akan kembali ke pemberlakuan PKB-IV yang masa berlakunya sampai 23 Agustus tahun ini, namun juga segala cipta, rasa dan karsa atau segala daya dan upaya, segala dana dan sumberdaya yang telah dikerkahkan akan menjadi sia-sia.

Deadlock hanya akan merubuhkan citra tak baik kedua tim, karena para anggota Sekar dan seluruh karyawan dengan segala hormat akan tersenyum tidak manis. Ingat bahwa waktu yang tersisa hanya tiga bulan. Sekali lagi: Cuma tiga bulan cooyyy...(*nanas)

Perundingan PKB V Resmi Dimulai


Direktur Human Capital & General Affairs (HCGA), Priyantono Rudito, meresmikan dimulainya perundingan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) V periode 2012-2014 di Ruang Burangrang, Telkom Bandung, Kamis (24/5). Kegiatan kick off dihadiri oleh kedua tim perunding, yakni tim Sekar dan tim Manajemen.

Dalam kesempatan itu, Ketua Tim Perunding Sekar, Asep Mulyana, dan Ketua Tim Perunding Manajemen, Sofyan Rohidi, memperkenalkan anggota timnya masing-masing yang terdiri dari 18 anggota.

Ketua Umum Sekar, Wisnu Adhi Wuryanto menargetkan, perundingan PKB periode ini akan dilaksanakan secara maraton selama kurun waktu tiga bulan. "Perundingan ini harus rampung sebelum masa PKB IV berakhir  pada 23 Agustus 2012 mendatang," tandasnya.

Namun yang terpenting, lanjut Wisnu, dalam PKB V kesejahteraan harus lebih menyesuaikan pada laju inflasi yang mencapai 6% dengan memperhitungkan pada dua tahun ke belakang dan dua tahun ke depan. "Kedua tim perunding hendaknya tidak terjebak pada wording pasal demi pasal yang rumit. Terpenting lihatlah pada essensinya. Bersyukur jika sudah ada arahan dari direksi," harapnya.

Untuk bisa mencapai target dan harapan itu, Priyantono menanggapi, perundingan ini harus diimplementasikan dengan mengacu pada 3S yakni Solid, Speed, dan Smart.

Menurutnya, speed harus dilakukan terkait masalah waktu. Apalagi  perundingan ini ditargetkan harus rampung sebelum 23 Agustus. Demikian halnya, Smart harus diimplementasikan dengan mengevaluasi perundingan PKB sebelumnya guna mempersiapkan PKB periode selanjutnya. Smart juga berlaku untuk menjaga kerja tim agar tetap pada platform yang ada. Sedangkan unsur solid, harus diimplementasikan ketika menggabungkan kedua tim perunding, baik dari tim Sekar maupun Manajemen.

Kita harus solid secara hati. Jangan sampai bertengkar. Kalau ada perbedaan, itu wajar karena itulah dinamika. Namun yang terpenting niat kita sama ingin memberikan yang sebaik-baiknya bagi seluruh karyawan,” kata Priyantono.

Untuk itu, tambah Priyantono, pendekatan yang digunakan selama ini bersandar pada rasionalitas, tampaknya harus dipikirkan kembali. "Ada kekuatan di balik strategi yaitu spirit. Namun spirit itu sesungguhnya bukanlah tataran yang rasional, melainkan ruh dan rasa yang bernuansa psikologis," tandasnya. 

Terlepas dari itu, Priyantono meyakini, perundingan PKB V periode 2012-2014 ini akan menghasilkan kesepakatan terbaik dan Insyaallah akan menjadi PKB terbaik dari yang pernah ada sebelumnya.***(Portal Telkom, Portal Sekar, red05,06, ferdi,nas)

Rabu, 16 Mei 2012

Pak Gatot, kini tak khawatir lagi


Pak Gatot adalah seorang direktur sebuah perusahaan. Untuk memanaj perusahaannya yang tengah berkembang pesat, ia merasa kekurangan waktu. Terutama waktu untuk menonton televisi. Padahal ia adalah seorang penggemar berat sepakbola.

Terlebih memasuki bulan Mei ini, tayangan bola di televisi sangat padat. Mulai dari kompetisi Liga Inggris, Spanyol, Italia. Puncaknya adalah final Piala Champion 2012 dimana Bayer Munchen akan berhadapan dengan Chelsea. Di dalam negeri, ada Liga Primer atau Liga Super yang juga memasuki saat akhir musim kompetisi. Semua tim pastinya akan besaing sangat ketat dengan mengerahkan segala kepiawaiannya mengolah si kulit bundar agar timnya keluar sebagai juara. Tentu saja, pak Gatot merasa bingung dan khawatir kesemua pertandingan itu tak dapat ia nikmati.

Istri pak Gatot adalah Ibu Wina. Beliau seorang Psikolog. Sebagai wanita karier, yang memiliki Biro Konsultasi sendiri, ia pun termasuk sangat sibuk menangani usahanya sebagaimana kesibukan suaminya. Ibu Wina adalah penggemar beberapa acara TV, seperti Indonesia Idol yang kini memasuki tahap final. 

Namun sayangnya acara ini harus berlangsung sampai larut malam. Beberapa acara lain yang disukai bu Wina, antara lain OVJ live, demo Memasak, American Idol serta tayangan Sinetron yang acapkali terlewati untuk ditonton. Persoalannya, waktu tayangnya selalu saja tidak sesuai dengan waktu luang yang dimiliki. Bu Wina seringkali menyesali tak dapat menonton langsung beberapa acara kesukaan tersebut. Apalagi kalau rekan-rekan sejawatnya di kantor dengan serunya bercerita.

Namun demikian, setelah Telkom memperkenalkan produk terbarunya Groovia TV, Pak Gatot dan istrinya Ibu Wina kini tak khawatir lagi ketinggalan acara televisi.Setelah faham keunggulan yang dimiliki Groovia TV, mereka pun langsung mendaftar menjadi pelanggannya. Mereka merasa telah mendapatkan solusi paling jitu. Terutama, salah satu fitur yang dimiliki Groovia TV yakni dapat merekam acara-acara televisi yang menjadi kesukaannya. “Nah, ini dia!” barangkali begitu dalam benak pak Gatot dan bu Wina.

Kecanggihan Groovia TV

Kecanggihan Groovia TV dalam pandangan keluarga pak Gatot, tak sekedar kemampuannya dalam merekam acara. Namun juga ada berbagai fitur menarik, seperti tayangan puluhan film pilihan, game, tayangan video dan karaoke. Tentu saja selain dapat digunakan juga untuk berinternet-ria.

Kita dapat menikmati serunya triple play, yakni Internet Protocol Television, Speedy Broadband dan telepon rumah. Kita pun kini dapat membebaskan diri dari keterikatan jadwal acara televisi. Bukan lagi kita yang mengikuti jadwal acara televisi, tapi acara televisi yang mengikuti jadwal kita. Teknologi yang digelar Telkom ini telah sanggup membalikkan fakta.

Selain itu kita pun dapat berinternet akses dengan tetap menjaga kemudahan berkomunikasi melalui telepon rumah. Dengan teknologi Internet Protocol Television telah sanggup memanjakan pelanggannya melalui fitur-fitur interaktif dan personalized. Salah satunya fitur TV on Demand. Fitur inilah yang menjadi solusi dari semua kekhawatiran pak Gatot dan bu Wina untuk tetap bisa menonton acara kesayangannya. Fitur ini secara otomatis akan merekam semua acara yang disiarkan hingga dua hari yang lalu.

Bagaimana cara menikmati fitur TV on Demand itu? Sangat mudah. Pelanggan tinggal masuk ke menu TVoD (TV on Demand) yang disediakan di Groovia TV. Setelah itu pilih tayangan yang hendak ditonton ulang sehingga bisa menontonnya kapan pun. Jadi tidak perlu cemas lagi ketinggalan acara favorit di televisi. Mulai saat ini, anda pun dapat mengatur waktu untuk menikmati acara kesayangan. sungguh indah dan menyenangkan bukan?

Guna melengkapi fitur TV on Demand ini, Groovia TV juga dilengkapi dengan teknologi TIME SHIFT TV. Apa lagi itu? TIME SHIFT TV adalah teknologi yang membuat pelanggan bisa melakukan rewind, fast, foward, atau pause seperti di mesin DVD player. Jadi, selain bisa menonton secara ulang acara favorit kapanpun, Anda juga dapat memilih dan menonton bagian-bagian tertentu dari acara tersebut tanpa harus menontonnya dari awal. Sungguh sangat mengasyikkan. Bagi ibu-ibu yang sibuk mengerjakan tugas-tugas rumahtangganya atau ketika harus membantu anak-anak mengerjakan PR, kini tak perlu khawatir ketinggalan sinetron atau fans peserta Indonesia Idol. Tinggal tekan PAUSE saja, masalah pun beres. Begitu pun bagi bapak-bapak, tak perlu menyesal lagi ketinggalan gol-gol cantik. Tinggal di rewind saja berulang-ulang sesuka anda.

Menuju kebahagiaan rumahtangga

Groovia TV juga semakin memanjakan anda dengan fitur Video on Demand. Lebih dari 40 film pilihan tersaji. Dan itu semua dapat anda nikmati kapan saja. Bahkan Groovia TV memungkinkan Anda untuk melakukan interaksi dua arah. Anda bisa me-request tayangan sesuai dengan yang anda inginkan mulai dari tayangan televisi, siaran radio, video klip hingga bermain games favorit secara online. Untuk karokean bersama keluarga pun kini dapat dilakukan melalui Groovia TV saja.

Selanjutnya, selain anda pun dapat menikmati kecepatan akses Speedy Broadband dengan browsing yang semakin cepat, anda pun bisa menikmati Speedy Home Monitoring untuk memantau ruang usaha atau rumah anda. Bisa pula download music sepuasnya menggunakan Speedy music unlimited. Anda sekeluarga pun dapat ber wifi ria dengan fasilitas modem wifi dari Telkom.
Dan satu lagi yang sangat berharga bagi keluarga adalah keberadaan telepon rumah. Sarana telepon keluarga ini, tak hanya memiliki suara jernih, namun juga nomornya mudah diingat dan mudah dihubungi tanpa terkendala low batt atau kehilangan jaringan (blankspot).
Indahnya dunia Groovia, anda nikmati asyiknya layanan televisi interaktif, internetan dan menelpon sesuka anda ..semuanya ada di triple play..semua lebih ceria, nikmatnya dunia Groovia!
Semua yang yang tersaji dalam Groovia TV itu, diharapkan dapat lebih menyemarakkan suasana rumah tangga menjadi sangat akrab dan bahagia. Telkom melalui Telkom Vision, kembali menjadi pelopor inovasi teknologi multi media. Kali ini bagi anda yang memahami pentingnya waktu sebagai sarana untuk refreshing dan kebahagiaan rumahtangga. Groovia TV, Prime Time Is Your Time...

Jumat, 11 Mei 2012

Arief Yahya. Jadi Dirut Telkom


Akhirnya, Arief Yahya (AY) mendapat kepercayaan mengemban amanah sebagai Dirut Telkom untuk tiga tahun ke depan. Terpilihnya Arief Yahya sesuai penetapan Agenda 8 pada RUPST Telkom 2012 yang merujuk pada Nota Dinas Rahasia Kementrian BUMN yang ditandatangani Dahlan Iskan.

Arief Yahya sebagai Dirut Telkom menggantikan Rinaldi Firmansyah. Ditetapkan juga Direksi Telkom (BOD) lainnya dengan komposisi sebagai berikut:
Honesty Basyir (Dir Keuangan), Indra Utoyo (Dir Solution & Strategis Portfolio), Muh. Awaludin (Dir Enterprise & Wholesale), Rizkan Chandra (Dir Network Solution), Sukardi Silalahi (Dir Consumer), Priyantono Rudito (Dir HCGA) dan Ririek Adriansyah (Dir Complience & Risk Management).

Dalam RUPST 2012 yang digelar di Ritz Carlton itu, ditetapkan pula komposisi Komisaris (BOC), yakni: Jusman Syafii Djamal (Komisaris Utama), Parikesit Suprapto (Komisaris), Hadiyanto (Komisaris), Johni Swandi Sjam (Kom. Independen) dan Virano Nasution (Kom. Independen).

Menyoal transformasi

Arief Yahya, yang dikenal dengan pakar strategi bisnis ini, pernah mengupas menyoal transformasi di tubuh Telkom beberapa waktu lalu. Menurut Arief, mengapa Telkom harus berubah atau harus bertransformasi? Menurutnya, karena pasar sudah berubah. "Jadi ketika strategi  berubah, maka sejatinya struktur pun harus disesuaikan," tandas Arief. 

Dalam kondisi seperti saat ini, menurutnya, Telkom tidak boleh terlambat melakukan transformasi. Sebab jika terlambat maka jangan harap bisa memenangkan persaingan.  Apalagi menjadi market leader. "Saat ini yang terjadi adalah bukan yang besar memakan yang kecil, tapi yang cepat melibas yang lambat," demikian kata AY.

Transformasi hendaknya dapat diterima sebagai sesuatu yang biasa saja. Tak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Ini merupakan sebuah keniscayaan. Walaupun sangat jelas bahwa kita membutuhkan prioritas-prioritas dalam melakukan suatu tindakan atau kebijakan.

Menurut AY, setidaknya prioritas itu perlu dilakukan melalui empat pilar: Pertama, budaya perusahaan harus kita perkuat hingga benar-benar mendarah-daging dan menjadi sebuah landasan kokoh dalam bersikap dan berperilaku. Kedua, kita harus melakukan pembenahan atau penyempurnaan secara struktural agar benar-benar terbentuk sebuah organisasi yang lebih efisien dan fit dengan kondisi pasar yang terus mengalami perubahan. Ketiga, kita perlu melakukan penajaman dalam portofolio bisnis. Dan Keempat, dalam berbisnis kita harus senantiasa menciptakan new driver, baik di bisnis organik maupun non organik.

Khusus dalam penciptaan new driver, perbandingan antara organik dan non-organik itu adalah 60%:40%. Apabila di bisnis organik kita harus fokus dalam mengembangkan bisnis beberapa produk andalan kita (Flexi, Speedy, IME), maka di bisnis non organik kita bisa melakukan dengan cara beli atau membentuk partnership atau bahkan menjual beberapa anak perusahaan yang sudah tidak menguntungkan lagi.

Jaminan sukses

Saat penulis tanya mengenai jaminan kesuksesan apa atas restrukturisasi organisasi yang digulirkan. Saat itu, AY tidak berani menjaminnya. “Kita harus melihatnya dengan pendekatan probabilitas. Artinya jika restrukturisasi dilakukan maka kecenderungan atau peluang untuk berhasil lebih besar, ketimbang jika tidak melakukannya sama sekali.

Transformasi haruslah tetap memberikan prioritas kepada customer dulu untuk kemudian dilanjutkan dengan financial balance. Fokus kepada customer sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kita harus total di dalamnya. Sementara untuk mencapai financial balance berarti kita harus mampu menekan Capex dan Opex. 


Di alam kompetisi seperti sekarang ini, maka tak ada pilihan lain kita harus unggul di biaya. Apalagi yang tengah kita hadapi saat ini adalah terjadinya “price war.” Jadi kita pun dituntut untuk lebih peka terhadap harga. Ketika kita memiliki banyak produk, maka kita pun harus segera melakukan bundling.

Dukungan-dukungan yang dibutuhkan sebuah transformasi setidaknya mencakup tiga level, yakni: Strategic, Technical dan Operational. Namun itu pun harus dilandasi oleh spirit tinggi dengan dukungan sistem yang benar-benar tertata secara rapih, ajeg dan bertanggung jawab.

Itulah beberapa tools yang bisa dimainkan TELKOM dalam upaya kita mencapai sebuah keunggulan bersaing. Tekad kita untuk menjadi the winner harus senantiasa tertanam pada setiap benak dan dada karyawan. Berpikirlah dengan hati dan pikiran jernih. Berpikirlah untuk kepentingan perusahaan ke depan.

Bertumpu pada budaya dan sistem

Menurut AY, dalam kondisi seperti saat ini, hendaknya kita tetap mampu berperilaku dengan berpegang erat pada budaya kerja serta berkerjalah berdasarkan sistem. Budaya dan sistem akan menjadi satu kekuatan dahsyat bagi kita untuk bersaing. Apabila hal itu benar-benar sudah tertanam dan terpatri kuat di setiap hati nurani dan attitude kita, maka percayalah kita akan sulit dikalahkan.

Oleh karena itu, restrukturisasi ini harus mendapat dukungan seluruh karyawan. Jadikan semangat budaya dan sistem menjadi landasan kokoh dan bagus sehingga dapat tercipta dengan selaras. Inilah sesungguhnya yang bisa menjamin kesuksesan kita.

Saya senantiasa dan akan selalu menekankan pada setiap kesempatan bertatap muka dengan karyawan agar di dalam dada kita, di hati dan qolbu kita, tertanam tekad baja untuk ‘Menangkan Persaingan dan Pelihara Persatuan’. Sebab kita tak bisa menang kalau tidak besatu dan kita tidak akan bersatu kalau terus dikalahkan. (*nas)

Kamis, 10 Mei 2012

Perjalanan Menuju Jatuhnya Sukhoi di Gunung Salak


(Catatan: Pesawat Komersial buatan Rusia, Sukhoi yang jatuh pada sore tanggal 9 Mei 2012 akhirnya ditemukan keesokan harinya (10/5) pada pukul 09.15. 

Pesawat Superjet 100 berkapasitas 98 penumpang ini jatuh di sekitar lereng Gunung Salak, Cidahu Bogor. Pesawat Sukhoi yang membawa 48 penumpang termasuk 8 awak ini, ditemukan di desa Cijeruk Loji oleh Helikopter 3214. 

Perjalanan menuju lokasi TKP untuk evakuasi membutuhkan waktu 6 jam dengan kondisi alam yang berat dan curam). Berikut gambaran seperti apa kondisi alam seputar lokasi Gn. Salak).

Gunung Salak sejak jaman dahulu sudah sering dikunjungi oleh para pejiarah, dahulu terdapat patung pemujaan di puncak gunung Salak. Terdapat juga makam Embah Gunung Salak yang sering dikunjungi para pejiarah. Di kaki Gunung Salak banyak terdapat tempat-tempat keramat, makam keramat ada juga pura dengan sebutan Kuil Prabu Siliwangi . Pendakian terbaik dilakukan pada musim kemarau, karena pada musim penghujan jalur menjadi becek seperti rawa, licin sekali dan banyak lintah. Selain itu angin seringkali bertiup kencang.

Gunung ini dapat didaki dari beberapa jalur diantaranya jalur yang umum sering dipakai adalah jalur dari Wana Wisata Cangkuang Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, dari Cangkuang ini ada dua jalur yakni jalur lama yang menuju puncak Gunung Salak 1 dan jalur baru yang menuju Kawah Ratu. Jalur yang penuh dengan nuansa mistik untuk berjiarah adalah jalur dari Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi.

JALUR CANGKUANG CIDAHU
Wana Wisata Cangkuang Cidahu ini selain menjadi tempat perkemahan dengan pemandangan air terjun yang indah, sering digunakan para pengunjung untuk menuju ke Kawah Ratu. Dari Jalur ini pendaki juga dapat menuju ke puncak gunung Salak I. Dari Jakarta kita dapat menggunakan bus jurusan Sukabumi atau kereta api dari Bogor jurusan Sukabumi turun di Cicurug. Selanjutnya dari Cicurug disambung dengan mobil angkot jurusan Cidahu.

Di sekitar pintu masuk Wana Wisata ini terdapat tempat-tempat yang nyaman untuk berkemah, juga banyak terdapat warung-warung makanan. Untuk menuju ke air terjun kita harus turun ke bawah dari MCK di dekat pintu masuk pendaftaran. Untuk menuju ke Kawah Ratu diperlukan waktu sekitar 3-5 jam perjalanan, sedangkan untuk menuju ke puncak Gunung Salak I diperlukan waktu sekitar 8 jam.

Dari Bumi perkemahan menuju Shelter I Jalur awal curam berupa batu-batuan yang ditata rapi. Kita mulai memasuki kawasan hutan tropis yang lebat dengan pohon-pohon yang besar, sekitar 1/2 jam kemudian kita akan menempuh jalur yang berfariasi, datar, naik dan turun.

Menuju Shelter II jalur mulai lembab dan basah, dimusim penghujan banyak terdapat pacet. Beberapa sungai kecil akan kita lewati, namun bila musim kemarau sungai ini akan kering. Kita akan menyusuri jalur yang banyak ditumbuhi pohon-pohon pisang, namun jangan berharap menemukan buah pisang yang matang karena daerah ini banyak di huni monyet. Bila hari menjelang sore kita akan menyaksikan monyet-monyet bergelantungan di sarang mereka disekitar jalur ini.

Di Shelter II ini terdapat tempat yang cukup luas untuk mendirikan tenda, dengan pemandangan hutan tropis yang masih lebat. Di dekat Shelter II ini terdapat sungai yang kering pada saat musim kemarau.

Menuju Shelter III kita akan melewati jalan-jalan yang becek, berlumpur dan banyak pacet terutama di musim hujan. Di beberapa tempat jalur berupa tanah licin yang curam, namun kita masih agak tertolong adanya akar-akar pohon. Shelter III tempatnya luas dan terdapat sungai yang jernih, di tempat ini pendaki dapat mendirikan tenda.

Untuk menuju Shelter IV jalur semakin curam terutama di musim hujan licin sekali karena berupa tanah merah. Di beberapa tempat kita akan melewati tempat-tempat becek yang kadang kedalamannya mencapai dengkul kaki. Jalur akan semakin parah pada saat musim hujan dan banyak sekali pacet. Kita akan melewati dua buah sungai yang jernih airnya, sebaiknya kita mengambil air bersih disini karena disini lah sumber air bersih terakhir terutama di musim kemarau.

Shelter IV berupa persimpangan jalan, untuk menuju ke Kawah Ratu ambil jalan ke kiri, sedangkan untuk menuju ke puncak Gunung Salak ambil jalur ke kanan. Di shelter IV yang cukup luas ini pendaki juga dapat mendirikan tenda. Di sebelah kanan shelter IV terdapat sungai kecil yang kering dimusim kemarau.

MENUJU KAWAH RATU
Dari Shelter IV masih diperlukan waktu sekitar 1 jam untuk menuju Kawah Ratu. Kawah ini terdiri 3 kawah; Kawah Ratu (paling besar), Kawah Paeh (kawah mati), Kawah Hurip (kawah hidup). Kawah Ratu termasuk kawah aktif dan secara berkala mengeluarkan gas berbau belerang.

Dianjurkan agar berhati -hati setibanya di kawasan Kawah Ratu, perhatikan jalan yang dilalui. Di kiri-kanan tampak letupan -letupan kecil kawah aktif yang bersuhu sangat panas. Kawah ratu berupa sungai dengan batu-batuan belerang yang menghasilkan panas, air yang mengalir terasa hangat ada juga yang sangat panas. Banyak wisatawan baik tua maupun anak-anak datang ketempat ini untuk mandi dan melumuri badan dengan belerang yang berkasiat menghilangkan penyakit kulit maupun memutihkan badan. Sebaiknya kita tidak berlama-lama di Kawah Ratu terutama di musim penghujan. Dilarang mendirikan tenda di Kawah Ratu dan tidak minum air Kawah Ratu yang sudah bercampur dengan air belerang.

MENUJU PUNCAK GUNUNG SALAK
Dari Shelter IV kita berbelok ke kanan setelah melewati sungai kecil kita akan bertemu dengan jalur lama di sebuah tempat yang agak luas. Untuk menuju ke puncak kita berjalan ke kiri mengikuti pagar kawat berduri. Jalur agak landai menyusuri punggung gunung yang becek dan di selimuti hutan lebat. Di sisi kiri dan kanan jalur ini banyak ditumbuhi pohon pandan yang daunnya berduri tajam menghalangi jalan, sehingga kita perlu agak hati-hati.

Di musim penghujan jalur ini sangat becek seperti rawa-rawa dan banyak pacet/lintah. Berhubung jalur ini jarang dilalui dan seringkali hilang tertutup pohon dan rumput sebaiknya membawa golok untuk membuka jalur. Setelah 1 jam melintasi rawa-rawa Jalur semakin curam melintasi akar-akar pohon dan bebatuan menyusuri sisi tebing yang sangat berbahaya. Jalur kadang sedikit menurun, agak landai, kemudian kembali menanjak tajam. 1 jam kemudian kita akan sampai di Shelter 3 jalur lama.

Dari Shelter 3 menuju Shelter 4 kita membutuhkan waktu sekitar 1 jam dengan melintasi akar-akar pohon, yang tertutup tanah lunak sehingga kaki bisa kejeblos. Bila angin bertiup kencang maka pohon-pohon akan bergoyang dan tanah yang kita injak pun akan bergoyang. Dari tempat ini kita dapat melihat Kawah Ratu dengan sangat jelas. Di sekitar daerah ini kadangkala kita akan mencium bau belerang yang berasal dari Kawah.

Jalur ini sangat sempit dengan sisi kiri kanan berupa jurang yang curam dan dalam. Jalur berfariasi sedikit turunan kemudian sedikit landai, lalu kita mulai mendaki punggung yang curam kembali. Shelter IV ada sedikit ruang untuk mendirikan 1 buah tenda kecil dengan sisi kanan berupa jurang. Bau belerang yang berasal dari Kawah Ratu kadang tercium ketika angin bertiup ke arah puncak gunung.

Sekitar 1 jam menuju Shelter 5 jalur sedikit menurun kemudian kembali menanjak tajam, menyusuri punggung gunung di antara akar-akar pohon-pohon. Kemudian kita akan memanjat tebing batu curam, kedua tangan kita harus mencari pegangan batu, sehingga semua barang bawaan harus diikat atau dimasukkan kedalam tas. Di Shelter 5 pendaki dapat mendirikan tenda, tempat ini agak luas sehingga bisa digunakan untuk mendirikan beberapa tenda.

Menuju Shelter 6 memerlukan waktu sekitar 1 Jam Jalur semakin curam dan berbahaya, jalur begitu sempit sehingga tidak ada tempat untuk beristirahat. Menuju Shelter 7 jalur semakin curam dan berbahaya kita perlu waktu sekitar 1 jam untuk mendaki punggung gunung yang semakin menanjak. Jalur kebanyakan melintasi akar-akar pohon sehingga bila angin bertipu kencang kita pun akan bergoyang-goyang sehingga menggetarkan jantung.

Dari Shelter 7 kita hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk menuju puncak gunung Salak I, jalur sudah tidak terlalu curam lagi, masih melintasi akar-akar pohon dan batu-batuan berselimut tanah gembur.

Puncak gunung Salak I masih banyak ditumbuhi pohon-pohon besar, tempat ini sangat luas dapat digunakan untuk mendirikan beberapa tenda. Terdapat beberapa makam kuno salah satunya makam Embah Gunung Salak. Terdapat juga sebuah pondok untuk beristirahat bagi para pejiarah, Air hujan dari pondok ini ditampung dalam sebuah bak penampungan, sehingga dapat digunakan oleh para pendaki dan para pejiarah. Angin kencang sering bertiup, terutama di musim penghujan.

Untuk mendaki gunung Salak sebaiknya dilakukan pada pertengahan musim kemarau, biasanya jalur tidak terlalu becek, kemungkinan hujan tidak turun, tidak ada pacet / lintah, angin tidak terlalu kencang. Di musim penghujan jalur tertutup tanaman harus membawa golok untuk membuka jalur terutama alang-alang dan daun pandan yang berduri tajam. Lakukan pendakian pada siang hari karena pendakian di malam hari sangat berbahaya berhubung banyaknya jalur-jalur yang sempit menyusuri jurang, juga banyaknya jalur yang memerlukan bantuan kedua tangan kita untuk berpegangan sehingga sulit memegang lampu senter.

JALUR CANGKUANG CIDAHU
Rute
1 Wanawisata Cangkuang Cidahu
2 Shelter 1 ( Jalur Baru )
3 Shelter 2 ( Jalur Baru )
4 Shelter 3 ( Jalur Baru ) tempat berkemah, ada sungai
5 Shelter 4 ( Jalur Baru ) tempat berkemah, ada sungai kecil
6 Kiri Ke Kawah Ratu / Kanan Ke Puncak Gunung Salak I
7 Shelter III ( Jalur Lama )
8 Shelter IV ( Jalur Lama )
9 Shelter V ( Jalur Lama )
10 Shelter VI ( Jalur Lama )
11 Shelter VII ( Jalur Lama )
12 Puncak Gunung Salak I

JALUR GIRI JAYA ( CURUG PILUNG )
Untuk menuju puncak Gunung Salak pendaki dapat melalui Jalur Giri Jaya dengan waktu tempuh sekitar 5 – 8 jam perjalanan. Jalur ini tepatnya berada di Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Untuk menuju desa Giri Jaya dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan Ojek dari Cicurug dengan ongkos sekitar Rp. 7.500,- Atau pendaki dapat berjalan kaki dengan waktu tempuh sekitar 3 jam perjalanan. Tidak ada kendaraan umum yang menuju Giri Jaya sehingga tempat ini tidak begitu dikenal.

Sesampainya kita di pintu masuk Wana Wisata Curug Pilung, dengan berjalan kaki beberapa meter kita akan melihat gapura pintu masuk Pasareyan Eyang Santri. Kita akan melewati kompleks makam yang penuh suasana magis. Jalan setapak di kompleks Pasareyan Eyang Santri sangat bersih dan rapi. Makam keramat ini seringkali dikunjungi oleh para pejiarah dari luar Sukabumi.

Dari kompleks pasareyan Eyang Santri kita berjalan melalui rumah-rumah penduduk, kemudian akan sampai di kebun-kebun penduduk. Setelah berjalan sekitar 15 menit kita akan sampai disebuah tempat yang sering digunakan Eyang Santri untuk bertapa. Di pertapaan ini terdapat MCK, pendaki harus mengambil air bersih disini karena selebihnya hingga mencapai puncak tidak terdapat mata air. Terdapat Air terjun yang sangat indah di bawah pertapaan Eyang Santri, air terjun Curug pilung di atasnya lebar seperti danau, baru airnya tumpah membentuk air terjun. Para pendaki yang berkemah di sekitar tempat ini harus berhati-hati, karena sering diganggu oleh babi hutan. Biasanya para pendaki menginap di Pondok Pak Irwan. Pak Irwan sangat baik banyak membantu para pendaki yang kesasar turun melalui jalur ini setelah mendaki Gunung Salak.

Dari Pertapaan Eyang Santri jalur masih agak landai melewati pohon-pohon damar yang masih pendek, di siang hari sangat panas namun pemandangan sangat indah. Bila cuaca bagus kita dapat menyaksikan puncak Gunung Gede dan Pangrango dengan sangat jelas. Lereng-lereng Gunung Salak sangat indah sekali, banyak ditumbuhi pohon-pohon besar dan lebat. Kita mulai memasuki kawasan hutan tropis. Sekitar 1 jam perjalanan jalur masih agak landai melewati jalan air yang sempit dan licin. Di beberapa tempat banyak ditumbuhi pohon pisang dan pandan.

Jalur mulai menanjak curam melewati tanah yang lunak sehingga sangat licin, di musim penghujan jalur ini sangat licin sekali dan banyak terdapat pacet. Di sisi jalur juga sering kita jumpai pohon pandan dengan daun yang berduri tajam menghalangi jalur. Pendaki tidak akan menemukan tempat yang cukup luas dan kering untuk mendirikan tenda. Sekitar 3 hingga 4 jam perjalanan kita akan sampai di sebuah makam Pangeran Santri. Di sekitar makam keramat ini terdapat mushola dan sebuah pondok. Di belakang pondok terdapat bak penampungan air yang berasal dari pipa saluran air.

Dari makam Pangeran Santri ini jalur semakin curam melewati akar-akar pohon dan tanah, sekitar 2 jam perjalanan kita akan sampai di pertemuan jalur yang berasal dari Cangkuang, tepatnya di shelter VII.

Dari Shelter VII jalur sudah mulai agak landai melewati akar-akar pohon. Sekitar 1/2 jam kemudian kita akan sampai di puncak Gunung Salak I. Di puncak gunung Salak I ini terdapat makam Embah Gunung Salak yang nama aslinya Raden K.H. Moh. Hasan Bin Raden K.H. Bahyudin Braja Kusumah. Tidak jauh dari makam Embah Gunung Salak, terdapat makam kuno yang lain, yakni makam Raden Tubagus Yusup Maulana Bin Seh Sarip Hidayatullah.

1 Cicurug (Jakarta -Sukabumi)
2 Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu
3 Pertapaan Eyang Santri
4 Perkebunan Damar
5 Hutan
6 Makam Pangeran Santri
7 Shelter VII
8 Puncak Gn. Salak 1

JALUR GIRI JAYA ( CISAAT – CICURUG )
Untuk menuju ke desa Girijaya dari Jakarta naik bus (kereta) jurusan Sukabumi turun di Cicurug, kemudian disambung dengan menggunakan mobil angkot ke Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. yang hanya ada di pagi hari. Dapat juga di tempuh dengan menggunakan kendaraan ojeg yang ongkosnya berkisar Rp.10.000,- bila ingin berjalan kaki dapat memakan waktu sekitar 3,5 jam.

Pendakian di mulai dari gapura pintu masuk, menyusuri jalan berbatu. Di kiri kanan terdapat perkebunan, persawahan, dan pemukiman penduduk. Di sebelah kiri jalur terdapat sungai kecil yang sangat jernih, di sinilah pendaki harus mempersiapkan air untuk perjalanan karena di sepanjang perjalanan tidak terdapat mata air. Di depan mata kita nampak puncak gunung Salak dengan sangat anggunnya.

Dengan menyusuri punggungan bukit yang ditumbuhi semak-semak diselingi pohon jenis paku-pakuan kita bisa memandang lereng punggung gunung salak lainnya yang menjadi jalur Girijaya melalui Wana Wisata Curug Pilung. Dari kejauhan nampak pondok Irwan yang jauh dari pemukiman penduduk ditengah-tengah perkebunan damar. Tampak juga bangunan tembok berwarna putih yang kokon menjadi tempat bertapa Eyang Santri. Dibelakangnya tampak pula punggungan bukit yang membentuk jalur Cangkuang, Javana Spa nampak dari kejauhan berada ditengah-tengah rerimbunan kehijauan hutan tropis di lereng Gn. Salak.

Setelah berjalan sekitar 2 jam kita mulai memasuki kawasan yang ditumbuhi pohon-pohon besar. Beberapa pohon telah ditebangi sehingga apabila pohon-pohon besar di punggungan gunung ini habis dikawatirkan jalur pendakian ini akan menjadi terbuka dan panas. Selanjutnya kita melintasi kawasan hutan jalur agak sempit dan licin terutana di musim hujan. Jalur pendakian seringkali tertutup oleh daun-daun yang berguguran, sehingga tanah apalagi bekas tapak kaki kadangkala tidak terlihat. Untuk itu sebaiknya melakukan pendakian di siang hari, begitu juga untuk turun gunung sebaiknya dilakukan di siang hari.

Sekitar 3 jam perjalanan kita akan sampai di makam Kanjeng Pangeran Santri. Di sekitar kompleks Makam Keramat ini terdapat bangunan pondok untuk para pejiarah, juga terdapat Mushola dan bak penampungan air untuk keperluan sembahyang, masak, mandi, terdapat juga sebuah WC sederhana.

Dari makam Pangeran Santri ini jalur semakin curam melewati akar-akar pohon dan tanah, dengan menempuh waktu sekitar 2 jam perjalanan kita akan sampai di pertemuan jalur yang berasal dari Cangkuang, tepatnya di shelter VII.

Dari Shelter VII jalur sudah mulai agak landai melewati akar-akar pohon. Sekitar 1/2 jam kemudian kita akan sampai di puncak Gunung Salak I. Di puncak gunung Salak I ini terdapat makam Embah Gunung Salak yang nama aslinya Raden K.H. Moh. Hasan Bin Raden K.H. Bahyudin Braja Kusumah. Tidak jauh dari makam Embah Gunung Salak, terdapat makam kuno yang lain, yakni makam Raden Tubagus Yusup Maulana Bin Seh Sarip Hidayatullah.

1 Cicurug (Jakarta -Sukabumi)
2 Cisaat
3 Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu
4 Gapura pintu masuk Gn. Salak
5 Kebun dan Persawahan
6 Hutan
7 Makam Pangeran Santri
8 Shelter VII
9 Puncak Gunung Salak 1

PASIR RENGIT
Jalur pendakian dari Pasir Rengit, Cibatok ini untuk menuju ke Kawah Ratu medannya menanjak dan berbatu dengan air terjun Pasir Reungit di awal pendakian. Di rute ini bisa di jumpai dua kawah berukuran kecil, yakni kawah Monyet dan kawah Anjing. Pada musim hujan beberapa bagian medannya berubah menjadi saluran air alami.

Di sekitar desa Pasir Reungit terdapat Bumi Perkemahan dan tiga air terjun yakni, curug Cigamea satu, curug Cigamea dua, dan curug Seribu, yang dapat disinggahi sebelum ke Kawah Ratu.

Untuk menuju ke Pasir Reungit dari stasiun Bogor naik mobil angkot jurusan Bebulak. Kemudian dari terminal Bebulak disambung dengan mobil jurusan Leuwiliang, turun di simpang Cibatok. Dari Cibatok disambung lagi dengan mobil angkutan pedesaan ke Gunung Picung atau Bumi Perkemahan Gunung Bunder yang berakhir di Pasir Reungit. (Sumber: www.potlot-adventure.com)

Kamis, 03 Mei 2012

Strategi berinteraksi dengan Media Massa

Tanggal 3 Mei, Hari Kebebasan Pers Dunia


Media di Indonesia, tidak tergoyahkan, setelah lebih dari tiga dasawarsa dalam kontrol pemerintahan Orde Baru. Namun kini telah mengalami masa-masa transisi dan reformasi. Agenda politik dan ekonomi banyak mempengaruh terbentuknya media baru. Akibatnya cukup serius, karena semakin menjamurnya penerbitan media cetak serta menjadi semakin berkurangnya wartawan yang memiliki keakhlian khusus dan profesional.

Di sisi lain berakibat pula pada persaingan bisnis media yang semakin ketat, yang mendorong terjadinya ketidakseimbangan kualitas media. Misalnya di satu sisi ada yang konsisten dengan idealismenya dengan menurunkan berita yang obyektif, kuat dan tajam. Namun di sisi lain semakin menjamurnya berita-berita yan sensasional. Tidak jarang pula yang berorientasi pada agenda politik dan ambisi pribadi. Jadi kondisi media massa saat ini, secara kualitas menimbulkan gap sangat tajam, antara : 
Profesionalisme dan Amatiran.

Sesungguhnya, kehadiran media massa bagi kita, tak hanya sekedar sebagai wahana terhadap tuntutan keadilan, transparansi dan tanggung jawab. Namun juga bagi perusahaan, tentu akan sangat bermanfaat sebagai salah satu ekspektasi agar lebih dapat memberikan kontribusi terhadap masyarakat, melalui pesan-pesan yang disampaikan. Namun perlu difahami, media pun mengharapkan pada kita untuk dapat berbagi pengetahuan (knowledge), kemudahan akses (Accessibible), kejujuran (Honesty), terpercaya (Reliable) dan terjalinnya kerjasama (Collaborative).

Dalam mengemas sebuah pesan, ada hal-hal penting yang patut menjadi bahan pertimbangan. Biasanya ada tiga pertanyaan sebelum komunikasi dilancarkan, yakni : Siapa audience anda? Apa peran anda dan cerita apa yang ingin anda sampaikan? Serta pesan-pesan apa yang ingin anda sampaikan?

Perlu mendapat perhatian saat berhubungan dengan media, bahwa :
  • Sebagai narasumber, kita mempresentasikan perusahaan dan merek dagang perusahaan, baik pada saat formal maupun informal;
  • Kata-kata, tindakan dan perbuatan kita akan mencerminkan persepsi perusahaan di mata mereka;
  • Informasi kini tersebar cepat berkat hadirnya teknologi Internet;
  • Berbicara dengan media bukan lah hal yang rutin atau sebuah keharusan;
  • Media selalu memperhatikan aspek paling penting dari pesan atau peristiwa;
  • Karena waktu yang dimiliki media terbatas, maka perlu mendapat perhatian terhadap message yang paling diutamakan (mengacu pada pesan utama (key message);
  • Tidak selalu harus memberikan alasan-alasan.
Kegiatan Wawancara

Media massa memiliki karakter tersendiri. Ia tidak mengharapkan berita biasa-biasa saja. Ada semboyan yang biasa dijadikan acuan media : Anjing menggigit manusia, bukan lah berita. Tapi kalau manusia menggigit anjing, itu baru berita. Jadi sebenarnya apa yang dicari media?

Media mencari berita terkini. Ia menyukai berita-berita yang berbau krisis, konflik atau kontroversi. Ia mengharapkan berita ekslusif, yang tidak bisa didapat dari sumber lain. Ia gemar mengutip opini atau statement, suka mengkonfirmasi atau penyangkal pesan. Ia pun peka untuk menerjemahkan bahasa tubuh dan bila perlu berupaya memancing kemarahan nara sumber. Bahkan kesalahan statemen sedikit saja, boleh jadi akan meledak menjadi judul berita.

Jadi mitos tentang media sama saja : Mengutip pernyataan salah, mencari cerita negatif, mengincar sesuatu yang tidak bisa dipercaya, dan topik berita yang aktual.

Jadi pertanyaan-pertanyaan dari seorang jurnalis atau wartawan, pada umumnya dimulai dari pertanyaan : Siapa, apa, kapan, dimana dan bagaimana.

Untuk mendapatkan konfirmasi atau penyangkalan, biasanya meluncurkan jawaban dan atau pertanyaan seperti : Ya, Tidak atau Berapa. Sedangkan untuk mengutip opini dari sumber berita, biasa dimulai dengan pertanyaan Mengapa.

Oleh karena itu sumber berita, sebelum berkomunikasi dengan media, biasa membuat suatu tulisan khusus dalam bentuk “Press Release”. Press Release ini sangat membantu untuk menjawab sebagian keingintahuan wartawan. Bagi media amatiran dengan Press Release pun sebenarnya sudah memadai. Tapi bagi wartawan profesional, Press Release saja tidak cukup. Ia butuh tambahan informasi atau konfirmasi tambahan, agar kualitas beritanya lebih spesial dan ekslusif.

Interaksi dengan media massa dapat dilakukan melalui pelbagai cara. Dapat dilakukan melalui interview terencana (Adhoc Single, Multiple Media Interview). Bisa melalui Press Event dalam bentuk panel Diskusi atau Press Conference. Atau bisa pula dilakukan secara formal dan informal individual.

Sebelum menghadapi wawancara dengan media diperlukan beberapa persiapan, sebagai berikut :
  • Perhatikan Story Angle atau sudut bidik berita, baik dalam bentuk topik maupun slant, serta siapa saja ayang akan diinterview;
  • Pengamatan terhadap Profile Wartawan, baik dari segi pengalaman, gaya, irama dan designasi;
  • Perhatikan pula profile publikasi medianya dilihat dari segi : Sirkulasi, pembaca, penerbitan, bahasa, type editorial dan deadline;
  • Persiapkan pesan yang akan disampaikan dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan kunci serta dengan memformulasikan seluruh jawaban;
  • Berlatih lahmembalik pertanyaan negatif menjadi jawaban positif.
Memperlakukan Wartawan

Pada saat wawancara berlangsung, perlu dibangun suatu bentuk ikatan dengan media, dalam hal ini wartawan. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah :
  • Tetaplah bersikap manusiawi;
  • Sebisa mungkin menghubungkan anekdot yang dapat memperkuat statemen yang telah dibangun;
  • Dengarkan dengan seksama pendapat wartawan;
  • Kirimkan kesan hangat, penuh perhatian dan sopan;
  • Namun tetap profesional dan natural, menjaga hubungan lebih komunikatif dan informal, serta menggunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dicerna;
  • Hindari jargon yang tidak familiar;
  • Mintakan klarifikasi apabila terdapat pertanyaan yang tidak jelas;
  • Serta akuilah kalau memang spesialisasi anda ada di area lain dan instruksikan kepada narasumber yang lebih relevan;
  • Gunakan tingkata energi yang sesuai terhadap subyek yang dibicarakan dan gaya interview;
  • Fokus kepada modulasi, volulume dan intonasi;
  • Gunakan strategi antusiasme menular.
Nah, siapa tahu Anda suatu saat berhadapan dengan Media atau Wartawan, uraian di atas dapat dijadikan sekadar panduan. (masnana60@gmail.com)


Rabu, 02 Mei 2012

Kiprah Dunia Pendidikan Kita

Tanggal 2 Mei adalah Hari Pendidikan Nasional. Ada apa dengan pendidikan kita dewasa ini? Bagaimana dampaknya terhadap pengangguran? Sanggup kah ia menjadi garda terdepan menjaga nilai-nilai budaya bangsa? Dan apakah ukuran kecerdasan seseorang itu dinilai dari pendidikannya?

Pendidikan sebagai investasi
Pendidikan sebagai investasi sumberdaya manusia (SDM) senantiasa aktual untuk dibicarakan. Bukan karena mutu SDM Indonesia yang dinilai rendah dari kacamata orang asing. Namun, bidang ini kerap dituduh tak berdaya menghasilkan tenaga kerja siap pakai dan bermental mandiri, hingga jumlah penganggur saat ini mencapai lebih 40 juta orang. Konon, 14 juta diantaranya adalah lulusan pendidikan tinggi. Setiap tahun terjadi pengangguran terbuka sebanyak 1,3 juta.

Pendidikan di Indonesia, sepertinya tak habis-habisnya menyimpan sejumlah problem. Bagai putaran air dengan lingkup masalah yang ke itu-itu saja. Satu masalah disentuh, masalah lain mendongak ke permukaan. Mulai dari gonta-ganti kurikulum sejalan dengan gonta-gantinya menteri pendidikan. Atau seputar nasib kaum guru yang tak kunjung makmur dan terangkat nasibnya. Belum lagi soal jomplangnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada di perkotaan dan di pedesaan. Sampai kepada jumlah penduduk yang buta huruf yang kini masih tersisa belasan juta orang.

Telah ada semacam konsensus di tengah masyarakat, bahwa pendidikan berupaya untuk meningkatkan kemampuan dan kematangan intelektual serta diarahkan guna memperkuat kepribadian diri dan identitas budaya bangsa. Namun rupanya itu saja tidak cukup. Pendidikan juga dituntut menghasilkan lulusannya, tak hanya harus memiliki keahlian dan keterampilan. Namun juga tuntutan bersikap mental mandiri serta pandai dalam membaca seluk-beluk pasar.

Angin segar
Sejak Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), yang diundangkan pada Mei 2003 silam, diharapkan membawa angin segar dalam dunia pendidikan kita. Apalagi pemerintah telah memiliki “political will” dengan meningkatkan alokasi anggaran hingga 20% dari APBN.

Selama ini kita memang tidak menilai pendidikan sebagai paradigma pembangunan bangsa. Hal ini terbukti anggaran yang disediakan untuk pendidikan sebelumnya tidak pernah lebih dari 7% dari APBN.

Namun demikian, pemerintah akhirnya menyadari bahwa sektor pendidikan sangat penting dalam rangka membangun peradaban masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu pemerintah akan terus meningkatkan anggaran pendidikan. Sedangkan yang menyangkut biaya pendidikan sebesar 20% dari APBN sebagaimana yang diamanatkan dalam amandemen UUD’45, sepertinya saat ini mulai clear.

Membangun peradaban
Hingga saat ini kita percaya benar hanya melalui pendidikan lah kemajuan dan peradaban bangsa dapat ditegakan dan dilestarikan. Hanya melalui pendidikan lah yang bisa sebagai pemuas dahaga manusia guna mereguk ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta tuntutan hidup manusia yang semakin meningkat.

Namun begitu, kita tak bisa mengabaikan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang hingga kini masih tetap terjaga relevansinya. Bahwa pendidikan Indonesia, tidak bisa tidak, harus memperhitungkan latar belakang sosial budaya masyarakat itu sendiri. Harus lah lengket dengan akar budayanya, yang menebarkan nilai-nilai agung ketimuran.

Adopsi ilmu dan teknologi modern boleh saja. Namun hal itu akan terlaksana dengan baik apabila dilandasi oleh suatu keyakinan terhadap identitas pribadi sebagai suatu bangsa.

Mengapa Ki Hajar Dewantara, wanti-wanti menyampaikan pernyataan seperti itu. Karena adanya kekhawatiran terhadap sikap dan prilaku manusia Indonesia yang masih labiel. Kekhawatiran itu terbukti hingga saat ini. Mungkin sebagai dampak sisa-sisa dari belenggu penjajahan atau penekanan pemerintah otoriter selama 32 tahun.

Oleh karena itu melalui pendidikan, tak hanya diarahkan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang profesional, terampil dan handal. Namun juga yang memiliki moral dan mental terpuji. Manusia indonesia, yang berani mengambil resiko, gentleman, adil, bijak, jujur, sederhana, agamis, toleran, tegas dan berjiwa pembebas (dari belenggu kebodohan dan kemiskinan).

Apalagi di masa mendatang dimana pelbagai masalah pada seluruh sektor kehidupan kian mendongak ke permukaan. Termasuk di dalamnya tantangan-tantangan pembangunan yang akan semakin berat dengan dimensi permasalahan yang kian kompleks. Ini membutuhkan jawaban-jawaban yang lebih tuntas dan gamblang. Membutuhkan manusia Indonesia berjiwa pengayom yang jauh dari mengecewakan rakyatnya atau pengikutnya.

Bukan lepas akar
Bidang pendidikan sebagai bagian dari pembangunan nasional, merupakan salah satu landasan kokoh yang harus senantiasa dicanangkan. Sebagai bagian dari pembangunan nasional, pendidikan ditujukan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kekaryaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Sejalan dengan tujuannya kiranya jelas, bahwa melalui pendidikan diharapkan tumbuhnya generasi muda berwawasan luas dan berkepribadian kuat serta memiliki tanggung jawab yang tinggi. Menciptakan generasi yang bukan penuntut dan pencari kerja tetapi justru mampu menciptakan lapangan kerja.

Seorang ahli filsafat pendidikan, John Lock (1632-1704), dengan teorinya “tabularasa” menyebutkan bahwa perkembangan manusia amat ditentukan oleh faktor lingkungan, terutama pendidikan. Anak lahir bagai kertas putih yang belum ada tulisannya. Bahwa pendidikan merupakan faktor vital dalam lingkungan berkuasa penuh dalam membentuk pribadi manusia.

Hal itu sejalan dengan teori J.J. Rousseau yang menyatakan, bahwa pembentukan pribadi manusia tergantung pada manusianya itu sendiri dalam mendayagunakan lingkungan.

Demikian pentingnya pendidikan, baik dalam upaya memantapkan kepribadian manusia maupun dalam rangka melestarikan dan mengembangkan serta meneruskan nilai-nilai budaya bangsa. Walau pun kepribadian dan identitas budaya bangsa itu tidak hanya terkait dengan warisan budaya bangsa atau nilai-nilai tradisional, namun dipengaruhi pula oleh dinamika budaya yang relevan dengan jamannya.

Kiprah lembaga pendidikan
Bertolak dari kebutuhan akan tenaga-tenaga terampil dan profesional di setiap sektor pembangunan, maka kini dibutuhkan gagasan-gagasan dan pemikiran baru dalam upaya meningkatkan kecerdasan bangsa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Pada gilirannya menuntut pendidikan yang mandiri dalam lembaga-lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal. Melalui pendidikan mandiri diharapkan mampu menunjang tumbuhnya generasi muda yang tak hanya berwawasan luas, namun juga berkepribadian kuat, terampil dan bertangggung jawab.

Tangggung jawab pendidikan pada gilirannya dituntut kepekaannya dalam mengikuti perkembangan teknologi modern yang semakin pesat. Sehingga akan menghasilkan lulusan yang lebih kreatif dan inovatif, sekaligus mampu membuat filter dampak negatif teknologi terhadap nilai-nilai budaya bangsa. Perkembangan teknologi telematika (telekomunikasi, multimedia dan informatika), tak hanya menyangkut kebutuhan terhadap sumberdaya manusia yang berkemampuan, namun juga bisa menjadi ancaman atau bumerang bagi generasi bangsa.

Dengan demikian, di satu pihak lembaga pendidikan dituntut menghasilkan tenaga-tenaga manusia berkualitas tinggi sejalan dengan perkembangan teknologi. Namun di pihak lain dituntut untuk tetap melandaskan atau bertopang pada identitas budaya dan nilai-nilai bangsa. Artinya bahwa keterampilan intelektual yang dikembangkan harus lah dimbangi dengan perkembangan mental spiritual dan kepribadian yang berpihak pada kepentingan nasional.

Kita menyadari dan meyakini, bahwa dengan pendidikan kita berharap dapat membentuk manusia modern yang bercirikan identitas budaya nasional sendiri. Dan bukan pendidikan yang lepas akar dari identitas budaya dan bangsanya. Namun bukan pula pendidikan yang mencetak orang menjadi ahli merasionalisasi segala sesuatu, sehingga lebih menjurus pada upaya menghalalkan segala cara.

Jangan sampai kepandaian dan kecerdasan seseorang itu diukur oleh keahliannya berbuat distorsi. Misalnya, orang yang pandai dan cerdas itu adalah orang yang melakukan korupsi tapi tidak ketahuan, orang yang dapat membebaskan diri dari jerat hukum, orang yang pandai menangkap ikan di air keruh, orang yang beroleh kekuasaan dan kekayaan dengan cara-cara tak benar, atau orang yang pandai menginjak ke bawah dan menjilat ke atas.

Akhirnya, semoga sistem pendidikan saat ini mampu menjawab seluruh permasalahan yang muncul di berbagai aspek pendidikan kita. Tak sekadar mencetak orang pandai dan cerdas, namun juga orang yang punya citra-hati, citra diri dan citra bangsa dengan mengedepankan aspek moral sebagai bagian dari identitas nilai-nilai budaya bangsa. Semoga !====n4N4s

Fikih Puasa yang Wajib Diketahui

Makna puasa Puasa dalam bahasa Arab disebut dengan Ash Shiyaam (الصيام) atau Ash Shaum (الصوم). Secara bahasa Ash Shiyam artinya adalah al i...