Jumat, 30 November 2018

Tasawuf itu Lembut, Santun, Taat Syariat

Imam An-Nawawi menjelaskan, asas tasawuf ada lima;

Pertama ; bertakwa kepada Allah SWT. baik di kala sepi ataupun ramai.
Kedua ; mengikuti sunnah baik dalam tutur kata maupun perbuatan.
Ketiga ; berpaling dari keinginan-keinginan manusiawi/duniawi.
Keempat ; menerima pemberian Allah SWT dengan rela hati, sedikit maupun banyak.
Kelima ; kembali kepada Allah SWT, baik di kala suka maupun duka.

Diriwayatkan dari salah seorang murid Abu Yazid Al-Busthami , pemimpin para sufi yang telah mencapai tingkatan ‘arif, suatu ketika Abu Yazid berkata kepada murid-muridnya, “Mari kita melihat orang yang menyebut-nyebut dirinya wali itu.’ Kami pergi, ternyata orang yang dimaksud itu tengah pergi menuju masjid, ia meludah ke arah kiblat.

Segera setelah itu Abu Yazid berpaling tanpa memberi salam padanya lalu berkata, ‘ Orang seperti itu tidak bisa dipercaya untuk menunaikan salah satu adab Rasulullah SAW., lantas bagaimana bisa dipercaya atas pengakuan maqam-maqam para wali dan orang-orang yang benar imannya’.”

Bagaimana dengan orang yang menghalalkan riba, qadzaf, jauh dari sopan santun dalam bertutur kata, menghina umat islam, membela penista agama, mengarang cerita bohong tentang ahli kubur, meremehkan sunah dan sederet hinaan pada sesama muslim, layakkah orang semacam ini berbicara tentang ilmu tasawuf???
(Hb.Muhammad Vad,aq/asawajagarslurus.com)

Fikih Puasa yang Wajib Diketahui

Makna puasa Puasa dalam bahasa Arab disebut dengan Ash Shiyaam (الصيام) atau Ash Shaum (الصوم). Secara bahasa Ash Shiyam artinya adalah al i...