Sabtu, 18 Maret 2023

Beberapa Hikmah dan Keutamaan Bulan Ramadhan

Apa saja keutamaan Bulan Ramadhan itu? Ternyata, ada beberapa hal yang perlu  ketahui mengenai Ramadhan.

Keutamaan bulan ramadhan bagi seluruh umat Islam di dunia pada intinya adalah mempererat hubungan kita pada sang penguasa alam.

Bulan ramadhan atau biasa disebut sebagai bulan puasa merupakan bulan yang sangat ditunggu setiap tahunnya oleh seluruh umat Islam. Hukum puasa ramadhan adalah wajib.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 183:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”

Karena selain bulan suci penuh dengan amalan juga merupakan bulan yang makin memperkuat tali silaturahmi. Oleh karena itu, perlu dipahami oleh umat Islam apa saja keutamaan yang bisa didapat dari bulan ramadhan ini.

10 Keutamaan Bulan Ramadhan

Bulan ramadhan atau bulan puasa yang memiliki banyak stok pahala yang tersedia dengan banyaknya amalan yang akan kita lakukan, memberikan kita hikmah atau keutamaan bulan ramadhan tersebut dalam menjalaninya.

Jika kita ingin mengetahui lebih dalam lagi apa hikmah dan keutamaannya agar bisa makin tekun dalam menjalaninya, maka keutamaan tersebut antara lain sebagai berikut.

Dalil Keutamaan Puasa Bulan Ramadhan

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya pada masa lalu akan diampuni” (HR. Bukhari)

Bulan ramadhan tentunya menjadi kesempatan yang baik untuk kita memohon ampunan dan berlomba untuk mendapatkan pahala yang berlimpah. Hal ini juga disebutkan dalam oleh HR. Muslim sebagai berikut:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي

Artinya: “Setiap amalan yang dilakukan anak Adam akan dilipat gandakan, tindakan yang baik akan dilipatgadakan pahalanya hingga 700 kali lipat. Allah SWT berfirman: Dengan syarat berpuasa yang dilakukan karena Aku (Allah) maka Aku akan memberinya pahala. Karena mereka meninggalkan keinginannya demi Aku.” (HR. Muslim)

#1 Mendekatkan Diri Pada yang Maha Kuasa

Saat menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan, kita banyak melakukan amal ibadah yang harus dikerjakan pada bulan tersebut. Karena, memang bulan ramadhan merupakan bulan suci yang sudah dikhususkan untuk yang ingin memperbanyak pahala dan menghapus dosa.
Seperti melakukan puasa, salat tarawih, membayar zakat fitrah hingga pada akhirnya melakukan salat idul fitri. Bahkan, kita makin merasa kurang untuk beribadah dimana pada bulan biasanya kita disibukkan dengan dunia.

Tapi pada bulan ini kita jadi sering mengaji dan pergi ke masjid. Secara otomatis hubungan kita dengan yang maha Esa semakin intim dan dekat.

#2 Memperkuat Tali Silaturahmi

Selain bisa mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa, kita juga makin mempererat tali silaturahmi dengan keluarga ataupun kerabat. Dengan adanya bulan ramadhan bisa makin saling memperkuat jalinan silaturahmi.

Agar hal ini dapat terlaksana, rajin-rajinlah menghubungi saudara atau kerabat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hubungan baik selama bulan suci ini. Tentunya, ketika Idul Fitri tiba, pasti jadi tidak canggung lagi kan?

#3 Amal Berlipat Ganda

Salah satu keistimewaan dari Ramadhan adalah pahala yang akan dilipatgandakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Tiap-tiap amalan bersifat sunnah yang kamu kerjakan pada bulan Ramadhan akan memperoleh ganjaran pahala layaknya menjalankan ibadah yang wajib.

Bahkan, amalan ibadah wajib yang dilaksanakan akan diberikan pahala berlipat-lipat ganda.
Mari kita manfaatkan kesempatan yang ada di bulan Ramadhan ini dengan beribadah sebanyak-banyaknya agar kita bisa memperoleh pahala yang besar.

#4 Melatih Kesabaran

Dalam menjalankan ibadah puasa ini memang benar-benar melatih kesabaran, karena kita diuji untuk menahan lapar, haus dan amarah. Sehingga, kesabaran kita makin terlatih dan membuat kita menjadi orang sabar.

#5 Menghargai yang Kurang Mampu

Puasa pada dasarnya adalah wujud kepedulian umat Islam pada orang-orang yang kurang mampu dan tidak bisa menikmati makan setiap hari. Dengan kita melakukan puasa, artinya kita merasakan apa yang mereka rasakan. Serta juga bisa saling membantu melalui pembayaran zakat.

#6 Menjaga Stamina Tubuh

Melakukan puasa bukan hanya sekedar menahan haus dan lapar, tetapi juga termasuk salah satu cara diet versi Islam. Oleh karena itu, puasa juga bisa menjaga daya tahan dan stamina tubuh kita.

#7 Melembutkan Hati

Dengan berpuasa di bulan ramadhan, kita juga diwajibkan untuk menahan nafsu dan amarah. Jika kita bisa melakukan semua itu, maka kita sudah bisa melembutkan hati kita, Karena, ini juga merupakan salah satu keutamaan puasa.

#8 Merendah Diri

Berpuasa dengan tidak makan ataupun minum, membuat kita makin mengakui kelemahan kita. Dimana kita tidak bisa hidup tanpa makan dan minum, sehingga kita bisa lebih merendahkan diri di hadapan Yang Maha Esa.

#9 Berbagi Dengan Sesama

Salah satu cara untuk mengerjakan amal kebaikan di bulan Ramadhan adalah dengan bersedekah.

Allah SWT memberikan pintu luas bagi kita untuk beramal kebaikan dan setiap kali kita berbagi, harta kita sebenarnya tidak akan berkurang, justru akan bertambah.

Bersedekah juga merupakan investasi akhirat yang sangat bernilai.

#10 Bulan Pengampunan

Setiap manusia tak pernah luput dari kesalahan dan kemaksiatan. Segala dosa yang dilakukan manusia akan menjadi beban buruk di hari penghakiman kelak.

Namun, Allah yang maha pengampun selalu membuka pintu taubat bagi hamba-Nya yang ingin bertaubat, bahkan meskipun telah berulang kali berbuat dosa selama ajal belum menjemput.

Bulan Ramadhan merupakan momen yang tepat untuk segera bertaubat kepada Allah. Sebagaimana dalam sebuah hadits, Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah lalu bagi orang yang berpuasa dengan keimanan dan mengharap pahala dari-Nya.

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Begitu pula bagi mereka yang melaksanakan shalat malam dengan penuh keyakinan dan harapan pada Allah SWT.

Oleh karena itu, mari kita sungguh-sungguh bertaubat dan memohon ampun atas segala dosa yang telah kita perbuat selama ini.

Semoga Allah SWT senantiasa membuka pintu taubat bagi kita dan menghapuskan dosa-dosa kita. Aamiin.

Jumat, 10 Maret 2023

Tujuh Persiapan Menyambut Ramadhan 1444 H

(sumber foto:istimewa/beritasatu.com)
Sebentar lagi, umat Islam menyambut bulan suci Ramadhan. Pada bulan ini, seluruh umat Islam akan melaksanakan ibadah puasa secara bersama-sama. 

Supaya dapat menjalankan ibadah Ramadhan dengan lancar dan hikmat, Anda perlu melakukan persiapan yang matang.

Salah satu persiapan yang tidak boleh dilupakan adalah membeli perlengkapan di rumah. Untuk kebutuhan ini, Anda bisa berbelanja  dengan memanfaatkan Promo Ramadhan supaya lebih hemat. Selain itu, apa saja yang perlu dilakukan dan dipersiapkan menjelang Ramadan? Simak ulasannya berikut ini.

1. Persiapan 
Fisik

Anda tentu ingin menjalankan ibadah Ramadan dengan baik dan lancar sampai selesai. Untuk mewujudkan hal itu, salah satu persiapan yang tidak boleh diabaikan adalah persiapan fisik. Tubuh yang fit akan membuat Anda lebih kuat dan maksimal dalam menjalankan puasa.

Ada beberapa persiapan fisik yang bisa dilakukan, di antaranya mengubah gaya hidup yang tidak sehat. Gaya hidup tidak sehat contohnya sering begadang atau merokok. Anda juga perlu mengurangi makanan dan minuman yang tidak sehat, misalnya soft drink dan fast food.

CANDIL salah satu menu takjil  paling disukai (sumber foto: beritasatu.com)

Selain gaya hidup dan pola makan, cara lain untuk melakukan persiapan fisik adalah rajin mengonsumsi vitamin atau suplemen kesehatan yang disarankan. Anda bisa membelinya terlebih dahulu misalnya di media online. Tips lainnya adalah rutin berolahraga agar tubuh lebih siap menghadapi perubahan pola makan dan pola tidur.

2. Memperdalam Ilmu Agama

Persiapan yang tidak kalah penting adalah wawasan dan pengetahuan tentang ilmu agama. Ketahui aturan apa saja yang perlu dilakukan atau sebaliknya tidak boleh dilakukan selama bulan Ramadan, khususnya tata cara ibadah puasa. Tujuannya supaya Anda bisa melaksanakan ibadah dengan baik dan memperoleh pahala besar.

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan diri, di antaranya rajin mengikuti forum-forum agama yang membahas tentang keutamaan berpuasa. Selain itu, Anda pun bisa membaca buku-buku dan artikel yang berisi pembahasan agama. Tidak ada salahnya juga untuk berdiskusi dengan orang lain yang lebih paham hukum agama.

3. Membeli Kebutuhan Dapur

Ramadan tidak bisa dilepaskan dari kegiatan sahur dan buka puasa. Kegiatan sahur sering kali menjadi tantangan bagi sebagian orang karena harus dilakukan lebih awal. Ada pula yang tidak bisa mempersiapkan sahur karena bahan makanan tidak lengkap.

Untuk menghindari hal ini, lakukan persiapan sejak awal. Beli stok bahan makanan yang cukup sesuai kebutuhan. Pastikan Anda membeli bahan yang mudah diolah dan dimasak supaya lebih praktis.

Selain untuk kebutuhan sahur, Anda pun perlu mempersiapkan kebutuhan untuk buka puasa. Supaya proses memasak lebih mudah dan cepat, Anda pun bisa menyiasatinya dengan membeli alat masak baru di Blibli seperti air fryer, chopper, atau oven listrik.

4. Bersih-Bersih Rumah

Rumah yang bersih tentu akan membuat hati lebih tenang dan siap untuk menjalankan ibadah. Lagipula, melakukan aktivitas bersih-bersih ketika sedang berpuasa tentu akan menguras energi. Karena tubuh terasa lemas, hasil bersih-bersih pun menjadi tidak optimal.

Untuk bersih-bersih rumah, jangan lupa untuk mempersiapkan peralatan kebersihan terlebih dahulu. Jika belum punya atau sudah tidak bisa digunakan, Anda bisa membelinya di Blibli dari sekarang.

Sebaiknya, ajaklah seluruh anggota keluarga untuk melakukan kegiatan ini. Bukan hanya agar hasilnya lebih maksimal, tetapi juga supaya anggota keluarga bisa saling membantu dan lebih akrab. Pilihlah waktu yang bisa dihadiri oleh semua anggota keluarga.

5. Persiapan Perlengkapan Ibadah

Perlengkapan ibadah tidak kalah penting untuk dipersiapkan. Supaya bisa menjalani kegiatan di bulan Ramadan dengan lebih bersemangat, Anda bisa membeli perlengkapan ibadah yang baru, mulai dari peci, mukena, sarung, hingga sajadah.

Untuk membeli perlengkapan ibadah, ada beberapa faktor yang bisa dipertimbangkan. Pertama, warna dan coraknya. Jika ingin perlengkapan ibadah tidak cepat kotor, pilihlah warna yang cenderung gelap.

Selain itu, faktor kenyamanan juga sangat penting. Baik dari segi material hingga ukuran, wajib Anda perhatikan lebih cermat. Faktor harga pun tidak boleh dilupakan. Nah, saat kesempatan promo, Anda bisa mendapatkan produk bagus dengan harga miring.

6. Berlatih Berbuat Baik

Persiapan lainnya adalah mulai membiasakan diri untuk berbuat baik kepada orang lain. Dengan demikian, ketika Ramadan tiba, Anda telah menjalankan kebiasaan yang positif sehingga bisa mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya.

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk berbuat baik. Mulailah dengan yang sederhana, seperti tidak pelit memberi pujian, menolong orang yang membutuhkan, mau mendengarkan, dan sebagainya.

Untuk berbuat baik, Anda tidak perlu harus memiliki uang atau materi. Dengan tindakan yang dilakukan sehari-hari, Anda pun sudah bisa memberikan manfaat kepada orang lain.

7. Meminimalkan Pemicu Godaan

Terakhir, persiapan yang juga harus dilakukan adalah berusaha mengurangi pemicu godaan yang bisa membatalkan puasa. Sebagai contoh, jika selama ini Anda sering menyimpan cemilan di kamar atau meja kerja, cobalah untuk menyingkirkannya sejenak. Meskipun hakikat berpuasa adalah menang terhadap godaan, tidak ada salahnya mengurangi faktor pemicunya.

Nah, inilah beberapa hal yang perlu Anda lakukan dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi bulan suci Ramadan. Semoga ibadahnya lancar dan diberkahi dengan kemudahan dan kesehatan. (Sumber: BeritaSatu.com)

Kamis, 09 Maret 2023

Kisah Sufi: Rapuhnya Pemisah Antara Kita dan Maut

Kisah sufi berikut ini dinukil dari buku berjudul "Tales of The Dervishes" karya Idries Shah yang diterjemahkan Ahmad Bahar menjadi "Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi". 

Berikut kisahnya: Konon, ada seorang darwis yang mengadakan perjalanan lewat laut. Ketika para penumpang lain satu demi satu naik ke kapal, mereka melihatnya dan sebagaimana lazimnya mereka meminta nasihat padanya. 

Semua darwis akan mengatakan hal yang itu-itu saja kepada setiap orang yang meminta nasihat: darwis itu tampaknya hanya mengulangi salah satu rumusan yang menjadi sasaran perhatian darwis dari masa ke masa. 

Rumusan itu adalah: "Cobalah menyadari maut sampai kau tahu apa maut itu." Hanya sedikit penumpang yang secara serius tertarik pada peringatan tersebut.  Mendadak ada angin topan menderu. Awak kapal dan penumpang semuanya berlutut, memohon pada Tuhan agar menyelamatkan kapal itu. Mereka berteriak-teriak ketakutan, pasrah pada nasib, menangis mengharapkan pertolongan. 

Sementara itu, sang Darwis duduk tenang, merenung, tak bereaksi sama sekali terhadap kehebohan dan situasi di sekelilingnya. Akhirnya, kekacauan itu berhenti, laut dan langit tenang, dan para penumpang menjadi sadar betapa tenang darwis itu selama peristiwa badai itu berlangsung. 

Ada orang bertanya padanya: "Tidakkah Tuan menyadari bahwa selama prahara menakutkan tadi berlangsung hanya selembar papan kokoh yang memisahkan kita dari maut?" 

"Oh, ya, tentu," jawab sang darwis. "Saya tahu bahwa di laut selalu begitu. Tetapi, saya juga sadar bahwa, seperti yang sudah sering saya renungkan ketika berada di darat, dalam peristiwa biasa sehari-hari, pemisah antara kita dan maut bahkan lebih rapuh lagi." 

Menurut Idries Shah. Kisah ini karya Bayazid dari Bistam, suatu tempat di selatan Laut Kaspia. Ia salah seorang Sufi terbesar zaman lampau, dan wafat pada paruh akhir abad kesembilan. Kakeknya adalah seorang penganut Zoroastrian, dan ia mengenyam pendidikan esoterisnya di India. Karena gurunya, Abu- Ali dari Sind, tidak mengetahui sepenuhnya tata cara ritual Islam.

Beberapa ahli beranggapan bahwa Abu-Ali seorang penganut Hindu, dan bahwa Bayazid sebenarnya mempelajari metode mistik India. Tetapi, tak ada ahli yang berwenang, di antara para Sufi, yang membenarkan anggapan tersebut. Para pengikut Bayazid antara lain tarekat Bistamia.

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Sabtu, 04 Maret 2023 - 11:49 WIB oleh Miftah H. Yusufpati dengan judul "Kisah Sufi: Rapuhnya Pemisah Antara Kita dan Maut". 

Fikih Puasa yang Wajib Diketahui

Makna puasa Puasa dalam bahasa Arab disebut dengan Ash Shiyaam (الصيام) atau Ash Shaum (الصوم). Secara bahasa Ash Shiyam artinya adalah al i...