Jumat, 09 September 2022

Nafs dalam Kacamata Sufistik

Nafsu dalam pemahaman secara umum dimaknai sebagai sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan biologis, materi, maupun hal lain yang bersifat duniawi. Namun dalam bahasa Arab, nafsu berasal dari kata 'nafs', memiliki banyak makna sebagaimana ditunjukkan dalam Alquran.

Makna Pertama,
 'nafs' bermakna 'kecenderungan' atau nafsu. Makna inilah yang umumnya digunakan oleh banyak orang dalam kehidupan sehari-hari. Makna 'nafs' sebagai nafsu disebutkan dalam Alquran Surah Yusuf ayat 53:

"Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang."

'Nafs' dalam makna tersebut dapat mengarah pada dua hal yakni yang positif dan negatif. Misalnya, nafsu seksual yang bisa menjadi positif atau negatif. Menjadi positif jika dilakukan dengan cara yang sesuai ajaran Islam dan bertujuan untuk melanjutkan generasi umat manusia.

Namun nafsu seksual menjadi negatif ketika diumbar atau ketika bertentangan dengan aturan syariat. Dalam hal ini, Allah SWT memberi pilihan kepada manusia, antara memilih yang positif atau negatif. Allah SWT berfirman, "Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)..." (QS Al-Balad ayat 10).

Makna kedua 'nafs' adalah hati atau kalbu. Makna ini digunakan dalam Alqurah Surah Al-Isra ayat 25: "Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang yang baik, maka sungguh, Dia Maha Pengampun kepada orang yang bertoba

Ketiga, 'nafs' memiliki makna jiwa atau ruh atau sesuatu yang bernyawa. Makna ini terdapat dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 145:

"Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu, dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur."

Keempat, 'nafs' juga memiliki makna yaitu Dzat Allah Yang Mahasuci, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-An'am ayat 12: "Katakanlah (Muhammad), “Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi?” Katakanlah, “Milik Allah.” Dia telah menetapkan (sifat) kasih sayang pada diri-Nya. Dia sungguh akan mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak diragukan lagi. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman."

Demikian sekilas beberapa pengertian nafs dalam kacamata sufistik. Semoga bermanfaat.

SEPULUH ARGUMENTASI BAHWA MALAM KE-27 ADALAH LAILATUL QODAR

Apakah bisa dipastikan tanggal 27 Ramadan adalah lailatul qodar? Untuk memastikan, barangkali lebih berhati-hati jangan. Tetapi bahwa mayori...