![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjws_6qt43YHcGil-_naQ9r91cM0gBlx3v7cDbVdq0zEpR_JsErPuymPm4wsa5tiG_CHiAZUHYbjoI5M8FSpBHbVKZq8ERXD8eOP6CIPPsPkh0GpYttUyvRn8YqEIm3MjP7NdeILJ_R4t7A/s200/kum2x1%255B1%255D.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtArNFfGjjcGKuaHKZiasjhoPbCNyR9p6PJzf1jPPKFnD0omUA1XnEfabtz4bWi9o3lS5tsnIVGEixCccoIVWVnmjA9BnlUqZHTKpoxADyXaPpZY4A97WsOaGSeq5ZJWWijrlvnEkCMohg/s200/doktor+bedah%255B1%255D.jpg)
Seorang anak bertanya pada si Kamsuy bapaknya. Bukan lagi bertanya tentang buat apa ber-lapar2 puasa, karena pertanyaan seperti itu anak2 si Kamsuy sudah pada mudeng. Yang dipertanyakan ke si Kamsuy kali ini menyoal cara berpakaian dokter.
Anak: “Papah, papah, kenapa sih dokter yang sedang mengoperasi koq mukanya pada ditutup gitu sich kayak lagi main ski di kutub utara?”
Kamsuy: “Memangnya kenapa sayaaang..”
Anak: “Tuch lihat para dokter pakaiannya kayak Superman gitu!”
("Waduch pertanyaan ini gampang2 susah nich", dalam hati si Kamsuy. Lalu ia pun menjawab sekenanya)
Kamsuy: “Sssstttt...tapi jangan bilang2 sama orang2 lain yaahhh....
Anak: “Ocheeyy deh papaaahhh...”
Kamsuy: “Sebab kalau dokternya melakukan kesalahan waktu mengoperasi, pasiennya kan jadi gak tahu yang mana dokternya....”
====n425====
Pesan moral : Menyampaikan pesan pada lawan bicara harus disesuaikan dengan tingkat kematangan dan kecerdasannya. Jangan memaksakan pesan yang tidak akan difahami lawan bicara kita. Kemampuan ber-empati atau kemampuan menyesuaikan dengan suasana kejiwaan orang lain amat diperlukan.