Isu yang berkembang itu cukup menjadi
alasan saya untuk membuktikan kebenarannya. Selepas penandatanganan
prasasti dan peninjauan gedung, Sultan pun duduk satu meja dengan
Ketum Sekar Wisnu Adhi Wuryanto. Setelah ngobrol ngalor ngidul
seputar penanggulangan dampak erupsi Merapi, Sultan pun mulai siap
beranjak dari tempat duduk. Kru protokol dan undangan pun mulai
beranjak dan mendekat Sultan.
Sayangnya saat itu meja Sultan mulai
terhalang orang2 yang mulai pada berdiri. Rupanya mereka ingin
berfoto bersama Sultan. Saya pun langsung menusuk masuk mendekat meja
bekas Sultan. Dan bener saja dalam sekejap meja dengan beberapa gelas
minuman mineral di meja Sultan itu sudah tak ada isinya. Termasuk
gelas minuman bekas Ketum Sekar. Tidak jelas siapa yang punya
inisiatif aneh itu.
Pada kesempatan Sultan pamitan dan
kembali ke Jogja, saya pun bertanya pada Ketum.
Saya : “Bung Wisnu, apa sudah tahu
ada kebiasaan kalau minuman bekas Sultan jadi rebutan?”
Wisnu : “Ya, saya tau itu dikasi tau
temen2 Jogja. Saya juga merasakan ada beberapa orang yang selalu
mengamati ke meja Sultan...”
Saya : “Apa bung tahu ketika bung dan
Sultan beranjak dari tempat duduk menuju ke halaman TK, dalam sekejap
meja dengan beberapa gelas yang saya liat masih terisi setengah,
termasuk gelas bekas bung sudah kosong semua?”
Wisnu : “Wah, masa sich, saya tidak
tau itu...”
Saya : “Tapi saya curiga, minuman
bekas Sultan itu anda yang minum?”
Wisnu : “Hehehe...kalo soal itu no
comment ochey...”==========N425
Pesan moral: "Indonesia terkenal memiliki ragam budaya yang unik. Gunakan kacamata budaya, bukan kacamata spiritual agama."
Pesan moral: "Indonesia terkenal memiliki ragam budaya yang unik. Gunakan kacamata budaya, bukan kacamata spiritual agama."