Sabtu, 20 Juni 2020

Tantangan Fajrin Rashid jadi Direktur Telkom

By: Nana Suryana

Muhammad Fajrin Rasyid, anak muda kelahiran Jakarta berusia 34 tahun ini telah sah menjadi salah satu direksi PT. (Persero) Telekomunikasi Indonesia (Tbk). Alumni Informatika ITB ber-IPK 4 ini, telah mendapat restu menjadi Direktur Digital Business Perseroan dalam RUPST yang gelar Jumat (19/6/20). Ini berarti pria berotak encer yang pernah jualan Mie Ayam ini, merupakan direktur termuda dalam jajaran bod Telkom saat ini. 


Walaupun soal usia, ia harus menerima kenyataan bahwa Ir. Willy Munandir lah yang masih tetap memegang rekor sebagai direktur Telkom (Perumtel) termuda. Ir. Willy Munandir lahir di Banyuwangi pada 10 April 1936, kemudian menjadi Direktur Operasi Perumtel pada 27 Desember 1969. Kemudian pada thn 1973 menjadi Dirut Perumtel. Dan malang-melintang memegang jabatan itu selama 12 tahun.

Sesuai yang digadang-gadang


Pria lulusan Teknik Informatika ITB beryudisium Cumlaude ini, memang sejak semula telah santer digadang-gadang akan menjadi salah satu pejabat penting di Telkom. Ini lantaran isu yang sempat dihembuskan Menteri BUMN, Erick Thohir, bahwa di Telkom akan ada direktur muda milenial berusia di bawah 40 tahun.

Karuan saja, kalangan media massa penasaran dan mencari tahu siapa kah gerangan orang dimaksud. Terkaan media massa tak keliru. Yang menjadi sorotan memang terhadap anak muda yang semasa kuliah di ITB, seluruh mata kuliahnya bernilai “A” ini.

Lantas apa yang diharapkan dari Fajrin bagi pengembangan teknologi digital di lingkungan Telkom? Apakah pengalamannya sebagai salah satu Pendiri starup e-commerce Bukalapak dan Konsultan di Boston Counsulting Group bisa bermanfaat bagi Telkom? Lantas mau dibawa kemana teknologi bisnis digital Telkom dalam genggamannya?

Ah, sepertinya tak perlu ada keraguan bagi Telkom terhadap kualifikasinya. Selain kepiawaiannya mengutak-atik bisnis e-commerce, juga dalam hal jenjang pendidikan, Fajrin Rasyid, sempat mengenyam pendidikan di Harvard Business School dan Stanford University Graduate School of Business.

Fajrin memang pernah menjadi konsultan di Boston Counsulting Group selama satu setengah tahun. Setelah hengkang dari sana ia bersama Ahmad Zaki dan Nugoroho Herucahyono mendirikan unicorn Bukalapak. Bahkan berhasil menyabet suntikan dana dengan mengundang investor dalam dan luar negeri.

Bukalapak pun menjadi besar dan sebagai salah satu pebisnis e-commerce terkemuka di Republik ini. Bukalapak menjadi startup unicorn bervaluasi di atas US$.1 miliar. Bahkan menurut CBInsights valuasi Bukalapak sudah tembus US$.2,5 miliar atau setara Rp 42 triliun. Luar biasa bukan?

Selama tujuh tahun Fajrin Rasyid menjabat sebagai Chief Finance Officer (CFO). Lalu pada 2018 ia pun dipercaya sebagai President Bukalapak. Sudah pasti, selaku co-founder, Fajrin Rasyid juga memegang sejumlah saham Bukalapak. Jadi kalau bicara soal fulus, dia termasuk anak muda yang berkelimpahan.

Apa kata ET dan Ririek

Menurut Menteri BUMN, Erick Thohir dengan disahkannya Co-Founder dan Presiden Bukalapak Muhammad Fajrin Rasyid sebagai Direktur Bisnis Digital Telkom, maka diharapkan di tangannya akan terjadi perubahan pada strategi bisnis Telkom.

"Telkom harus mampu mengubah dan memperkuat strategi bisnisnya, terutama di era pasca COVID-19 harus semakin maju dan berkembang dalam bisnis digitalnya. Ia merupakan sosok anak muda yang tepat untuk memegang posisi itu," katanya kepada media, sesuai RUPST.

"Fajrin merupakan figur anak muda yang sudah teruji kiprah dan karyanya di bisnis digital. Dengan rekam jejak dan pengalamannya, meski masih muda usia, Fajrin adalah figur yang kredibel untuk memimpin pengembangan bisnis digital Telkom," ujarnya.

Sementara menurut Dirut Telkom, Ririek Adriansyah, terpilihnya Fajrin tidak lepas dari rencana pemegang saham yang ingin Telkom bisa terus mengembangkan bisnis dan pelayanannya."Karena itu kami butuh membawa BOD yang memiliki kompetensi di bisnis digital dan yang dipilih pemegang saham adalah Mas Fajrin. Kalau Pak Presiden punya mas Menteri, maka di Telkom kita punya mas Direktur," katanya.

Janji Fajrin dan tantangannya


Apakah Fajrin mampu menggarap bisnis digital Telkom? Kepada awak media ia mengatakan akan terlebih dahulu banyak berkonsultasi dengan anggota BOD lainnya, terutama dengan Direktur Consumer Service. “Sebagai salah satu direktur, tentu saya harus banyak mempelajari kondisi bisnis dan pelayanan perusahaan, tidak terkecuali dalam menangani seluruh keluhan dari pengguna Indihome,” tandasnya.

Namun tentu saja, bisnis digital di Telkom tak hanya menyoal layanan an-sich Indihome wahai bung muda!!

Yang menjadi tantangan terbesar Telkom saat ini adalah bagaimana mengembangkan bisnis big data, dimana posisi Telkom kedodoran. Bahkan masalah ini sempat dikeluhkan dan bikin gerah Menteri BUMN, Erick Thohir. Sampai-sampai beberapa waktu lalu beliau sempat berwacana untuk membubarkan Telkom.

Selain itu, sejak 2017, Telkom terus mengembangkan ekosistem digital untuk mendukung pembangunan ekonomi digital di Tanah Air. Bahkan Telkom mengajak para mitranya untuk berkolaborasi dan bersinergi mengembangkan layanan digital untuk masa kini dan masa depan. Apalagi Presiden Joko Widodo telah mencanangkan ekonomi digital Indonesia harus menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Hal ini juga sejalan dengan visi TelkomGroup untuk menjadi the King of Digital in the Region. Semua layanan digital ini harus memberikan manfaat yang luas baik bagi perusahaan dan bangsa, sehingga Ekosistem Digital akan tercipta untuk mewujudkan pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia yang berkelanjutan.

Perlu diketahui bahwa, tiga tahun yang lalu, TelkomGroup telah menandatangani kerjasama dengan Cellum International dari Hungaria untuk membangun bisnis digital di sektor fintech untuk pelanggan enterprise. Kemudian untuk memperkaya e-commerce bagi pelanggan enterprise juga ditandatangani kerja sama dengan perusahaan lokal ADW.

Sementara untuk mengembangkan layanan digital bagi pelanggan perorangan, seperti game, video, music hub, dan browser, akan dilakukan oleh anak usaha Telkom, yakni Melon dan Metranet. Melalui Metranet, Telkom Group menggandeng Agate sebagai mitra yang akan membangun ekosistem game dan publisher game international seperti GameLoft dan Garena.

Untuk membangun entertainment hub, Telkom akan membangun video hub berbasis advertising dan subscription, juga menggandeng beberapa mitra penyedia konten video dan musik. Antara lain HOOQ, Muvinow, Goers, dan Finnet.

Untuk itu, melalui Fajrin, diharapkan terjalin ajang tukar pikiran para eksekutif pelaku industri digital, serta kolaborasi penyedia platform dan pemilik konten dengan TelkomGroup. Dengan demikian diharapkan dapat melahirkan layanan-layanan digital yang memiliki manfaat luas bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Sejak 2017, TelkomGroup memperkenalkan beberapa layanan digital baru. Untuk segmen enterprise, diperkenalkan layanan “xooply” dan xsight. Xooply merupakan platform B2B marketplace yang memberikan kemudahan kepada perusahaan melakukan transaksi secara online (e-commerce). Xooply.com nantinya merupakan platform B2B e-Marketplace pertama yang mengagregasikan kebutuhan pengadaan maintenance, repair, and operations (MRO) dari BUMN, BUMD, dan K3S. Sedangkan layanan Xsight dapat mempermudah keputusan bisnis perusahaan dan membantu developer membangun aplikasinya.

Di bidang advertising, melalui layanan “Aim Right”, Telkom ingin bertekad guna memudahkan pelanggan korporasi untuk mengirimkan informasi produk berbagai format melalui aplikasi telepon seluler kepada profil pengguna sesuai target penerima informasi. Layanan “Xooply”, ‘Xsight” dan “Aim Right” ini sudah dapat dinikmati pelanggan pada Desember 2017.

Untuk memberikan pengalaman Like Never Before, untuk anak-anak dan keluarga Indonesia, Telkom siap menyediakan USearch, browser terkini yang dikastemisasi untuk melindungi anak-anak dari konten pornografi, cybercrime, rasis dan konten-konten negatif lainnya. TelkomGroup juga memperkenalkan HOOBEX dan OONA yang merupakan layanan “Twin OTT Platform” untuk entertainment.

Hoobex akan memanjakan pelanggan dengan layanan video dan music premium dengan cara berlangganan. Layanan ini dilengkapi dengan OONA yang akan memiliki puluhan atau ratusan kanal TV/linear channel yang bisa dinikmati pelanggan secara gratis dan berbasis programmatic advertising. Dengan inovasinya dalam programmatic advertising, OONA akan mendorong terjadinya industri konten video yang sehat di Indonesia.

Nah itu dia, antara lain, tantangan bisnis digital Tekom saat ini wahai anak muda! Asal anda tahu saja bahwa 60% revenue Telkom saat ini diperoleh dari bisnis ini. Jadi kini saatnya tunjukkan dan buktikan kepiawaian dan kehebatan anda mengelola bisnis digital Telkom. Anda sanggup wahai bung muda..!!!//**nas

*) Data-data diperoleh dari berbagai sumber media massa
*) Penulis, adalah bekas karyawan Telkom







Fikih Puasa yang Wajib Diketahui

Makna puasa Puasa dalam bahasa Arab disebut dengan Ash Shiyaam (الصيام) atau Ash Shaum (الصوم). Secara bahasa Ash Shiyam artinya adalah al i...