Sabtu, 30 Maret 2013

Enam Tips Investasi Properti

Bisnis properti di Indonesia diperkirakan akan terus booming hingga 2014 mendatang. Pakar bisnis properti yang juga salah satu miliarder muda Indonesia, Bong Chandra memberikan tips untuk sukses terjun bisnis properti. Apa saja? 

1. Time Value

Waktu dalam bisnis properti merupakan hal yang berharga. Harga properti di Indonesia relatif masih lebih murah dibandingkan negara-negara sekawasan, sehingga harga tanah di Indonesia terus naik setiap detiknya. Harga tanah yang tinggi, tidak masalah jika investor dapat memanfaatkan secara cermat time value ini.

Bong memberikan contoh berdasarkan pengalamannya. Ia membeli tanah seluas 2.500 meter persegi di daerah Bumi Serpong Damai (BSD) seharga Rp16 miliar.

Ia membeli tanah girik dengan pembayaran bertahap dan dalam waktu delapan bulan harga tanah telah naik 100 persen. Bong pun menjual tanah tersebut, dengan penjualan lebih dari Rp30 miliar kepada perusahaan swasta.

“Carilah tanah yang agak ribet seperti girik agar kita bisa mengulur waktu pembayaran. Ikat tanah tersebut dengan uang muka dibayar di depan notaris dan baru lunasi setelah proses sertifikat hak milik selesai yang memakan waktu panjang, harga tanah juga akan naik,” kata Bong.

2. Gap Zone

Dalam suatu wilayah, harga properti berbeda-besa, ada yang mahal tapi di satu sisi ada juga yang murah yang disebut gap zone. Investor properti harus jeli melihat gap zone ini di suatu wilayah. “Di kelapa Gading ada ruko dijual Rp29 miliar, atau per meternya bisa Rp100 juta. Tetapi ada juga apartemen yang dijual seharga Rp10 juta per meter,” katanya.

3. Future Development

Sebelum membeli tanah, cermati peta pengembangan tata kota di wilayah tersebut di setiap pemerintah daerah. Ia menjelaskan, harga tanah di Karawang naik berpuluh-puluh lipat karena pemerintah menjadikan Karawang sebagai kota industri.

Untuk itu, ia menyarankan cermati pembangunan jalan tol di wilayah tersebut, karena akses jalan dapat meningkatkan nilai tanah di wilayah tersebut.

4. Follow The King

Jika Anda merupakan investor properti bermodal pas-pasan, jangan pernah menjadi pionir di suatu daerah. Menjadi pionir, berarti menyiapkan investasi yang besar untuk edukasi pasar dan iklan.

“Untuk tahap awal jadi parasit dulu saja, jangan pernah jadi pionir. Ikuti gerakan raja, seperti Summarecon yang masuk ke Bekasi maka ikut juga masuk Bekasi, pasti harga properti akan naik gila-gilaan,” ujarnya.

5. Buy High, Sell Higher

Jika harga properti di daerah tersebut telah tinggi namun strategis, tetap beli properti. Kalau ada kekuatan finansial yang kuat, maka menggoreng harga properti bisa dilakukan.

“Mahal itu relatif. Jika ada satu ruko yang dijual mahal dan terjual, otomatis harga ruko yang lain akan ikut tinggi. Beli lima ruko, satu ruko harga tinggi, maka empat ruko kita juga otomatis harganya ikut naik,” katanya.

6. Switching Properti

Cari apartemen dan mal yang tidak laku maka harganya dapat lebih murah, lalu ubahlah fungsi mal atau apartemen tersebut dengan menjadi hotel atau function hall karena baik secara jangka panjang.

Atau, investor bisa menambah gimmick dengan mengubah strategi seperti peluncuran kembali dengan nama baru, unit-unit diperkecil dan memberikan program cicilan lebih panjang.

(Sumber : viva.co.id)

SEPULUH ARGUMENTASI BAHWA MALAM KE-27 ADALAH LAILATUL QODAR

Apakah bisa dipastikan tanggal 27 Ramadan adalah lailatul qodar? Untuk memastikan, barangkali lebih berhati-hati jangan. Tetapi bahwa mayori...